Jakarta: Inspeksi mendadak Tim A Pengawasan Terpadu Sumur Resapan, Instalasi Pengelolaan Air Limbah dan Air Tanah Pemprov DKI di Kemententerian Pendidikan dan Kebudayaan tak berjalan mulus. Pintu sumur resapan tak bisa diakses.
"Denahnya enggak ada, pengarsipannya mereka susah," kata Ketua Tim A Budi Widiyanto pada Medcom.id di lokasi, Jakarta Pusat, Senin, 19 Maret 2018.
Menurut dia, sumur tak bisa diakses karena petugas pemeliharaan tak mengetahui denah instalasi pengelolaan air. Umur gedung tinggi itu tak lagi muda, sedangkan cetak biru pengelolaan air juga tidak ada.
Walhasil, Budi dan tim hanya melihat-lihat pintu sumur resapan yang tak bisa dibuka. Ada tiga sumur di lokasi tersebut dan seluruhnya tak bisa diakses.
Salah satu sumur berada di lapangan upacara Kemendikbud yang tengah direnovasi. Kondisinya tertutup tanah karena sedang diuruk.
Hal ini berbeda dengan sidak Tim B sebelumnya di Mal FX Sudirman. Akses di sana begitu mudah dengan tiga sumur resapan yang bisa dibuka-tutup. Meski terdapat lumpur dan kerak, petugas masih bisa mengukur kedalaman sumur.
Baca: Sumur Resapan Gedung tak Berfungsi Optimal
Budi menyebut perlu kesadaran pengelola gedung tinggi terkait hal ini. Perbaharuan denah seharusnya sepaket dengan pengelolaan gedung. Dengan begitu, pergantian pengelola tak menjadi masalah.
"Harusnya ya ada sinergi," sebut Budi.
Dia menjabarkan maksud sidak adalah untuk mengetahui problem pengelolaan gedung tinggi. Ini termasuk mengenai hambatan pengelolaan air.
Selain Kemendikbud, siang ini, Pemprov menyidak empat gedung lain yakni Hotel Sultan, Gedung BRI I & II, Hotel Le Meridien dan Gedung Da Vinci. Pagi tadi lima tim telah menyisir Ratu Plaza, FX Sudirman, Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI), Intiland Tower dan Hotel Sahid.
Jakarta: Inspeksi mendadak Tim A Pengawasan Terpadu Sumur Resapan, Instalasi Pengelolaan Air Limbah dan Air Tanah Pemprov DKI di Kemententerian Pendidikan dan Kebudayaan tak berjalan mulus. Pintu sumur resapan tak bisa diakses.
"Denahnya enggak ada, pengarsipannya mereka susah," kata Ketua Tim A Budi Widiyanto pada
Medcom.id di lokasi, Jakarta Pusat, Senin, 19 Maret 2018.
Menurut dia, sumur tak bisa diakses karena petugas pemeliharaan tak mengetahui denah instalasi pengelolaan air. Umur gedung tinggi itu tak lagi muda, sedangkan cetak biru pengelolaan air juga tidak ada.
Walhasil, Budi dan tim hanya melihat-lihat pintu sumur resapan yang tak bisa dibuka. Ada tiga sumur di lokasi tersebut dan seluruhnya tak bisa diakses.
Salah satu sumur berada di lapangan upacara Kemendikbud yang tengah direnovasi. Kondisinya tertutup tanah karena sedang diuruk.
Hal ini berbeda dengan sidak Tim B sebelumnya di Mal FX Sudirman. Akses di sana begitu mudah dengan tiga sumur resapan yang bisa dibuka-tutup. Meski terdapat lumpur dan kerak, petugas masih bisa mengukur kedalaman sumur.
Baca: Sumur Resapan Gedung tak Berfungsi Optimal
Budi menyebut perlu kesadaran pengelola gedung tinggi terkait hal ini. Perbaharuan denah seharusnya sepaket dengan pengelolaan gedung. Dengan begitu, pergantian pengelola tak menjadi masalah.
"Harusnya ya ada sinergi," sebut Budi.
Dia menjabarkan maksud sidak adalah untuk mengetahui problem pengelolaan gedung tinggi. Ini termasuk mengenai hambatan pengelolaan air.
Selain Kemendikbud, siang ini, Pemprov menyidak empat gedung lain yakni Hotel Sultan, Gedung BRI I & II, Hotel Le Meridien dan Gedung Da Vinci. Pagi tadi lima tim telah menyisir Ratu Plaza, FX Sudirman, Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI), Intiland Tower dan Hotel Sahid.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)
