Jakarta: Usulan anggaran Pengadaan Kendaraan Dinas Operasional Lapangan Khusus DKI Jakarta untuk 2018 sebesar Rp44 miliar harus terukur. Terutama untuk mengembalikan APBD dalam bentuk pelayanan ke masyarakat.
Menurut pengamat transportasi Azas Tigor Nainggolan, saat ini rincian terkait usulan itu belum mengarah pada pelayanan. "Ini kabur, ini kan nanti ternyata bukan untuk kepentingan warga. Karena ngukurnya enggak bisa," kata Tigor pada medcom.id, Rabu, 29 November 2017.
Penyisiran mata anggaran terkait hal ini seharusnya bisa lebih rinci, sebab prinsip Kedinasan Provinsi harus memprioritaskan program untuk melayani. Apalagi info yang berkembang mengenai usulan kenaikan anggaran hanya untuk revitalisasi dan persiapan Asian Games.
Lebih elok jika kenaikan dipusatkan pada fasilitas penunjang kinerja Dishub. Sebab selama ini menurut Tigor, banyak keluhan kurangnya alat derek untuk menertibkan parkir liar.
"Kurang mobil Derek misalnya, itu baru logis. Menurut saya pengajuannya terlampau umum, kalau hanya revitalisasi dan persiapan Asian Games," imbuhnya.
Maka yang perlu dilakukan Dishub DKI menurut Tigor yakni menyisir ulang usulan. Mengingat prioritas aliran APBD harus kembali pada masyarakat Jakarta.
"Harusnya digambarkan lebih rinci, maksud saya ini betul enggak, anggarannya untuk warga, masyarakat," tandasnya.
Dalih Dishub Usulkan Kenaikan Anggaran
"Pertama itu untuk Asian Games, kedua untuk revitalisasi kendaraan," kata Wakil Kepala Dishub Sigit Wijatmoko kepada medcom.id.
Urgensi kenaikan menurutnya karena Inasgoc sebagai penyelenggara Asian Games, mensyaratkan waktu tempuh 30 menit dari wisma atlet Kemayoran ke Gelora Bung Karno bagi para atlit. Dishub Jakarta yang berwenang menyediakan sistem transportasi harus memenuhi syarat itu.
Sehingga menurutnya perlu pembelian motor dengan spesifikasi 500 hingga 1000cc untuk pengawalan. Terlebih nantinya atlet akan melewati jalan tol, dan masuk kategori pengawalan besar yang tak bisa dikawal motor matic 125cc.
Selebihnya selain persiapan Asian Games juga untuk revitalisasi, ia menyebut pergantian dan penambaham mesin derek dalam mata anggaran ini. "Pertama untuk kendaraan Derek, kedua ya itu pemanduan itu untuk motor besar," sebut Sigit.
Ada evaluasi yang diadakan Dishub terhadap sarana yang dimiliki. Jangka pemakaia. Rata-rata sudah melebihi 10 tahun, maka wajar menurut Sigit jika dilakukan revitalisasi. "Karena yang existing saat ini memang sudah terlalu tua. Kita juga sebelumnya punya motor 1000cc, 500cc untuk pengawalan. Jadi bukan hal baru," tandas Sigit.
Jakarta: Usulan anggaran Pengadaan Kendaraan Dinas Operasional Lapangan Khusus DKI Jakarta untuk 2018 sebesar Rp44 miliar harus terukur. Terutama untuk mengembalikan APBD dalam bentuk pelayanan ke masyarakat.
Menurut pengamat transportasi Azas Tigor Nainggolan, saat ini rincian terkait usulan itu belum mengarah pada pelayanan. "Ini kabur, ini kan nanti ternyata bukan untuk kepentingan warga. Karena ngukurnya enggak bisa," kata Tigor pada medcom.id, Rabu, 29 November 2017.
Penyisiran mata anggaran terkait hal ini seharusnya bisa lebih rinci, sebab prinsip Kedinasan Provinsi harus memprioritaskan program untuk melayani. Apalagi info yang berkembang mengenai usulan kenaikan anggaran hanya untuk revitalisasi dan persiapan Asian Games.
Lebih elok jika kenaikan dipusatkan pada fasilitas penunjang kinerja Dishub. Sebab selama ini menurut Tigor, banyak keluhan kurangnya alat derek untuk menertibkan parkir liar.
"Kurang mobil Derek misalnya, itu baru logis. Menurut saya pengajuannya terlampau umum, kalau hanya revitalisasi dan persiapan Asian Games," imbuhnya.
Maka yang perlu dilakukan Dishub DKI menurut Tigor yakni menyisir ulang usulan. Mengingat prioritas aliran APBD harus kembali pada masyarakat Jakarta.
"Harusnya digambarkan lebih rinci, maksud saya ini betul enggak, anggarannya untuk warga, masyarakat," tandasnya.
Dalih Dishub Usulkan Kenaikan Anggaran
"Pertama itu untuk Asian Games, kedua untuk revitalisasi kendaraan," kata Wakil Kepala Dishub Sigit Wijatmoko kepada medcom.id.
Urgensi kenaikan menurutnya karena Inasgoc sebagai penyelenggara Asian Games, mensyaratkan waktu tempuh 30 menit dari wisma atlet Kemayoran ke Gelora Bung Karno bagi para atlit. Dishub Jakarta yang berwenang menyediakan sistem transportasi harus memenuhi syarat itu.
Sehingga menurutnya perlu pembelian motor dengan spesifikasi 500 hingga 1000cc untuk pengawalan. Terlebih nantinya atlet akan melewati jalan tol, dan masuk kategori pengawalan besar yang tak bisa dikawal motor matic 125cc.
Selebihnya selain persiapan Asian Games juga untuk revitalisasi, ia menyebut pergantian dan penambaham mesin derek dalam mata anggaran ini. "Pertama untuk kendaraan Derek, kedua ya itu pemanduan itu untuk motor besar," sebut Sigit.
Ada evaluasi yang diadakan Dishub terhadap sarana yang dimiliki. Jangka pemakaia. Rata-rata sudah melebihi 10 tahun, maka wajar menurut Sigit jika dilakukan revitalisasi. "Karena yang existing saat ini memang sudah terlalu tua. Kita juga sebelumnya punya motor 1000cc, 500cc untuk pengawalan. Jadi bukan hal baru," tandas Sigit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)