Jakarta: Keterlibatan ibu pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK) dalam menekan aktivitas pembakaran sampah di Jakarta dinilai sangat penting. Pasalnya, pelaku pembakaran sampah rumah tangga didominasi oleh perempuan.
Untuk itu, komunitas Bicara Udara menggandeng ibu PKK dalam upaya menekan aktivitas bakar sampah di Ibu Kota. Diharapkan peran PKK dapat membantu menyosialisasikan bahaya pembakaran sampah hingga level terbawah.
"Harapannya kader PKK bisa memberikan penyuluhan kepada warga di lingkungan terdekatnya agar tidak membakar sampah lagi dan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) baik di lingkup keluarga sendiri maupun dengan melakukan sosialisasi kepada lingkungan terdekat," ungkap Community Specialist Bicara Udara, Primadita Rahma dalam keterangan tertulis, Selasa, 28 Februari 2023.
Prima sapaan akrabnya menerangkan di beberapa daerah, aktivitas pembakaran sampah sudah menjadi kebiasaan. Selain itu, terdapat miskonsepsi yang berkembang di masyarakat bahwa aktivitas membakar sampah bisa mengusir nyamuk saat malam dan sisa pembakaran bisa jadi pupuk ke tanaman.
Padahal, asap pembakaran sampah dapat berdampak pada kesehatan orang dewasa maupun anak-anak. Seperti menibulian penyakit pernapasan asma, kanker, penyakit jantung, dan mengganggu sistem reproduksi, bahkan bisa menyebabkan kematian.
"Kader PKK dapat mengajak warga untuk bersama-sama melakukan pengawasan terhadap pembakaran sampah di sekitar tempat tinggal, sekaligus mengajarkan pengelolaan sampah yang lebih baik," lanjutnya.
Sementara Co Founder Bicara Udara, Novita Natalia berharap kader PKK bisa menjadi pihak di garda depan dalam menangani berbagai persoalan yang terjadi di tengah masyarakat. Terutama dalam upaya mengurangi aktivitas pembakaran sampah.
"Ibu-ibu kader PKK bisa menjadi motivator, fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali dan penggerak, serta memberikan pembinaan teknis kepada keluarga dan masyarakat terkait pengolahan sampah yang baik dan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)," ungkap Novita.
PT Wasteforchange Alam Indonesia (Waste4Change) dan Yayasan Udara Anak Bangsa (Bicara Udara) mengumumkan hasil riset yang menunjukkan bahwa sebanyak 61,5 persen aktivitas pembakaran sampah di wilayah Jabodetabek didominasi oleh perempuan, dengan 36 persen di antaranya merupakan ibu rumah tangga. Hasil riset tersebut juga menunjukkan bahwa 77 persen orang yang terkena dampak dari aktivitas pembakaran sampah juga adalah perempuan, yang kebanyakan di antaranya adalah ibu-ibu.
Dampak dari aktivitas ini juga sangat signifikan, di mana emisi karbon yang dihasilkan mencapai 12.627,34 gigagram (Gg)/tahun, hampir setara dengan jumlah emisi karbon akibat pembakaran hutan dan lahan di Kalimantan pada tahun 2021 yang mencapai 14.280 Gg/Tahun.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Jakarta: Keterlibatan ibu pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK) dalam menekan aktivitas
pembakaran sampah di
Jakarta dinilai sangat penting. Pasalnya, pelaku pembakaran sampah rumah tangga didominasi oleh perempuan.
Untuk itu, komunitas Bicara Udara menggandeng ibu PKK dalam upaya menekan aktivitas bakar sampah di Ibu Kota. Diharapkan peran PKK dapat membantu menyosialisasikan bahaya pembakaran sampah hingga level terbawah.
"Harapannya kader PKK bisa memberikan penyuluhan kepada warga di
lingkungan terdekatnya agar tidak membakar sampah lagi dan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) baik di lingkup keluarga sendiri maupun dengan melakukan sosialisasi kepada lingkungan terdekat," ungkap Community Specialist Bicara Udara, Primadita Rahma dalam keterangan tertulis, Selasa, 28 Februari 2023.
Prima sapaan akrabnya menerangkan di beberapa daerah, aktivitas pembakaran sampah sudah menjadi kebiasaan. Selain itu, terdapat miskonsepsi yang berkembang di masyarakat bahwa aktivitas membakar sampah bisa mengusir nyamuk saat malam dan sisa pembakaran bisa jadi pupuk ke tanaman.
Padahal, asap pembakaran sampah dapat berdampak pada kesehatan orang dewasa maupun anak-anak. Seperti menibulian penyakit pernapasan asma, kanker, penyakit jantung, dan mengganggu sistem reproduksi, bahkan bisa menyebabkan kematian.
"Kader PKK dapat mengajak warga untuk bersama-sama melakukan pengawasan terhadap pembakaran sampah di sekitar tempat tinggal, sekaligus mengajarkan pengelolaan sampah yang lebih baik," lanjutnya.
Sementara Co Founder Bicara Udara, Novita Natalia berharap kader PKK bisa menjadi pihak di garda depan dalam menangani berbagai persoalan yang terjadi di tengah masyarakat. Terutama dalam upaya mengurangi aktivitas pembakaran sampah.
"Ibu-ibu kader PKK bisa menjadi motivator, fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali dan penggerak, serta memberikan pembinaan teknis kepada keluarga dan masyarakat terkait pengolahan sampah yang baik dan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)," ungkap Novita.
PT Wasteforchange Alam Indonesia (Waste4Change) dan Yayasan Udara Anak Bangsa (Bicara Udara) mengumumkan hasil riset yang menunjukkan bahwa sebanyak 61,5 persen aktivitas pembakaran sampah di wilayah Jabodetabek didominasi oleh perempuan, dengan 36 persen di antaranya merupakan ibu rumah tangga. Hasil riset tersebut juga menunjukkan bahwa 77 persen orang yang terkena dampak dari aktivitas pembakaran sampah juga adalah perempuan, yang kebanyakan di antaranya adalah ibu-ibu.
Dampak dari aktivitas ini juga sangat signifikan, di mana emisi karbon yang dihasilkan mencapai 12.627,34 gigagram (Gg)/tahun, hampir setara dengan jumlah emisi karbon akibat pembakaran hutan dan lahan di Kalimantan pada tahun 2021 yang mencapai 14.280 Gg/Tahun.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)