medcom.id Jakarta: Sebagian warga Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, terancam tak bisa menghuni Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Rawa Bebek Jakarta Timur. Mereka terbentur masalah administrasi.
Mulyadi, Ketua RT 06 RW 12, Bukit Duri, mengatakan, salah satu persyaratan untuk pindah ke rusun adalah menyertakan slip gaji dan surat keterangan dari atasan di tempat kerja. Sementara banyak warga hanya berprofesi sebagai pedagang.
"Jelas tidak adil untuk warga sini," kata Mulyadi saat ditemui di rumahnya di Bukit Duri Tanjakan, Tebet, Jumat (12/8/2016).
Selain syarat administrasi, menurut Mulyadi, ada kewajiban lain yang harus dipenuhi warga. Warga yang pindah harus mau membayar biaya sewa rusun sebesar Rp300 ribu per bulan, uang air Rp150 ribu/bulan, dan biaya listrik Rp200 ribu saban bulan. "Totalnya Rp600 ribu - Rp700 ribu per bulan," kata Mulyadi.
Semua syarat itu memberatkan warga. Belum lagi mereka harus menanggung biaya hidup sehari-hari. "Kalau di sini kami paling mengeluarkan uang Rp400 sampai Rp500 per bulan. Jadi itu sangat membebankan kami semua, di perjajian" papar Mulyadi.
Wahid, 32, warga RT06/12 Bukit Duri Tanjakan, menambahkan, warga sudah terbiasa dengan banjir. Jadi, tak ada alasan untuk pindah. Menurut dia, anaknya juga tak mau pindah sekolah. "Tanggung kalau pindah sekarang, anaknya juga tidak mau," jelas Wahid.
Hal senada dikatakan Rahman,37. Dia mengatakan, warga sudah akrab dengan banjir. Warga sudah tak menganggap banjir sebagai bencana. "Sebagai rutinitas yang tak bisa dielakkan, sudah biasa di sini," terang Rahman.
Baca: Mengintip Rusun Rasa Apartemen di Rawa Bebek
Rusun Rawa Bebek lebih mirip apartemen ketimbang rumah susun. Fasiltas tempat tinggal baru warga Bukit Duri, itu cukup komplet.
Pantauan Metrotvnews.com, Kamis 11 Agustus, rusun bertipe 36 dengan luas 6 x 6 meter persegi itu dilengkapi dua kamar tidur, ruang keluarga, dapur, dan toilet. Ada juga tempat menjemur pakaian.
Rusun terdiri empat menara. Berdiri megah di Jalan Bajir Kanal Timur, Rawa Bebek, bangunan lima lantai itu terlihat cerah. Tiga blok sudah bisa ditempati warga. Warna rusun bervariasi: orange-putih, hijau-putih, hingga merah tua.
Rumah Susun Rawa Bebek di Jakarta Timur--Metrotvnews.com/Riyan Ferdianto
Lantai dasar beralaskan keramik putih. Lantai dasar rusun dilengkapi ruko-ruko kecil untuk berdagang para penghuni. Kepala Pengelola Rusun Rawa Bebek Arifin mengatakan, agar sirkulasi udara lancar tiap ruang dilengkapi dua jendela: di depan, dan belakang.
Rencananya, Rusun Rawa Bebek digunakan menampung 384 kepala keluarga Bukit Duri, Jakarta Selatan. Relokasi dilakukan bertahap.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengaku merancang sendiri fasilitas Rusun Rawa Bebek. Ia merancang dengan mengibaratkan sebagai penghuni, sehingga fasilitas dibuat lengkap.
"Kalian saja pasti ngiler ngeliat rusunnya, ukuran 36, ada gas, air, segala macam, sampai colokan TV. Kamu lihat saja, kamu pasti iri," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu 10 Agustus.
medcom.id Jakarta: Sebagian warga Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, terancam tak bisa menghuni Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Rawa Bebek Jakarta Timur. Mereka terbentur masalah administrasi.
Mulyadi, Ketua RT 06 RW 12, Bukit Duri, mengatakan, salah satu persyaratan untuk pindah ke rusun adalah menyertakan slip gaji dan surat keterangan dari atasan di tempat kerja. Sementara banyak warga hanya berprofesi sebagai pedagang.
"Jelas tidak adil untuk warga sini," kata Mulyadi saat ditemui di rumahnya di Bukit Duri Tanjakan, Tebet, Jumat (12/8/2016).
Selain syarat administrasi, menurut Mulyadi, ada kewajiban lain yang harus dipenuhi warga. Warga yang pindah harus mau membayar biaya sewa rusun sebesar Rp300 ribu per bulan, uang air Rp150 ribu/bulan, dan biaya listrik Rp200 ribu saban bulan.
"Totalnya Rp600 ribu - Rp700 ribu per bulan," kata Mulyadi.
Semua syarat itu memberatkan warga. Belum lagi mereka harus menanggung biaya hidup sehari-hari. "Kalau di sini kami paling mengeluarkan uang Rp400 sampai Rp500 per bulan. Jadi itu sangat membebankan kami semua, di perjajian" papar Mulyadi.
Wahid, 32, warga RT06/12 Bukit Duri Tanjakan, menambahkan, warga sudah terbiasa dengan banjir. Jadi, tak ada alasan untuk pindah. Menurut dia, anaknya juga tak mau pindah sekolah. "Tanggung kalau pindah sekarang, anaknya juga tidak mau," jelas Wahid.
Hal senada dikatakan Rahman,37. Dia mengatakan, warga sudah akrab dengan banjir. Warga sudah tak menganggap banjir sebagai bencana. "Sebagai rutinitas yang tak bisa dielakkan, sudah biasa di sini," terang Rahman.
Baca: Mengintip Rusun Rasa Apartemen di Rawa Bebek
Rusun Rawa Bebek lebih mirip apartemen ketimbang rumah susun. Fasiltas tempat tinggal baru warga Bukit Duri, itu cukup komplet.
Pantauan
Metrotvnews.com, Kamis 11 Agustus, rusun bertipe 36 dengan luas 6 x 6 meter persegi itu dilengkapi dua kamar tidur, ruang keluarga, dapur, dan toilet. Ada juga tempat menjemur pakaian.
Rusun terdiri empat menara. Berdiri megah di Jalan Bajir Kanal Timur, Rawa Bebek, bangunan lima lantai itu terlihat cerah. Tiga blok sudah bisa ditempati warga. Warna rusun bervariasi: orange-putih, hijau-putih, hingga merah tua.
.jpg)
Rumah Susun Rawa Bebek di Jakarta Timur--Metrotvnews.com/Riyan Ferdianto
Lantai dasar beralaskan keramik putih. Lantai dasar rusun dilengkapi ruko-ruko kecil untuk berdagang para penghuni. Kepala Pengelola Rusun Rawa Bebek Arifin mengatakan, agar sirkulasi udara lancar tiap ruang dilengkapi dua jendela: di depan, dan belakang.
Rencananya, Rusun Rawa Bebek digunakan menampung 384 kepala keluarga Bukit Duri, Jakarta Selatan. Relokasi dilakukan bertahap.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengaku merancang sendiri fasilitas Rusun Rawa Bebek. Ia merancang dengan mengibaratkan sebagai penghuni, sehingga fasilitas dibuat lengkap.
"Kalian saja pasti ngiler ngeliat rusunnya, ukuran 36, ada gas, air, segala macam, sampai colokan TV. Kamu lihat saja, kamu pasti iri," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu 10 Agustus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)