eks Ketua Umum Gafatar Mahful M Tumanurung (tengah) di Kantor YLBHI, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (26/1/2016). Foto: M Rodhi Aulia/MTVN.
eks Ketua Umum Gafatar Mahful M Tumanurung (tengah) di Kantor YLBHI, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (26/1/2016). Foto: M Rodhi Aulia/MTVN.

Eks Ketum Gafatar: Kami Telah Keluar dari Pemahaman Islam Mainstream

M Rodhi Aulia • 26 Januari 2016 19:22
medcom.id, Jakarta: Eks Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) mengkalrifikasi pemberitaan yang beredar tentang keyakinan agamanya. Menurut eks Ketua Umum Gafatar Mahful M Tumanurung, organisasinya ini bukanlah ajaran sesat.
 
"Kami menyatakan sikap telah keluar dari keyakinan atau paham keagamaan Islam mainstream di Indonesia dan tetap berpegang teguh pada Millah Abraham sebagai jalan kebenaran tuhan seperti yang telah diikuti dan diajarkan para Nabi dan Rasul Allah," kata Mahful di Kantor YLBHI, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (26/1/2016).
 
Mahful menyesalkan sikap Majelis Ulama Indonesia yang mengeluarkan fatwa sesat pada keyakinan yang dianut kelompoknya selama ini. Mahful berpandangan, Gafatar dan MUI sama-sama organisasi kemasyarakatan.

Perbedaannya, kata dia, Gafatar bergerak di bidang sosial budaya yang berasaskan Pancasila dan MUI di bidang keagamaan. "Sama sama ormas tidak usah saling menyesatkan. Kami tidak memiliki pemahaman yang sama. Karena kami di luar (Islam). Kami bukan dari bagian mereka. Perwakilan (Islam) mainstream. Kami iman pada semua kitab agama. Semua Rasul Allah. Yang diajarkan Tuhan yang satu," beber Mahful.
 
Alumnus Universitas Islam Negeri Jakarta ini menambahkan, dulu Gafatar memiliki legal standing sebagai ormas yang berdiri di Indonesia. Selain itu, akta pendiriannya pun tercatat di kenotariatan tertanggal 14 Agustus 2011.
 
"Dengan dinamika dan perkembangan yang ada di masyarakat, pada tanggal 13 Agustus 2015 kami melakukan kongres luar biasa. Kami membubarkan Gafatar karena alasan sosial, keagamaan dan tudingan dan secara administratif," ungkap Mahful.
 
Pascapembubaran, Mahful mengatakan, tidak ada lagi ormas yang bernama Gafatar. Semua anggota dan simpatisan Gafatar yang jumlahnya lebih dari 100 ribu orang di seluruh Indonesia dipersilakan memilih sendiri jalan hidup mereka.
 
"Satu program yang akan terus diperjuangkan adalah program kedaulatan pangan. Kami sepakat tetap konsentrasi dan fokus berjuang membangun bangsa lewat ini. Meskipun ini tidk mengikat dan memaksa. Setelah dibubarkan, praktis masing-masing pribadi kami persilakan ambil sikap," beber dia.
 
Mahful mengatakan, pihaknya sudah pernah mengundang MUI untuk berdialog terkait paham yang mereka anut sekira tahun 2015. Akan tetapi, kata Mahful, tak ada tanggapan sama sekali dari MUI dan malah mengeluarkan fatwa sesat.
 
"Secara keagamaan kami menyerahkan kepada haknya masing-masing. Untuk urusan kami pulangkan ke warga eks Gafatar. Ingat mereka datang dari latar belakang berbagai agama. Mayoritas ber-KTP Islam. Bagi mereka yang ingin mendalami keyakinan, yang kami dapatkan dari Injil, Taurat, Zabur dan Alquran, kami sampaikan. Tanpa ada pemaksaan. Tanya kepada mereka, apakah pernah ada pemaksaan," ungkap dia.
 
Dalam kesempatan ini, YLBHI kedatangan sebanyak delapan orang. Mereka adalah Mahful M Tumanurung, Muchtar Asni, Wisnu Windhani, Dr. Munandar SP.OG, Tubagus Abduh, Daruwijaya, Jusuf Damarjati dan Heru Mulyantoro.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan