Sejumlah warga Jalan Tambak bentrok dengan warga Manggarai di Jembatan Pintu Air Manggarai, Jakarta, Minggu (30/11).ANT/Ridwan Hasan
Sejumlah warga Jalan Tambak bentrok dengan warga Manggarai di Jembatan Pintu Air Manggarai, Jakarta, Minggu (30/11).ANT/Ridwan Hasan

Narkoba hingga Pilkada Diduga Pemicu Tawuran di Manggarai

Intan fauzi • 07 Maret 2017 16:19
medcom.id, Jakarta: Kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, menjadi daerah rawan tawuran. Penyebab perang antarwarga pun beragam.
 
Randy Rahmadi, 25, pendiri komunitas pemuda Warung Inspirasi (Waris) mengungkapkan beberapa motif tawuran. Meski belum tahu pemicu tawuran kemarin petang, toh dia menduga perang batu dipicu masalah klasik.
 
"Mungkin dipicu kejadian yang sudah-sudah. Ditambah ada korban jiwa," kata Randy saat ditemui di rumahnya yang kini menjadi basecamp Waris, Jalan Taman Amir Hamzah, Pegangsaan, Jakarta Pusat, Selasa 7 Maret 2017.

Motif adu kuat-kuatan biasanya berujung pada perpecahan. Kelompok anak muda di sekitaran Kelurahan Pegangsaan, Manggarai, dan Matraman terlibat konflik adu kekuasaan.
 
"Karena kebetulan kan di sini perbatasan Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur," ujar Randy.
 
Motif ini biasanya dilatarbelakangai masalah ekonomi. Dengan kekuasaan, kelompok terkuat bisa mendapatkan pemasukan dengan cara premanisme.
 
"Jadi karena cuma perebutan lahan parkir seperti diberitakan di media. Mungkin iya tapi enggak mendalam. Mindset mereka adu kuat-kuatan supaya nanti ke depan apa-apa orang ngasih uang ke dia. Kalau sudah kuat kan orang mau dagang bisa setoran," ungkapnya.
 
Motif lainnya ialah soal Pilkada DKI 2017. Randy menduga ada penggerak yang sengaja membuat situasi memanas.
 
"Karena logikanya kemarin tawuran satu jam paling sebentar. Durasi satu jam itu petasan nonstop. Kita lihat dari harga petasan Rp20-25 ribu per lima kali shoot. Durasi lima kali shoot 10-15 detik. Logikanya, ditambah yang terlibat orang menengah ke bawah. Buat apa beli petasan," papar dia.
 
Narkoba hingga Pilkada Diduga Pemicu Tawuran di Manggarai
Beberapa anak beraktivitas di Warung Inspirasi (Waris) yang didirikan Randy Rahmadi, di kawasan Tambak, Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat. Foto: MTVN/Intan Fauzi
 
Kata Randy, tawuran antarwarga karena motif tersebut pernah terjadi saat Pilpres 2014. "Makanya saya berharap putaran kedua cepat selesai," kata Randy.
 
Motif terakhir untuk menutupi adanya transaksi narkoba. Dengan demikian, fokus polisi teralihkan. "Pengalaman saya nanganin konflik (tawuran) memang ada (kasus narkoba)," ujarnya.
 
Randy yang juga pernah terjerumus dalam tawuran ketika SMA mengungkapkan, bandar narkoba biasanya memanfaatkan geng-geng pemuda untuk menyamarkan aksi mereka.
 
"Bandar narkoba lihat peta kaya gini masyarakat, tinggal bikin jejaring untuk masuk digesek pecah," ucap Randy.
 
Pola pemuda wilayah Tambak dan Manggarai yang sering berkerumun mudah dimobilisasi. Baik oleh kelompok politik tertentu atau bandar narkoba. Melalui Waris, Randy berusaha mengubah pola itu.
 
"Dengan sosial mapping yang saya buat, mengubah yang tadinya berkerumun jadi berbaris," ucapnya.
 
Waris didirikan Randy sejak 2011 dengan dukungan orang tuanya. Waris kini beranggotakan 185 pemuda yang berasal dari Kelurahan Matraman, Manggarai, Menteng, dan Pegangsaan.
 
Waris menjadi wadah untuk pemuda menyalurkan hobinya. Randy kini menggabungkan hobi yang dimiliki anggota waris dengan empat bidang kewirausahaan, yakni kuliner, game center, musik, dan clothing.
 
"Solusinya (mengurangi tawuran) dengan kegiatan kaya gini, social entrepreneurship, dari masalah kita bikin kaya gini. Diberi ruang untuk berkembang," sebutnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan