medcom.id, Jakarta: Warga Pasar Ikan yang direlokasi ke rumah susun Rawa Bebek, masih trauma. Warga belum bisa mengenyahkan ingatan saat petugas merobohkan rumah mereka.
Sri Anggraini, misalnya, mengaku masih suka menitikkan air mata kala mengingat rumah yang ditempatinya selama 15 tahun kini rata dengan tanah. Baginya, itu bak kiamat kecil.
Petugas membantu memindahkan perlengkapan rumah ibadah warga.MI/Atet Dwi Pramadia
"Nangis sudah, marah sudah. Tetap saja tidak bisa apa-apa," kata ibu empat anak itu kepada Metrotvnews.com di Rusun Rawa Bebek, Rabu (13/4/2016).
Jimi, warga Pasar Ikan lainnya, punya perasaan sama dengan Sri. Bapak satu anak itu, sampai kini, bahkan masih tak percaya kalau akan `terusir` dari kampung Pasar Ikan, Penjaringan.
"Lagi coba kuat-kuatin diri. Kita coba ikutin dulu," kata Jimi.
Cicih di unit rusun Rawa Bebek.MTVN/Arga Sumantri
Nasib Sri dan Jimi juga dirasakan Cicih. Kelopak mata janda beranak satu itu terus-terusan berair ketika menuturkan perasaan pahit saat rumahnya digeruduk alat berat. Apalagi, rumahnya baru selesai direnovasi.
Cicih merasa tak punya apa-apa lagi kini. "Saya kumpulin duit setengah mati, habis begitu saja mas," Cicih dengan suara lirih kepada Metrotvnews.com.
Rusun Rawa Bebek.MTVN/Arga Sumantri
Bisa jadi apa yang dirasakan Sri, Jimi, dan Cicih juga dirasakan 104 warga Pasar Ikan yang sekarang menempati Rusun Rawa Bebek. Tapi, ya itu tadi, mereka tak punya pilihan. Mereka kini ramai-ramai menempati blok A dan F Rusun Rawa Bebek.
Warga eks Pasar Ikan dibebaskan biaya sewa rusun selama tiga bulan pertama. Setelah itu, mereka dipungut biaya Rp300 ribu per bulan. Biaya itu di luar ongkos listrik dan air.
medcom.id, Jakarta: Warga Pasar Ikan yang direlokasi ke rumah susun Rawa Bebek, masih trauma. Warga belum bisa mengenyahkan ingatan saat petugas merobohkan rumah mereka.
Sri Anggraini, misalnya, mengaku masih suka menitikkan air mata kala mengingat rumah yang ditempatinya selama 15 tahun kini rata dengan tanah.
Baginya, itu bak kiamat kecil.
Petugas membantu memindahkan perlengkapan rumah ibadah warga.MI/Atet Dwi Pramadia
"Nangis sudah, marah sudah. Tetap saja tidak bisa apa-apa," kata ibu empat anak itu kepada
Metrotvnews.com di Rusun Rawa Bebek, Rabu (13/4/2016).
Jimi, warga Pasar Ikan lainnya, punya perasaan sama dengan Sri. Bapak satu anak itu, sampai kini, bahkan masih tak percaya kalau akan
`terusir` dari kampung Pasar Ikan, Penjaringan.
"Lagi coba
kuat-kuatin diri. Kita coba
ikutin dulu," kata Jimi.
Cicih di unit rusun Rawa Bebek.MTVN/Arga Sumantri
Nasib Sri dan Jimi juga dirasakan Cicih. Kelopak mata janda beranak satu itu terus-terusan berair ketika menuturkan perasaan pahit saat rumahnya digeruduk alat berat. Apalagi, rumahnya baru selesai direnovasi.
Cicih merasa tak punya apa-apa lagi kini. "Saya
kumpulin duit setengah mati, habis begitu saja mas," Cicih dengan suara lirih kepada
Metrotvnews.com.
Rusun Rawa Bebek.MTVN/Arga Sumantri
Bisa jadi apa yang dirasakan Sri, Jimi, dan Cicih
juga dirasakan 104 warga Pasar Ikan yang sekarang menempati Rusun Rawa Bebek. Tapi, ya itu tadi, mereka tak punya pilihan. Mereka kini ramai-ramai menempati blok A dan F Rusun Rawa Bebek.
Warga eks Pasar Ikan dibebaskan biaya sewa rusun selama tiga bulan pertama. Setelah itu, mereka dipungut biaya Rp300 ribu per bulan. Biaya itu di luar ongkos listrik dan air.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ICH)