medcom.id: Batavia kedatangan Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang baru pada 6 November 1741. Johannes Thedens namanya. Ia kemudian memerintah di Batavia dalam periode 1741-1743.
Thedens lahir di Friedrichstadt, Jerman 1680. Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang ke-26 ini, meninggal dunia 19 Maret 1748. Nama Thedens tak selegendaris Jan Pieterszoon Coen. Namun, latar belakang kedatangannya ke Batavia, tak kalah bersejarah dalam kronik Batavia, yang saat ini bernama Jakarta.
Thedens menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda di Batavia, menggantikan Adriaan Valckenier. Sosok yang disebut belakangan itu fenomenal lantaran saat pada masa pemerintahanyalah, terjadi pembantaian etnis Tionghoa di Batavia, yang dikenal sebagai 'Geger Pecinan' atau 'Tragedi Angke'. Belanda menyebutnya 'Chinezenmoord'.
Pembantaian dipicu peristiwa pembunuhan 50 anggota pasukan Belanda oleh orang-orang Tionghoa sebagai buntut dari keresahan mereka terhadap rencana Belanda mendeportasi orang Tionghoa ke Ceylon (Sri Lanka) atau Afrika. Mereka yang akan dideportasi adalah orang Tionghoa yang tak memiliki pekerjaan. Hal itu untuk mengurangi populasi etnis Tionghoa di Batavia.
Keresahan mereka semakin jadi setelah beredar desas-desus bahwa mereka yang telah dideportasi ternyata dibuang di tengah laut.
Sebelumnya, ada epidemik malaria yang membunuh ribuan orang, ikut menumbuhkan perasaan curiga dan dendam terhadap etnis Tionghoa yang jumlahnya semakin banyak di Batavia dan memiliki kekayaan yang menonjol.
Pogrom anti-Tionghoa ini berlangsung pada 9 Oktober hingga 22 Oktober 1740. Diperkirakan 5 ribu sampai 100 ribu orang Tionghoa tewas dalam tragedi ini.
Intrik politik di VOC sendiri membuat Valckenier tersudut. Dia dituduh macam-macam. Mulai dari penyebab salah urus perdagangan kopi, gagal mengurus pemerintahannya di Batavia. Valckenier akhirnya ditarik ke Belanda, kemudian meninggal di penjara Batavia. Johannes Thedens mengganti posisinya. (berbagai sumber)
medcom.id: Batavia kedatangan Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang baru pada 6 November 1741. Johannes Thedens namanya. Ia kemudian memerintah di Batavia dalam periode 1741-1743.
Thedens lahir di Friedrichstadt, Jerman 1680. Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang ke-26 ini, meninggal dunia 19 Maret 1748. Nama Thedens tak selegendaris Jan Pieterszoon Coen. Namun, latar belakang kedatangannya ke Batavia, tak kalah bersejarah dalam kronik Batavia, yang saat ini bernama Jakarta.
Thedens menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda di Batavia, menggantikan Adriaan Valckenier. Sosok yang disebut belakangan itu fenomenal lantaran saat pada masa pemerintahanyalah, terjadi pembantaian etnis Tionghoa di Batavia, yang dikenal sebagai 'Geger Pecinan' atau 'Tragedi Angke'. Belanda menyebutnya '
Chinezenmoord'.
Pembantaian dipicu peristiwa pembunuhan 50 anggota pasukan Belanda oleh orang-orang Tionghoa sebagai buntut dari keresahan mereka terhadap rencana Belanda mendeportasi orang Tionghoa ke Ceylon (Sri Lanka) atau Afrika. Mereka yang akan dideportasi adalah orang Tionghoa yang tak memiliki pekerjaan. Hal itu untuk mengurangi populasi etnis Tionghoa di Batavia.
Keresahan mereka semakin jadi setelah beredar desas-desus bahwa mereka yang telah dideportasi ternyata dibuang di tengah laut.
Sebelumnya, ada epidemik malaria yang membunuh ribuan orang, ikut menumbuhkan perasaan curiga dan dendam terhadap etnis Tionghoa yang jumlahnya semakin banyak di Batavia dan memiliki kekayaan yang menonjol.
Pogrom anti-Tionghoa ini berlangsung pada 9 Oktober hingga 22 Oktober 1740. Diperkirakan 5 ribu sampai 100 ribu orang Tionghoa tewas dalam tragedi ini.
Intrik politik di VOC sendiri membuat Valckenier tersudut. Dia dituduh macam-macam. Mulai dari penyebab salah urus perdagangan kopi, gagal mengurus pemerintahannya di Batavia. Valckenier akhirnya ditarik ke Belanda, kemudian meninggal di penjara Batavia. Johannes Thedens mengganti posisinya. (berbagai sumber)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIT)