Jakarta: Pengamat tata kota Yayat Supriyatna mengimbau Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta meniru sistem tata kelola air di Singapura untuk menata Waduk Pluit. Meskipun tidak memiliki sumber air, Singapura dinilai sukses mengelola cadangan air.
“Buat seperti di Patung Merlion, Singapura. Di Merlion airnya bersih, sungainya bening dan jadi ikon kota,” kata Yayat kepada Medcom.id, Selasa 18 Juni 2019.
Yayat menjelaskan Merlion menampung air dari sungai di sekitarnya. Ketika volume air meningkat, air tersebut dipompa dan disimpan ke waduk-waduk di sekitarnya sebagai cadangan air.
Dia mengatakan teknik mengeruk dan memompa air saling melengkapi. Pengerukan berfungsi mencegah pendangkalan, sedangkan pemompaan air berfungsi mengalirkan volume air yang meluap.
Yayat menyebut Singapura tidak memiliki sumber air, tetapi memiliki banyak cadangan air. Singapura, jelas Yayat, memompa untuk mencegah terhambatnya aliran air dari drainase.
Dia menjelaskan jika air dari sungai terus masuk, airnya akan meluap sehingga harus dipompa “Fungsi pompa itu membuat kapasitas waduknya lebih besar untuk menampung air yang masuk,” tutur dia.
Baca: Bau dari Waduk Pluit Ganggu Warga
Selain berfungsi menjaga cadangan air, Merlion juga menjadi tempat destinasi bagi turis di Singapura. Yayat menyebut Waduk Pluit juga bisa menjadi destinasi menarik bagi warga bahkan turis jika pengelolaan air dan waduknya maksimal.
Pantauan Medcom.id, terdapat 14 mesin pengeruk di Waduk Pluit. Mereka sudah beroperasi sejak pukul 08.45 WIB.
Pengerukan itu membuat endapan lumpur muncul ke permukaan. Endapan tersebut bercampur dengan aneka sampah dan terlihat seperti pulau-pulau kecil. Campuran lumpur dan sampah membuat air di Waduk Pluit hitam.
Jakarta: Pengamat tata kota Yayat Supriyatna mengimbau Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta meniru sistem tata kelola air di Singapura untuk menata Waduk Pluit. Meskipun tidak memiliki sumber air, Singapura dinilai sukses mengelola cadangan air.
“Buat seperti di Patung Merlion, Singapura. Di Merlion airnya bersih, sungainya bening dan jadi ikon kota,” kata Yayat kepada
Medcom.id, Selasa 18 Juni 2019.
Yayat menjelaskan Merlion menampung air dari sungai di sekitarnya. Ketika volume air meningkat, air tersebut dipompa dan disimpan ke waduk-waduk di sekitarnya sebagai cadangan air.
Dia mengatakan teknik mengeruk dan memompa air saling melengkapi. Pengerukan berfungsi mencegah pendangkalan, sedangkan pemompaan air berfungsi mengalirkan volume air yang meluap.
Yayat menyebut Singapura tidak memiliki sumber air, tetapi memiliki banyak cadangan air. Singapura, jelas Yayat, memompa untuk mencegah terhambatnya aliran air dari drainase.
Dia menjelaskan jika air dari sungai terus masuk, airnya akan meluap sehingga harus dipompa “Fungsi pompa itu membuat kapasitas waduknya lebih besar untuk menampung air yang masuk,” tutur dia.
Baca: Bau dari Waduk Pluit Ganggu Warga
Selain berfungsi menjaga cadangan air, Merlion juga menjadi tempat destinasi bagi turis di Singapura. Yayat menyebut Waduk Pluit juga bisa menjadi destinasi menarik bagi warga bahkan turis jika pengelolaan air dan waduknya maksimal.
Pantauan
Medcom.id, terdapat 14 mesin pengeruk di Waduk Pluit. Mereka sudah beroperasi sejak pukul 08.45 WIB.
Pengerukan itu membuat endapan lumpur muncul ke permukaan. Endapan tersebut bercampur dengan aneka sampah dan terlihat seperti pulau-pulau kecil. Campuran lumpur dan sampah membuat air di Waduk Pluit hitam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(OGI)