medcom.id, Jakarta: Sudah 10 bulan sejak digusur rezim Basuki `Ahok` Tjahaja Purnama, warga Kampung Aquarium tetap bertahan di lokasi penggusuran. Mereka membangun rumah semi permanen di atas puing-puing reruntuhan bangunan yang digusur pada April 2016.
Pantauan Metrotvnews.com, lokasi gusuran sudah berubah. Bangunan-bangunan semi permanen dari kayu menjamur. Ada juga sejumlah tenda besar yang jadi tempat tinggal beberapa warga.
Setidaknya ada lebih dari dua tempat mandi cuci kakus (MCK) di lokasi gusuran Kampung Aquarium. Musala untuk warga beribadah, juga berdiri kokoh.
Di bagian pinggir Jalan Pasar Ikan, sejumlah bedeng juga berdiri. Ada yang jadi tempat tinggal, tapi lebih banyak dimanfaatkan untuk berdagang makanan dan minuman.
Atribut partai Gerindra, mendominasi di wilayah itu. Pajangan spanduk dengan wajah pasangan calon gubernur DKI Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Solahudin Uno terpasang hampir di setiap sudut.
Tidak ada atribut dari pasangan calon lainnya. Termasuk, pasangan nomor urut 2, Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama-Djarot Saiful.
Teddy, perwakilan warga mengatakan, ada sekitar 109 kepala keluarga yang masih bertahan. Jika ditaksir, jumlah warga kampung Aquarium di lokasi penggusuran sekitar 300 orang.
"Sebelum digusur sekitar 1000-an warga, banyak yang pulang kampung," kata Teddy kepada Metrotvnews.com saat ditemui di Kampung Aquarium, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu 8 Februari 2017.
Teddy jadi salah satu warga yang mendirikan bangunan semi permanen. Dia mengaku tak mau pindah lantaran sudah turun-temurun tinggal di lokasi itu. "Kalau ke rusun berarti saya harus ngontrak seumur hidup," ucap Teddy.
Jono, warga lainnya yang bertahan segendang seirama. Buat Jono, pindah ke rusun sama saja memutus rezeki. Sebab, lokasi Rusun, jauh dari tempatnya bekerja sebagai kuli kapal.
"Saya cari uang di sini, kalau pindah habislah kerjaan saya," ucap Jono.
Alasan Pemprov DKI menertibkan kawasan Kampung Aquarium buat menata menjadi kawasan wisata bahari. Pemprov menyebut berhak atas tanah itu sebab berdiri di jalur hijau.
Namun, sudah sepuluh bulan, nyatanya lokasi gusuran tidak ditindaklanjuti. Dampaknya, sederet bangunan kembali berdiri.
medcom.id, Jakarta: Sudah 10 bulan sejak digusur rezim Basuki `Ahok` Tjahaja Purnama, warga Kampung Aquarium tetap bertahan di lokasi penggusuran. Mereka membangun rumah semi permanen di atas puing-puing reruntuhan bangunan yang digusur pada April 2016.
Pantauan
Metrotvnews.com, lokasi gusuran sudah berubah. Bangunan-bangunan semi permanen dari kayu menjamur. Ada juga sejumlah tenda besar yang jadi tempat tinggal beberapa warga.
Setidaknya ada lebih dari dua tempat mandi cuci kakus (MCK) di lokasi gusuran Kampung Aquarium. Musala untuk warga beribadah, juga berdiri kokoh.
Di bagian pinggir Jalan Pasar Ikan, sejumlah bedeng juga berdiri. Ada yang jadi tempat tinggal, tapi lebih banyak dimanfaatkan untuk berdagang makanan dan minuman.
Atribut partai Gerindra, mendominasi di wilayah itu. Pajangan spanduk dengan wajah pasangan calon gubernur DKI Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Solahudin Uno terpasang hampir di setiap sudut.
Tidak ada atribut dari pasangan calon lainnya. Termasuk, pasangan nomor urut 2, Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama-Djarot Saiful.
Teddy, perwakilan warga mengatakan, ada sekitar 109 kepala keluarga yang masih bertahan. Jika ditaksir, jumlah warga kampung Aquarium di lokasi penggusuran sekitar 300 orang.
"Sebelum digusur sekitar 1000-an warga, banyak yang pulang kampung," kata Teddy kepada
Metrotvnews.com saat ditemui di Kampung Aquarium, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu 8 Februari 2017.
Teddy jadi salah satu warga yang mendirikan bangunan semi permanen. Dia mengaku tak mau pindah lantaran sudah turun-temurun tinggal di lokasi itu. "Kalau ke rusun berarti saya harus ngontrak seumur hidup," ucap Teddy.
Jono, warga lainnya yang bertahan segendang seirama. Buat Jono, pindah ke rusun sama saja memutus rezeki. Sebab, lokasi Rusun, jauh dari tempatnya bekerja sebagai kuli kapal.
"Saya cari uang di sini, kalau pindah habislah kerjaan saya," ucap Jono.
Alasan Pemprov DKI menertibkan kawasan Kampung Aquarium buat menata menjadi kawasan wisata bahari. Pemprov menyebut berhak atas tanah itu sebab berdiri di jalur hijau.
Namun, sudah sepuluh bulan, nyatanya lokasi gusuran tidak ditindaklanjuti. Dampaknya, sederet bangunan kembali berdiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)