medcom.id, Jakarta: Kasus pelecehan seksual kembali terulang di Kota Depok, Jawa Barat. Korban kali ini menimpa gadis tuna rungu. Ia diduga diperkosa TN yang merupakan tetangga korban.
"Saat jalan mau menuju rumah itu mungkin pelaku menyeret anak saya dan membawa ke lahan kosong. Kejadian itu dipergoki Ketua RW, Suwardi," kata ayah korban, Asrar Afrianto (58), Kamis (11/12/2014).
Kejadiannya berawal saat Selasa 9 Desember pukul 13.00 WIB, DR (korban) pulang sekolah. Korban yang merupakan siswi kelas V di sebuah Sekolah Luar Biasa (SLB) ini selalu naik mobil jemputan. Setelah turun dari jemputan, dan berjalan menuju rumahnya di Kota Depok Kelurahan Depok, Pancoran Mas, Kota Depok, dia tiba-tiba dipaksa pelaku ke lahan kosong.
Dalam penuturan Asrar kepada polisi di Polres Depok diduga pelaku sudah mengintai korban sebelumnya. Pelaku memperlajari kebiasaan korban dan memanfaatkan kelengahan. Pasalnya, setiap hari korban selalu jalan sendirian setelah turun dari jemputan. Jarak dari depan jalan ke rumah korban cukup jauh.
Akibat perbuatan keji itu, anaknya mengalami pendarahan. Perbuatan tak senonoh itu dipergoki oleh Ketua RW setempat. Begitu kepergok, pelaku langsung kabur, padahal warga berusaha menghalangi. Namun, pelaku lebih cepat karena dia menggunakan motor. Saat ditolong warga, DR terlihat lemas dan di dahinya ada bekas pukulan. Korban pun menangis histeris sambil meronta. "Wajah anak saya lebam-lebam. Mungkin dipukuli pelaku terlebih dahulu," cerita Asrar.
Ketua RW setempat, Suwardi, mengatakan, saat kejadian, suasana di lokasi setiap hari memang sepi. Pelaku merupakan warga pendatang dan belum lama tinggal di Depok. "Dia tinggal di kontrakkan sama anak dan istrinya. Saya dan warga kemudian mendatangi pelaku ke rumahnya. Dia ada tapi langsung kabur lagi. Padahal kunci motornya sudah saya ambil, ternyata dia punya kunci cadangan," kata Suwardi.
Kejadian ini pun kemudian dilaporkan ke Polresta Depok. Dan kasusnya ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Depok. Saat melapor, NR (40), ibu DR masih terlihat sangat sedih atas peristiwa yang menimpa anaknya. Ia berharap, polisi segera menangkap pelaku. "Siapapun pelakunya saya ingin polisi segera menangkap. Pelaku harus mendapat hukuman setimpal," ujarnya.
Kepala Unit Sentra Pelayanan Kopolisian Terpadu (SPKT) Polresa Depok Ipda Prihatin mengatakan, orang tua korban sudah melapor dan kasusnya kini ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak. Ia menyatakan sudah menyita sejumlah barang bukti termasuk kartu idenitas milik pelaku. "Tinggal menunggu hasil visum untuk memastikan apakah telah terjadi pemerkosaan atau belum," imbuh Prihatin.
medcom.id, Jakarta: Kasus pelecehan seksual kembali terulang di Kota Depok, Jawa Barat. Korban kali ini menimpa gadis tuna rungu. Ia diduga diperkosa TN yang merupakan tetangga korban.
"Saat jalan mau menuju rumah itu mungkin pelaku menyeret anak saya dan membawa ke lahan kosong. Kejadian itu dipergoki Ketua RW, Suwardi," kata ayah korban, Asrar Afrianto (58), Kamis (11/12/2014).
Kejadiannya berawal saat Selasa 9 Desember pukul 13.00 WIB, DR (korban) pulang sekolah. Korban yang merupakan siswi kelas V di sebuah Sekolah Luar Biasa (SLB) ini selalu naik mobil jemputan.
Setelah turun dari jemputan, dan berjalan menuju rumahnya di Kota Depok Kelurahan Depok, Pancoran Mas, Kota Depok, dia tiba-tiba dipaksa pelaku ke lahan kosong.
Dalam penuturan Asrar kepada polisi di Polres Depok diduga pelaku sudah mengintai korban sebelumnya. Pelaku memperlajari kebiasaan korban dan memanfaatkan kelengahan. Pasalnya, setiap hari korban selalu jalan sendirian setelah turun dari jemputan. Jarak dari depan jalan ke rumah korban cukup jauh.
Akibat perbuatan keji itu, anaknya mengalami pendarahan. Perbuatan tak senonoh itu dipergoki oleh Ketua RW setempat. Begitu kepergok, pelaku langsung kabur, padahal warga berusaha menghalangi. Namun, pelaku lebih cepat karena dia menggunakan motor. Saat ditolong warga, DR terlihat lemas dan di dahinya ada bekas pukulan. Korban pun menangis histeris sambil meronta. "Wajah anak saya lebam-lebam. Mungkin dipukuli pelaku terlebih dahulu," cerita Asrar.
Ketua RW setempat, Suwardi, mengatakan, saat kejadian, suasana di lokasi setiap hari memang sepi. Pelaku merupakan warga pendatang dan belum lama tinggal di Depok. "Dia tinggal di kontrakkan sama anak dan istrinya. Saya dan warga kemudian mendatangi pelaku ke rumahnya. Dia ada tapi langsung kabur lagi. Padahal kunci motornya sudah saya ambil, ternyata dia punya kunci cadangan," kata Suwardi.
Kejadian ini pun kemudian dilaporkan ke Polresta Depok. Dan kasusnya ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Depok. Saat melapor, NR (40), ibu DR masih terlihat sangat sedih atas peristiwa yang menimpa anaknya. Ia berharap, polisi segera menangkap pelaku. "Siapapun pelakunya saya ingin polisi segera menangkap. Pelaku harus mendapat hukuman setimpal," ujarnya.
Kepala Unit Sentra Pelayanan Kopolisian Terpadu (SPKT) Polresa Depok Ipda Prihatin mengatakan, orang tua korban sudah melapor dan kasusnya kini ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak. Ia menyatakan sudah menyita sejumlah barang bukti termasuk kartu idenitas milik pelaku. "Tinggal menunggu hasil visum untuk memastikan apakah telah terjadi pemerkosaan atau belum," imbuh Prihatin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)