medcom.id, Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membandingkan cara penggusuran yang dilakukan Pemerintah DKI dengan Pemerintah Kabupaten Tangerang. Warga korban penggusuran Ibu Kota diminta bersyukur karena diberi banyak kompensasi.
Hal itu diungkapkan Ahok, sapaan Basuki, terkait aksi seribu warga yang menduduki kolong tol Wiyoto Wiyono, Penjaringan, Jakarta Utara, kemarin. Menurut Ahok, protes warga tidak tepat.
Ahok menjelaskan, penggusuran oleh Pemprov DKI Jakarta dilakukan dengan pertimbangan matang. Hal itu berbanding terbalik dengan penggusuran warga Dadap, Tangerang Selatan.
Ahok mengatakan, warga korban penggusuran di Jakarta Utara masih diberi fasilitas rumah susun, naik bus TransJakarta gratis, dan Kartu Jakarta Pintar (KJP). Berbeda dengan warga Dadap yang tidak diberikan kompensasi apa-apa oleh pemerintah setempat.
Warga Jatinegara menolak penggusuran. Foto: Antara/Ambya.
"Di Dadap itu enggak dikasih rusun, enggak dikasih KJP, enggak dikasih bus, enggak dikasih modal. Tapi (partai, LSM) enggak ada yang ribut. Mungkin Dadap salahnya cuma satu, bupatinya bukan Ahok," kata Ahok di SD Santa Maria, Jalan Ir. H. Juanda, Jakarta Pusat, Senin (16/5/2016).
Ahok mengatakan, banyak pihak yang tidak sejalan dengan dirinya memberikan bantuan pada korban penggusuran. Ahok mengumpamakan, andai Bupati Tangerang Selatan itu Ahok, warga Dadap mungkin akan mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik partai maupun LSM.
"Kalau Bupatinya Ahok, (pasti) banyak yang bantuin orang Dadap itu," kelakar Ahok.
Menurut Ahok, warga korban penggusuran perlu diarahkan agar terbiasa dengan lingkungan baru.
"Ini seperti orang tua mengajari anak. Anak-anak ini sudah terbiasa hidup enak. Kamu kalau dudukin tanah negara, saya ajak wartawan, kita pasang tenda dudukin Monas dan Balai Kota? Lumayan loh," ujarnya.
Sebelumnya, sekitar seribu warga berkumpul di kolong Tol Wiyoto Wiyono menggelar unjuk rasa menentang kebijakan penggusuran. Koordinator aksi Marlo Sitompul menilai, sikap Ahok menggusur permukiman warga semena-mena. Ahok menggusur tanpa memberikan solusi.
"Penggusuran itu hanya upaya menyingkirkan kehidupan orang miskin. Akuarium, Kalijodo, dan daerah lain, warga telantar setelah digusur," kata Marlo, Minggu 15 Mei.
medcom.id, Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membandingkan cara penggusuran yang dilakukan Pemerintah DKI dengan Pemerintah Kabupaten Tangerang. Warga korban penggusuran Ibu Kota diminta bersyukur karena diberi banyak kompensasi.
Hal itu diungkapkan Ahok, sapaan Basuki, terkait aksi seribu warga yang menduduki kolong tol Wiyoto Wiyono, Penjaringan, Jakarta Utara, kemarin. Menurut Ahok, protes warga tidak tepat.
Ahok menjelaskan, penggusuran oleh Pemprov DKI Jakarta dilakukan dengan pertimbangan matang. Hal itu berbanding terbalik dengan penggusuran warga Dadap, Tangerang Selatan.
Ahok mengatakan, warga korban penggusuran di Jakarta Utara masih diberi fasilitas rumah susun, naik bus TransJakarta gratis, dan Kartu Jakarta Pintar (KJP). Berbeda dengan warga Dadap yang tidak diberikan kompensasi apa-apa oleh pemerintah setempat.
Warga Jatinegara menolak penggusuran. Foto: Antara/Ambya.
"Di Dadap itu enggak dikasih rusun, enggak dikasih KJP, enggak dikasih bus, enggak dikasih modal. Tapi (partai, LSM) enggak ada yang ribut. Mungkin Dadap salahnya cuma satu, bupatinya bukan Ahok," kata Ahok di SD Santa Maria, Jalan Ir. H. Juanda, Jakarta Pusat, Senin (16/5/2016).
Ahok mengatakan, banyak pihak yang tidak sejalan dengan dirinya memberikan bantuan pada korban penggusuran. Ahok mengumpamakan, andai Bupati Tangerang Selatan itu Ahok, warga Dadap mungkin akan mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik partai maupun LSM.
"Kalau Bupatinya Ahok, (pasti) banyak yang bantuin orang Dadap itu," kelakar Ahok.
Menurut Ahok, warga korban penggusuran perlu diarahkan agar terbiasa dengan lingkungan baru.
"Ini seperti orang tua mengajari anak. Anak-anak ini sudah terbiasa hidup enak. Kamu kalau dudukin tanah negara, saya ajak wartawan, kita pasang tenda dudukin Monas dan Balai Kota? Lumayan loh," ujarnya.
Sebelumnya, sekitar seribu warga berkumpul di kolong Tol Wiyoto Wiyono menggelar unjuk rasa menentang kebijakan penggusuran. Koordinator aksi Marlo Sitompul menilai, sikap Ahok menggusur permukiman warga semena-mena. Ahok menggusur tanpa memberikan solusi.
"Penggusuran itu hanya upaya menyingkirkan kehidupan orang miskin. Akuarium, Kalijodo, dan daerah lain, warga telantar setelah digusur," kata Marlo, Minggu 15 Mei.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(FZN)