medcom.id, Jakarta: Sujono, ayah korban salah tangkap dan penganiayaan Eko Prasetyo, mengaku dijanjikan biaya pengobatan oleh Wali Kota Jakarta Timur, Bambang Musyawardhana. Biaya pengobatan akan diberikan hingga Eko sembuh.
"Semalam saya dapat telepon langsung dari Wali Kota Jakarta Timur, Eko dijanjikan mendapatkan biaya sampai sembuh," tutur Sujono saat ditemui Metrotvnews.com di Rumah Sakit Saint Carolus, Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Jumat (21/5/2015).
Lelaki yang akrab disapa Joni ini berharap janji tak sekadar janji tanpa realisasi. Sebab, kata Lelaki 58 tahun itu, anaknya kini terbaring tak sadarkan diri lantaran mengalami pendarahan di otak dan patah tulang rahang setelah dipukuli Satuan Polisi Pamong Praja, kemarin.
"Keluarga berharap janji ini cepat terealisasi, bukan cuma omongan," kata Sujono.
Tak hanya itu, Sujono menuntut Satpol PP meminta maaf. Dia ingin pelaku penganiaya anaknya bertanggung jawab.
"Pelaku juga harus bertanggung jawab," tutur Sujono.
Eko Prasetyo, 22, diduga menjadi korban salah tangkap dan penganiayaan oleh petugas Satpol PP dalam bentok di Kampung Pulo, kemarin. Eko dituduh sebagai salah satu provokator yang menolak penggusuran di Kampung Pulo.
Eko dipukuli hingga babak belur. Dari hasil pemeriksaan tim dokter, Eko menderita luka parah di bagian kepala. Pembuluh darah di kepalanya pecah, rahangnya patah, wajah dan anggota tubuh lainnya mengalami luka lebam akibat benturan benda tumpul. Saat ini Eko masih harus menjalani perawatan lantaran masih tak sadarkan diri.
medcom.id, Jakarta: Sujono, ayah korban salah tangkap dan penganiayaan Eko Prasetyo, mengaku dijanjikan biaya pengobatan oleh Wali Kota Jakarta Timur, Bambang Musyawardhana. Biaya pengobatan akan diberikan hingga Eko sembuh.
"Semalam saya dapat telepon langsung dari Wali Kota Jakarta Timur, Eko dijanjikan mendapatkan biaya sampai sembuh," tutur Sujono saat ditemui
Metrotvnews.com di Rumah Sakit Saint Carolus, Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Jumat (21/5/2015).
Lelaki yang akrab disapa Joni ini berharap janji tak sekadar janji tanpa realisasi. Sebab, kata Lelaki 58 tahun itu, anaknya kini terbaring tak sadarkan diri lantaran mengalami pendarahan di otak dan patah tulang rahang setelah dipukuli Satuan Polisi Pamong Praja, kemarin.
"Keluarga berharap janji ini cepat terealisasi, bukan cuma omongan," kata Sujono.
Tak hanya itu, Sujono menuntut Satpol PP meminta maaf. Dia ingin pelaku penganiaya anaknya bertanggung jawab.
"Pelaku juga harus bertanggung jawab," tutur Sujono.
Eko Prasetyo, 22, diduga menjadi korban salah tangkap dan penganiayaan oleh petugas Satpol PP dalam bentok di Kampung Pulo, kemarin. Eko dituduh sebagai salah satu provokator yang menolak penggusuran di Kampung Pulo.
Eko dipukuli hingga babak belur. Dari hasil pemeriksaan tim dokter, Eko menderita luka parah di bagian kepala. Pembuluh darah di kepalanya pecah, rahangnya patah, wajah dan anggota tubuh lainnya mengalami luka lebam akibat benturan benda tumpul. Saat ini Eko masih harus menjalani perawatan lantaran masih tak sadarkan diri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TII)
