medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo telah meluncurkan 'kartu sakti' yang salah satunya Kartu Indonesia Sehat (KIS). Kartu ini diberikan untuk membantu masyarakat kelas ekonomi bawah, agar mendapatkan pelayanan pengobatan secara gratis di puskesmas maupun rumah sakit.
Anna, warga Cilandak Selatan, menyambut baik adanya bantuan pemerintah melalui KIS ini. Dengan ini masyarakat menengah kebawah tidak lagi memikirkan sulitnya untuk berobat.
"Saya sih dari BPJS sudah menggunakan, ini (KIS) juga menggunakan baru dapat juga (KIS-nya). Bagus kok pelayanannya. Kita jadi bisa tenang kalau berobat," kata Anna di Puskesmas Kecamatan Cilandak, Jalan Kompleks BNI 46, Jakarta Selatan, Rabu (5/11/2014).
Namun, ia berharap pelayanan ini terus ditingkatkan terutama pada segi pengobatannya. Agar pasien dapat berobat dengan lancar dan tidak harus menunggu antrean yang sangat panjang.
"Pengalaman saya menggunakan BJPS, kalau kartu begini risikonya antrenya lama banget, mungkin kurang dokter atau pelayanannya. Mungkin ditambah lagi biar tidak antre lagi kaya yang lama (BPJS)," tandas dia.
Selain itu, ia menambahkan dokter dapat memberikan pendidikan tentang kesehatan kepada pengguna KIS, agar masyarakat dapat terhindar dari penyakit-penyakit berbahaya yang kemungkinan dapat menyerangnya.
"Mungkin ditambah pendidikan kesehatan semacam, konsultasi supaya terhindar dari penyakit berbahaya," tutupnya.
medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo telah meluncurkan 'kartu sakti' yang salah satunya Kartu Indonesia Sehat (KIS). Kartu ini diberikan untuk membantu masyarakat kelas ekonomi bawah, agar mendapatkan pelayanan pengobatan secara gratis di puskesmas maupun rumah sakit.
Anna, warga Cilandak Selatan, menyambut baik adanya bantuan pemerintah melalui KIS ini. Dengan ini masyarakat menengah kebawah tidak lagi memikirkan sulitnya untuk berobat.
"Saya sih dari BPJS sudah menggunakan, ini (KIS) juga menggunakan baru dapat juga (KIS-nya). Bagus kok pelayanannya. Kita jadi bisa tenang kalau berobat," kata Anna di Puskesmas Kecamatan Cilandak, Jalan Kompleks BNI 46, Jakarta Selatan, Rabu (5/11/2014).
Namun, ia berharap pelayanan ini terus ditingkatkan terutama pada segi pengobatannya. Agar pasien dapat berobat dengan lancar dan tidak harus menunggu antrean yang sangat panjang.
"Pengalaman saya menggunakan BJPS, kalau kartu begini risikonya antrenya lama banget, mungkin kurang dokter atau pelayanannya. Mungkin ditambah lagi biar tidak antre lagi kaya yang lama (BPJS)," tandas dia.
Selain itu, ia menambahkan dokter dapat memberikan pendidikan tentang kesehatan kepada pengguna KIS, agar masyarakat dapat terhindar dari penyakit-penyakit berbahaya yang kemungkinan dapat menyerangnya.
"Mungkin ditambah pendidikan kesehatan semacam, konsultasi supaya terhindar dari penyakit berbahaya," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LAL)