medcom.id, Jakarta: Titin,42, warga Cibubur, Jakarta Timur, membawa tetangga di kampung halamannya, Sumedang, Jawa Barat, untuk dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga (PRT). Tak tanggung, Titin membawa dua orang sekaligus.
"Saya bawa dua orang karena kebutuhan untuk dijadikan pembantu rumah tangga sama sopir," kata Titin kepada Metrotvnews.com, Sabtu 8 Juli 2017.
Titin tidak mencari pembantu lewat agen penyalur PRT. Ia mengaku kurang percaya dengan agen. Kadang, menurut wanita tiga anak itu, PRT dari agen penyalur tidak sesuai dengan yang diharapkan.
"Kita kalau pilih pembantu suka cocok-cocokkan, jadi saya lebih pilih cari sendiri," beber dia.
Ia memboyong Dedeh,34, dan Ujang,45 dari Sumedang. Keduanya diketahui masih kerabat jauh dengan Titin.
"Sekalian bantu saudara sendiri dan kalau kita sudah kenal diminta urusin rumah juga bisa dipercaya," ungkap Titin.
Sementara itu, Ujang mengungkapkan, ia menerima tawaran Titin karena ia kesulitan mencari kerja di kampung. Ujang yang hanya lulusan SMP biasanya mengolah kebun dari hasil warisan.
"Cuma tanahnya sudah dijual buat bayar hutang. Saya lebih baik ikut saja ke Jakarta," tutur Ujang.
Sedangkan Dedeh mengatakan, alasan dia memilih ke Jakarta karena ia sudah ditinggal meninggal suaminya. Padahal ia mesti menghidupi dua orang anaknya yang masih balita.
"Kalau tidak begini, susah di kampung cari uang buat ngehidupin anak. Dulu saya buka warung kecil-kecilan untungnya enggak seberapa," ungkap Dedeh.
medcom.id, Jakarta: Titin,42, warga Cibubur, Jakarta Timur, membawa tetangga di kampung halamannya, Sumedang, Jawa Barat, untuk dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga (PRT). Tak tanggung, Titin membawa dua orang sekaligus.
"Saya bawa dua orang karena kebutuhan untuk dijadikan pembantu rumah tangga sama sopir," kata Titin kepada Metrotvnews.com, Sabtu 8 Juli 2017.
Titin tidak mencari pembantu lewat agen penyalur PRT. Ia mengaku kurang percaya dengan agen. Kadang, menurut wanita tiga anak itu, PRT dari agen penyalur tidak sesuai dengan yang diharapkan.
"Kita kalau pilih pembantu suka cocok-cocokkan, jadi saya lebih pilih cari sendiri," beber dia.
Ia memboyong Dedeh,34, dan Ujang,45 dari Sumedang. Keduanya diketahui masih kerabat jauh dengan Titin.
"Sekalian bantu saudara sendiri dan kalau kita sudah kenal diminta urusin rumah juga bisa dipercaya," ungkap Titin.
Sementara itu, Ujang mengungkapkan, ia menerima tawaran Titin karena ia kesulitan mencari kerja di kampung. Ujang yang hanya lulusan SMP biasanya mengolah kebun dari hasil warisan.
"Cuma tanahnya sudah dijual buat bayar hutang. Saya lebih baik ikut saja ke Jakarta," tutur Ujang.
Sedangkan Dedeh mengatakan, alasan dia memilih ke Jakarta karena ia sudah ditinggal meninggal suaminya. Padahal ia mesti menghidupi dua orang anaknya yang masih balita.
"Kalau tidak begini, susah di kampung cari uang buat ngehidupin anak. Dulu saya buka warung kecil-kecilan untungnya enggak seberapa," ungkap Dedeh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)