Ilustrasi: Medcom.id
Ilustrasi: Medcom.id

Dampak Parasetamol di Perairan Terhadap Manusia Masih Perlu Diteliti

Antara • 04 Oktober 2021 15:27
Jakarta: Peneliti oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wulan Koagouw belum mengetahui efek kandungan parasetamol di perairan kepada manusia. Penelitian dibutuhkan untuk mengetahui dampak pencemaran parasetamol di muara Sungai Angke dan Sungai Ciliwung, Ancol, Teluk Jakarta.
 
"Secara logika karena konsentrasinya lebih rendah dibanding konsentrasi parasetamol yang kita minum. Harusnya efeknya itu kecil, tetapi tentu saja kalau ingin mengonfirmasi sebagai peneliti saya harus bilang segala sesuatunya harus dikonfirmasi dulu. Pada saat kita punya data baru kita bisa berbicara, 'oh iya ada efeknya pada manusia atau tidak'," kata Wulan di Jakarta, Senin, 4 Oktober 2021.
 
Menurut dia, risetnya belum membedah lebih jauh seberapa mengkhawatirkannya pencemaran parasetamol di Teluk Jakarta. Penelitian baru diperlukan untuk mengungkap efek dari pencemaran itu terhadap biota laut di sekitarnya dan manusia.

Baca: Pemprov DKI Dinilai Lalai Terkait Temuan Kandungan Parasetamol di Teluk Jakarta
 
Hasil studi Wulan bersama peneliti oseanografi BRIN Zainal Arifin serta peneliti Universitas Brighton, Inggris, George WJ Olivier dan Corina Ciocan, menunjukkan konsentrasi tinggi parasetamol di muara Angke dan Ciliwung. Konsentrasi parasetamol di Teluk Jakarta, yakni 420-610 nanogram per liter (ng/L).
 
Angka itu lebih tinggi jika dibandingkan pencemaran parasetamol di negara-negara lain. Di pantai Brasil, kandungan parasetamol tercatat sebesar 34,6 ng/L, sedangkan pantai utara Portugis sebesar 51,2–584 ng/L.
 
Zainal mengatakan penelitian ini baru riset awal dan pertama untuk mendeteksi paparan parasetamol di beberapa lokasi perairan laut Indonesia. Riset ini masih terbatas di empat lokasi di Teluk Jakarta, yaitu Angke, Ancol, Tanjung Priok, dan Cilincing, serta satu lokasi di pantai utara Jawa Tengah, Pantai Eretan.
 
Dalam penelitian, pihaknya mengambil sampel-sampel air laut di beberapa lokasi di perairan Indonesia untuk menemukan ada tidaknya kandungan parasetamol yang mencemari lingkungan itu. Sisa atau limbah farmasi memang seharusnya tidak ada di dalam air sungai dan air laut.
 
Zainal menyebutkan jika didukung pendanaan dan sumber daya, riset serupa bisa diperluas ke lokasi-lokasi perairan lain di Indonesia. Data yang akurat dipastikan bisa diraih.
 
"Kita perlu bukti data," ujar Zainal.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan