medcom.id, Jakarta: Sistem pengadaan barang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih kalah dengan sistem di Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Pemprov Sultra sudah menerapkan program canggih yang dapat mendeteksi korupsi dalam pengadaan barang.
Gubernur DKI Jakarta Basuki `Ahok` Tjahaja Purnama mengaku prestasinya kalah dibandingkan dengan inovasi Gubernur Sulawesi Tenggara, Nur Alam, dalam pengadaan barang secara elektronik. Ahok bilang, Pemprov Sultra sudah menerapkan program canggih yang dapat mendeteksi korupsi dalam pengadaan barang.
"Kalah saya. Karena sistem kita belum canggih untuk mengatasi ada terjadi permainan," kata Ahok usai menerima penghargaan dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) kategori Kepemimpinan dalam Transformasi Pengadaan secara Elektronik di Balai Sudirman, Jakarta, Selasa (10/11/2015).
Ahok meminta Nur Alam membuatkan program canggih tersebut. Ahok ingin pengadaan barang dan jasa di lingkungan Pemprov DKI bebas dari praktik korupsi.
"Makanya saya bersyukur ada pak Nur Alam yang berpengalaman. Saya sudah minta beliau untuk kirim pembuat program dan memasang program itu di DKI," ujar Ahok.
Nur Alam berjanjir akan mengirim pembuat program itu ke Jakarta minggu ini. "Secepatnya. Dalam minggu ini saya kirim," kata Nur Alam.
Selain itu, Ahok meminta Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan membuatkan program yang dapat mengontrol perencanaan pengadaan barang.
"Tadi saya sama Kang Aher juga sama, minta diajarin. Mereka ada program yang mudah untuk mengontrol pengadaan barang mulai dari perencanaan. Beliau (Aher) ahlinya, karena beliau dulunya pemborong yang kerja sendiri. Jadi anak buah tidak bisa ‘dikadalain’. Kalau saya masih ‘dikadalin’," kata Ahok.
medcom.id, Jakarta: Sistem pengadaan barang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih kalah dengan sistem di Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Pemprov Sultra sudah menerapkan program canggih yang dapat mendeteksi korupsi dalam pengadaan barang.
Gubernur DKI Jakarta Basuki `Ahok` Tjahaja Purnama mengaku prestasinya kalah dibandingkan dengan inovasi Gubernur Sulawesi Tenggara, Nur Alam, dalam pengadaan barang secara elektronik. Ahok bilang, Pemprov Sultra sudah menerapkan program canggih yang dapat mendeteksi korupsi dalam pengadaan barang.
"Kalah saya. Karena sistem kita belum canggih untuk mengatasi ada terjadi permainan," kata Ahok usai menerima penghargaan dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) kategori Kepemimpinan dalam Transformasi Pengadaan secara Elektronik di Balai Sudirman, Jakarta, Selasa (10/11/2015).
Ahok meminta Nur Alam membuatkan program canggih tersebut. Ahok ingin pengadaan barang dan jasa di lingkungan Pemprov DKI bebas dari praktik korupsi.
"Makanya saya bersyukur ada pak Nur Alam yang berpengalaman. Saya sudah minta beliau untuk kirim pembuat program dan memasang program itu di DKI," ujar Ahok.
Nur Alam berjanjir akan mengirim pembuat program itu ke Jakarta minggu ini. "Secepatnya. Dalam minggu ini saya kirim," kata Nur Alam.
Selain itu, Ahok meminta Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan membuatkan program yang dapat mengontrol perencanaan pengadaan barang.
"Tadi saya sama Kang Aher juga sama, minta diajarin. Mereka ada program yang mudah untuk mengontrol pengadaan barang mulai dari perencanaan. Beliau (Aher) ahlinya, karena beliau dulunya pemborong yang kerja sendiri. Jadi anak buah tidak bisa ‘dikadalain’. Kalau saya masih ‘dikadalin’," kata Ahok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(FZN)