Buku-buku yang memuat konten radikal. Foto: MTVN/Arga Sumantri
Buku-buku yang memuat konten radikal. Foto: MTVN/Arga Sumantri

Ajaran Radikal Dimuat di Buku TK, KPAI Kritik Guru dan Sekolah

Arga sumantri • 21 Januari 2016 16:23
medcom.id, Depok: Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyayangkan beredarnya buku pelajaran Taman Kanak-kanak yang memuat konten radikalisme di Depok. KPAI menilai sejumlah pihak kecolongan dengan kasus tersebut.
 
"Kita kecolongan seperti itu terus, padahal kita sudah mewanti-wanti agar sejumlah pihak melakukan pencegahan," kata Sekjen KPAI, Erlinda kepada Metrotvnews.com, Kamis (21/1/2016).
 
Erlinda juga menyayangkan pihak sekolah yang tak selektif terhadap buku yang diberikan untuk anak didik. Mestinya, kata Erlinda, pengajar maupun kepala sekolah, membaca lebih dulu buku-bulu yang hendak diberikan pada murid.

"Bagaiamana caranya peredaran buku itu tidak sampai jatuh ke anak. Sekolah wajib baca dulu," tambah Erlinda.
 
Ajaran Radikal Dimuat di Buku TK, KPAI Kritik Guru dan Sekolah
Erlinda. Foto: Antara/Muhammad Iqbal
 
Gerakan Pemuda (GP) Ansor menerima laporan adanya buku pelajaran tingkat TK berisi konten berbau radikalisme di Depok. GP Ansor pun menyarankan pemerintah dan dinas terkait segera menarik peredaran buku tersebut.
 
Wakil Ketua Umum GP Ansor Benny Rhamdani menyatakan buku berbau unsur radikalisme itu dikemas dalam bentuk metode belajar membaca praktis berjudul 'Anak Islam Suka Membaca'. Di dalamnya terdapat 32 kalimat yang mengarahkan kepada tindakan radikalisme diantaranya sabotase, gelora hati ke Saudi, bom, sahid di medan jihad, hingga cari lokasi di Kota Bekasi.
 
Selain itu ada juga kalimat dan kata-kata yang mengandung radikalisme seperti 'Rela Mati Bela Agama', 'Gegana Ada di Mana', 'Bila Agama Kita Dihina Kita Tiada Rela', 'Basok Dibawa Lari', dan 'Kenapa Fobia pada Agama'.
 
Sebagai bukti, Benny menunjukkan buku dengan lima edisi. Cetakan pertama pada 1999, kemudian 2015 sudah mencapai cetakan ke 167 dengan penerbit Pustaka Amanah di Jalan Cakra No. 30 Kauman, Solo.
 
Sekjen GP Ansor Adung Abdurrochman menyatakan buku tersebut terindikasi lama beredar. "Tiga tahun lebih kemungkinan besar," kata Adung kepada Metrotvnews.com
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KRI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan