medcom.id, Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyempatkan meresmikan renovasi Masjid Jami Al-Anwar di sela-sela akhir masa jabatannya. Ia sudah berjanji melanjutkan apa yang diamanatkan eks Gubernur Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama.
"Saya minta diselesaikan dan diresmikan karena pak Ahok sudah janji. Saya janji saya akan datang langsung setelah renovasi tahap awal selesai," kata Djarot di Masjid Jami Al-Anwar, Jalan Pangeran Tubagus Angke, Jakarta Barat, Selasa 10 Oktober 2017.
Ia meminta ajudan dan asisten pribadinya menjadwalkan peresmian renovasi masjid yang juga dikenal dengan nama Masjid Angke. Djarot merasa berutang jika janji itu tak dipenuhi.
Djarot mengatakan, menjelang akhir masa jabatannya, agendanya memang semakin padat. Ia sengaja mengebut program-program yang belum terselesaikan, bukan untuk pencitraan.
"Setiap hari keliling ke mana-mana, ngebut, bukan zamannya pencitraan tapi untuk meletakkan dasar pembangunan, dasar nilai, pada Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta," ucap Djarot.
Salah satu nilai yang ingin ia tanamkan seperti yang tercermin di Masjid Al-Anwar, yang mana ornamen arsitekturnya menunjukkan keberagaman karena berasal dari berbagai daerah. Bangunan masjid yang berusia lebih dari 250 tahun itu memiliki nuansa Tionghoa, Banten, Bali, dan Arab.
"Ini kearifan keindonesiaan yang nilainya ingin kita letakkan sebagai peninggalan bukan hanya untuk kita," tutur Djarot.
medcom.id, Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyempatkan meresmikan renovasi Masjid Jami Al-Anwar di sela-sela akhir masa jabatannya. Ia sudah berjanji melanjutkan apa yang diamanatkan eks Gubernur Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama.
"Saya minta diselesaikan dan diresmikan karena pak Ahok sudah janji. Saya janji saya akan datang langsung setelah renovasi tahap awal selesai," kata Djarot di Masjid Jami Al-Anwar, Jalan Pangeran Tubagus Angke, Jakarta Barat, Selasa 10 Oktober 2017.
Ia meminta ajudan dan asisten pribadinya menjadwalkan peresmian renovasi masjid yang juga dikenal dengan nama Masjid Angke. Djarot merasa berutang jika janji itu tak dipenuhi.
Djarot mengatakan, menjelang akhir masa jabatannya, agendanya memang semakin padat. Ia sengaja mengebut program-program yang belum terselesaikan, bukan untuk pencitraan.
"Setiap hari keliling ke mana-mana, ngebut, bukan zamannya pencitraan tapi untuk meletakkan dasar pembangunan, dasar nilai, pada Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta," ucap Djarot.
Salah satu nilai yang ingin ia tanamkan seperti yang tercermin di Masjid Al-Anwar, yang mana ornamen arsitekturnya menunjukkan keberagaman karena berasal dari berbagai daerah. Bangunan masjid yang berusia lebih dari 250 tahun itu memiliki nuansa Tionghoa, Banten, Bali, dan Arab.
"Ini kearifan keindonesiaan yang nilainya ingin kita letakkan sebagai peninggalan bukan hanya untuk kita," tutur Djarot.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)