medcom.id, Jakarta: Kerusuhan di Jalan Jatinegara Barat, Jakarta Timur, berhasil diredam. Warga Kampung Pulo mulai pindah ke Rumah Susun Jatinegara Barat. Kendati saat ini kondusif, polisi akan siaga hingga malam nanti.
"Yang jelas, sore sampai nanti malam pasti akan terus dijaga sampai betul-betul aman," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes M. Iqbal di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (20/8/2015).
Tapi, Iqbal melanjutkan, pengamanan di wilayah Jatinegara bersifat situasional. Penempatan personel akan melihat kondisi di lapangan. "Pasukan tergantung keadaan. Kami lihat nanti bagaimana ancamannya," ujarnya.
Pagi tadi, warga bentrok dengan anggota Satpol PP dan polisi. Warga Kampung Pulo tidak terima digusur. Meski mendapat kompensasi tinggal di Rusun Jatinegara Barat, warga meminta pemerintah memberikan uang pengganti.
Bentrok berhenti setelah polisi menembakkan gas air mata. Polisi bermotor trail menghalau warga dari Jalan Jatinegara Barat. 27 orang terduga provokator ditangkap, saat ini masih diperiksa di Polres Jakarta Timur.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menolak kompromi. Dia menilai warga Kampung Pulo harus bersyukur karena digusur dengan kompensasi tempat tinggal yang layak.
"Mereka bilang 40 tahun tinggal di sana. Ya sudah kamu syukuri lah bisa 40 tahun tinggal di sana tanpa izin. Kalau ngontrak rumah sudah berapa juta yang mereka keluarkan," kata Ahok.
Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian mengatakan, relokasi warga Kampung Pulo, Jakarta Timur, harus dilakukan sebagai upaya mengurangi wilayah banjir.
"Daerah ini banjir. Sudah sekian tahun enggak pernah diselesaikan. Salah satu jalan keluarnya adalah normalisasi membuat kanal antara Kali Ciliwung dengan BKT (Banjir Kanal Timur). Salah satu langkahnya ya dengan menertibkan bangunan di pinggiran kali ini," kata Tito.
Hampir 500 kepala keluarga harus pergi dari Kampung Pulo ke Rusun Jatinegara Barat. Pemerintah DKI menyediakan 518 unit rusun. Hingga saat ini, yang sudah bersedia tinggal di rusun sebanyak 238 kepala keluarga.
medcom.id, Jakarta: Kerusuhan di Jalan Jatinegara Barat, Jakarta Timur, berhasil diredam. Warga Kampung Pulo mulai pindah ke Rumah Susun Jatinegara Barat. Kendati saat ini kondusif, polisi akan siaga hingga malam nanti.
"Yang jelas, sore sampai nanti malam pasti akan terus dijaga sampai betul-betul aman," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes M. Iqbal di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (20/8/2015).
Tapi, Iqbal melanjutkan, pengamanan di wilayah Jatinegara bersifat situasional. Penempatan personel akan melihat kondisi di lapangan. "Pasukan tergantung keadaan. Kami lihat nanti bagaimana ancamannya," ujarnya.
Pagi tadi, warga bentrok dengan anggota Satpol PP dan polisi. Warga Kampung Pulo tidak terima digusur. Meski mendapat kompensasi tinggal di Rusun Jatinegara Barat, warga meminta pemerintah memberikan uang pengganti.
Bentrok berhenti setelah polisi menembakkan gas air mata. Polisi bermotor trail menghalau warga dari Jalan Jatinegara Barat. 27 orang terduga provokator ditangkap, saat ini masih diperiksa di Polres Jakarta Timur.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menolak kompromi. Dia menilai warga Kampung Pulo harus bersyukur karena digusur dengan kompensasi tempat tinggal yang layak.
"Mereka bilang 40 tahun tinggal di sana. Ya sudah kamu syukuri lah bisa 40 tahun tinggal di sana tanpa izin. Kalau ngontrak rumah sudah berapa juta yang mereka keluarkan," kata Ahok.
Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian mengatakan, relokasi warga Kampung Pulo, Jakarta Timur, harus dilakukan sebagai upaya mengurangi wilayah banjir.
"Daerah ini banjir. Sudah sekian tahun enggak pernah diselesaikan. Salah satu jalan keluarnya adalah normalisasi membuat kanal antara Kali Ciliwung dengan BKT (Banjir Kanal Timur). Salah satu langkahnya ya dengan menertibkan bangunan di pinggiran kali ini," kata Tito.
Hampir 500 kepala keluarga harus pergi dari Kampung Pulo ke Rusun Jatinegara Barat. Pemerintah DKI menyediakan 518 unit rusun. Hingga saat ini, yang sudah bersedia tinggal di rusun sebanyak 238 kepala keluarga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)