medcom.id, Jakarta: Warga Kampung Pulo yang berada di bantaran Sungai Ciliwung mulai mengosongkan rumah. Petugas dengan alat berat yang baru mulai merobohkan rumah warga.
Di lokasi relokasi, Kamis (20/8/2015) siang, sebuah beko berwarna kuning mulai merubuhkan rumah warga yang ada di bantaran Sungai Ciliwung. Rumah warga yang berjejer di tepi Kali Ciliwung nampak sudah kosong.
Sejumlah warga masih sibuk mengeluarkan perabotan mereka. Salah satunya Asan, 36, warga RT 03 RW 03 Kampung Pulo. Asan tinggal di Kampung Pulo mewarisi warisan rumah orangtuanya. Orang tua dia tinggal di sana sejak tahun 1930.
Asan pasrah rumahnya dirobohkan. Ia mengaku akan pindah ke rusun Jatinegara Barat. "Saya mau pindah ke rusun, sudah ambil kunci. Ini mau beres-beres," kata Asan.
Asan menjelaskan, sebenarnya ia keberatan pindah ke rusun. Sebab, biaya sewa Rp300 ribu per bulan bagi pekerja serabutan sepertinya itu memberatkan.
"Sementara ini saya masih di rusun dulu, enggak tahu berapa bulan. Kalau sewa tinggi, saya keluar (rusun)," ujar Asan.
Ia juga bingung menempati rusun. Lantaran di rumahnya ada lima kepala keluarga. Ia hanya mendapatkan satu unit rusun. "Saya berharap rumah orangtua saya diganti," terang Asan.
medcom.id, Jakarta: Warga Kampung Pulo yang berada di bantaran Sungai Ciliwung mulai mengosongkan rumah. Petugas dengan alat berat yang baru mulai merobohkan rumah warga.
Di lokasi relokasi, Kamis (20/8/2015) siang, sebuah beko berwarna kuning mulai merubuhkan rumah warga yang ada di bantaran Sungai Ciliwung. Rumah warga yang berjejer di tepi Kali Ciliwung nampak sudah kosong.
Sejumlah warga masih sibuk mengeluarkan perabotan mereka. Salah satunya Asan, 36, warga RT 03 RW 03 Kampung Pulo. Asan tinggal di Kampung Pulo mewarisi warisan rumah orangtuanya. Orang tua dia tinggal di sana sejak tahun 1930.
Asan pasrah rumahnya dirobohkan. Ia mengaku akan pindah ke rusun Jatinegara Barat. "Saya mau pindah ke rusun, sudah ambil kunci. Ini mau beres-beres," kata Asan.
Asan menjelaskan, sebenarnya ia keberatan pindah ke rusun. Sebab, biaya sewa Rp300 ribu per bulan bagi pekerja serabutan sepertinya itu memberatkan.
"Sementara ini saya masih di rusun dulu, enggak tahu berapa bulan. Kalau sewa tinggi, saya keluar (rusun)," ujar Asan.
Ia juga bingung menempati rusun. Lantaran di rumahnya ada lima kepala keluarga. Ia hanya mendapatkan satu unit rusun. "Saya berharap rumah orangtua saya diganti," terang Asan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)
