Jakarta: Pedagang Blok G Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, menolak rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI mengakomodasi pedagang kaki lima (PKL) yang berdagang di trotoar. Mereka khawatir barang dagangan di Blok G tidak laku lantaran pembeli cenderung tergoda pada barang yang dekat dan mudah dilihat.
Nasri, 50, pedagang sepatu asal Padang, Sumatra Barat, mengaku keberatan dengan rencana itu. Selain menambah kemacetan dan menimbulkan kebingungan arus lalu lintas, ia menduga Blok G akan lebih sepi dari kondisi yang sudah sepi saat ini.
"Aduh, bisa tambah sepi ini pasar. Nanti kendaraan yang mau masuk ke Tanah Abang lewat mana? Kalau saya sebagai pedagang tidak setuju, bakal mati pasti (Blok G)," tegas Nasri yang berjualan di lantai 1 Blok G Pasar Tanah Abang, seperti dilansir Media Indonesia, Rabu, 13 Desember 2017.
Nasri mengatakan kondisi dagangannya saat ini telah mengkhawatirkan. Pembeli sepi. Berbeda ketika kepemimpinan Joko Widodo/Basuki Tjahaja Purnama yang per hari dia bisa menghasilkan Rp1 juta-Rp1,5 juta.
Pada saat itu, terang Nasri, PKL trotoar dipindahkan ke Blok G. Praktis pembeli datang ke Blok G. Persaingan memang tambah keras, tapi pembeli juga banyak.
Saat ini ia hanya bisa meraih 30% dari omzet zaman terdahulu. "Kalau sekarang paling Rp200 ribu-Rp300 ribu per hari. Dapat Rp400 ribu saja sudah alhamdulillah," imbuh Nasri yang memiliki tiga toko.
Nasri berkisah di zaman Jokowi/Ahok, trotoar Tanah Abang bersih dari PKL. Namun, seiring berjalannya waktu, trotoar kembali diisi PKL. Satpam-satpam di Blok F Pasar Tanah Abang pun menjual lapak untuk PKL berdagang.
Dalam penataan Tanah Abang, sumber di Balai Kota DKI mengungkapkan Pemprov DKI akan menutup sebagian ruas jalan Jatibaru Raya seberang Stasiun Tanah Abang untuk PKL.
PKL bebas berdagang di jalan dan disediakan tenda khusus. Kendaraan tidak akan bisa melintas di area itu lagi. Saat ini pun kawasan Jatibaru Raya mulai diberi pembatas beton. Antara trotoar dan jalan diberi beton kuning setinggi kurang lebih 1 meter.
Begitu juga arah Tugu Tani dan Blok G terpasang pembatas setinggi 1,5 meter. Kendati demikian, di antara jejeran pembatas diberi ruang bagi pengguna jalan menyeberang.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno meyakini penataan PKL Tanah Abang tidak akan menimbulkan kecemburuan sosial. Pihaknya telah mendata sekitar 426 PKL di kawasan itu untuk menempati salah satu lajur di Jalan Jatibaru Raya.
"Kita reses dari 400 PKL itu sebetulnya berhubungan sama pemilik toko. Jadi mereka yang punya toko di dalam itu front office," kilah Sandi menjawab keberatan pedagang Blok G.
Jakarta: Pedagang Blok G Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, menolak rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI mengakomodasi pedagang kaki lima (PKL) yang berdagang di trotoar. Mereka khawatir barang dagangan di Blok G tidak laku lantaran pembeli cenderung tergoda pada barang yang dekat dan mudah dilihat.
Nasri, 50, pedagang sepatu asal Padang, Sumatra Barat, mengaku keberatan dengan rencana itu. Selain menambah kemacetan dan menimbulkan kebingungan arus lalu lintas, ia menduga Blok G akan lebih sepi dari kondisi yang sudah sepi saat ini.
"Aduh, bisa tambah sepi ini pasar. Nanti kendaraan yang mau masuk ke Tanah Abang lewat mana? Kalau saya sebagai pedagang tidak setuju, bakal mati pasti (Blok G)," tegas Nasri yang berjualan di lantai 1 Blok G Pasar Tanah Abang, seperti dilansir
Media Indonesia, Rabu, 13 Desember 2017.
Nasri mengatakan kondisi dagangannya saat ini telah mengkhawatirkan. Pembeli sepi. Berbeda ketika kepemimpinan Joko Widodo/Basuki Tjahaja Purnama yang per hari dia bisa menghasilkan Rp1 juta-Rp1,5 juta.
Pada saat itu, terang Nasri, PKL trotoar dipindahkan ke Blok G. Praktis pembeli datang ke Blok G. Persaingan memang tambah keras, tapi pembeli juga banyak.
Saat ini ia hanya bisa meraih 30% dari omzet zaman terdahulu. "Kalau sekarang paling Rp200 ribu-Rp300 ribu per hari. Dapat Rp400 ribu saja sudah alhamdulillah," imbuh Nasri yang memiliki tiga toko.
Nasri berkisah di zaman Jokowi/Ahok, trotoar Tanah Abang bersih dari PKL. Namun, seiring berjalannya waktu, trotoar kembali diisi PKL. Satpam-satpam di Blok F Pasar Tanah Abang pun menjual lapak untuk PKL berdagang.
Dalam penataan Tanah Abang, sumber di Balai Kota DKI mengungkapkan Pemprov DKI akan menutup sebagian ruas jalan Jatibaru Raya seberang Stasiun Tanah Abang untuk PKL.
PKL bebas berdagang di jalan dan disediakan tenda khusus. Kendaraan tidak akan bisa melintas di area itu lagi. Saat ini pun kawasan Jatibaru Raya mulai diberi pembatas beton. Antara trotoar dan jalan diberi beton kuning setinggi kurang lebih 1 meter.
Begitu juga arah Tugu Tani dan Blok G terpasang pembatas setinggi 1,5 meter. Kendati demikian, di antara jejeran pembatas diberi ruang bagi pengguna jalan menyeberang.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno meyakini penataan PKL Tanah Abang tidak akan menimbulkan kecemburuan sosial. Pihaknya telah mendata sekitar 426 PKL di kawasan itu untuk menempati salah satu lajur di Jalan Jatibaru Raya.
"Kita reses dari 400 PKL itu sebetulnya berhubungan sama pemilik toko. Jadi mereka yang punya toko di dalam itu front office," kilah Sandi menjawab keberatan pedagang Blok G.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)