medcom.id, Jakarta: Gerakan Pemuda Keadilan (Gema Keadilan), Garda Keadilan, dan Benteng Muda Partai Keadilan Sejahtera (PKS) melakukan survei terkait kesiapan warga DKI Jakarta untuk dipimpin Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Wakil Gubernur DKI Jakarta itu akan menggantikan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yang menjadi calon presiden (capres) dari PDIP.
Hasil survei menunjukkan, 93% responden menyatakan tidak siap dipimpin oleh Ahok sebagai Gubernur DKI. Mereka memiliki alasan-alasan sendiri.
Pertama, Ahok dikenal warga sebagai pribadi yang 'belagu', sombong, dan merasa paling pintar. Akumulasi suara yang menyebutkan ini sebesar 24%.
Kedua, Ahok juga adalah sosok yang tidak simpatik dan jauh dari budi pekerti luhur. Akumulasi suara yang menyebutkan ini sebesar 23%.
"Ketiga, Ahok tidak berbudaya dan beretika sebagai orang beragama. 17% responden mengatakan itu," ujar Ketua Umum Gema Keadilan DKI Jakarta Renold Darmasyah di Galeri Cafe Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (25/3/2014).
Keempat, sebanyak 17% responden menyatakan Ahok terbiasa menyalahkan anak buah dan orang lain. Kelima, sebanyak 15% responden melihat Ahok tidak menghormati pendapat orang lain, dan lainnya 4%.
"Pribadi yang keras tidak mengakomodasi apa yang terjadi di Jakarta. Toh politik santun masih bisa dilakukan," tambahnya.
Survei dilakukan terhadap 1.589 responden sampel, dan 85% di antaranya berusia antara 17-40 tahun. Sementara usia menengah (40-55 tahun) sebanyak 14,9% dan usia lanjut (55-ke atas) sebanyak 0,1%. Responden rata-rata memiliki penghasilan 58% di bawah Rp5 juta per bulan, 25% di antara Rp5-10 juta per bulan, dan 16% di atas Rp10 juta per bulan.
Responden terdiri dari 52% perempuan dan 47% laki-laki. Survei dilakukan dalam dua bagian, 300 responden disurvei melalui tatap muka dan 1.289 sampel disurvei secara daring yang mewakili lima wilayah Jakarta termasuk Kepulauan Seribu. Survei dilaksanakan sejak Kamis (20/3/2014) sampai Senin (24/3/2014).
medcom.id, Jakarta: Gerakan Pemuda Keadilan (Gema Keadilan), Garda Keadilan, dan Benteng Muda Partai Keadilan Sejahtera (PKS) melakukan survei terkait kesiapan warga DKI Jakarta untuk dipimpin Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Wakil Gubernur DKI Jakarta itu akan menggantikan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yang menjadi calon presiden (capres) dari PDIP.
Hasil survei menunjukkan, 93% responden menyatakan tidak siap dipimpin oleh Ahok sebagai Gubernur DKI. Mereka memiliki alasan-alasan sendiri.
Pertama, Ahok dikenal warga sebagai pribadi yang 'belagu', sombong, dan merasa paling pintar. Akumulasi suara yang menyebutkan ini sebesar 24%.
Kedua, Ahok juga adalah sosok yang tidak simpatik dan jauh dari budi pekerti luhur. Akumulasi suara yang menyebutkan ini sebesar 23%.
"Ketiga, Ahok tidak berbudaya dan beretika sebagai orang beragama. 17% responden mengatakan itu," ujar Ketua Umum Gema Keadilan DKI Jakarta Renold Darmasyah di Galeri Cafe Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (25/3/2014).
Keempat, sebanyak 17% responden menyatakan Ahok terbiasa menyalahkan anak buah dan orang lain. Kelima, sebanyak 15% responden melihat Ahok tidak menghormati pendapat orang lain, dan lainnya 4%.
"Pribadi yang keras tidak mengakomodasi apa yang terjadi di Jakarta. Toh politik santun masih bisa dilakukan," tambahnya.
Survei dilakukan terhadap 1.589 responden sampel, dan 85% di antaranya berusia antara 17-40 tahun. Sementara usia menengah (40-55 tahun) sebanyak 14,9% dan usia lanjut (55-ke atas) sebanyak 0,1%. Responden rata-rata memiliki penghasilan 58% di bawah Rp5 juta per bulan, 25% di antara Rp5-10 juta per bulan, dan 16% di atas Rp10 juta per bulan.
Responden terdiri dari 52% perempuan dan 47% laki-laki. Survei dilakukan dalam dua bagian, 300 responden disurvei melalui tatap muka dan 1.289 sampel disurvei secara daring yang mewakili lima wilayah Jakarta termasuk Kepulauan Seribu. Survei dilaksanakan sejak Kamis (20/3/2014) sampai Senin (24/3/2014).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HNR)