medcom.id Jakarta: Sterilisasi jalur TransJakarta memasuki hari ketiga. Namun, masih banyak pengendara menerobos jalur TransJakarta.
"Tadi ada bus PO Deborah kami tilang, alasannya (masuk busway) macet dan ngejar setoran. Padahal jalur umum tidak terlalu macet," terang Kanit Patroli Polsek Kebayoran Lama Akp Joko Purnomo di Kebayoran, Jakarta Selatan, Rabu (15/6/2016).
Pantauan Metrotvnews.com di jalur TransJakarta koridor VIII Lebak Bulus - Harmoni atau tepatnya di Jalan Sultan Iskandar Muda, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, puluhan kendaran roda empat dan dua masih nekat masuk busway. Padahal, di jalur tersebut sudah dipasangi moveable concrete barriere (MCB) yang tingginya mencapai 60 centimeter.
Pemasangan pembatas jalan dan tanda larangan nyatanya tidak membuat pengendara gentar menerobos busway. Bahkan, sanksi tilang biru dengan denda maksimal Rp500 ribu tidak membuat pengendara jera masuk jalur TransJakarta.
Denda diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Pada Pasal 287 ayat 1 dan 2 denda maksimal Rp500 ribu bagi sepeda motor dan Rp 1 juta untuk kendaraan roda empat atau lebih.
Pengendara motor ditilang karena masuk jalur TransJakarta -- MTVN/Riyan Ferdianto
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono mengatakan, sanksi maksimal sebagai upaya sterilisasi jalur TransJakarta belum efektif. Penyebabnya, pembatas jalan di lima koridor belum ditinggikan dan belum ada palang pintunya.
Tingginya volume kendaraan yang lalu lalang di Jakarta turut berpengaruh pada efektifitas jalur TransJakarta. Gubernur DKI Jakarta Basuki `Ahok` Tjahaja Purnama menyatakan akan mengeluarkan kebijakan pembatasan kendaraan dan memaksa warga Jakarta naik kendaraan umum.
Demi menunjang pelaksanaan kebijakan tersebut, Pemerintah Provinsi (Pempron) DKI berjanji mengakuisisi bus dalam kota, menekan tarif bus TransJakarta, dan menambah armada bus TransJakarta. "Selain itu, kita juga akan perlebar trotoar di sejumlah ruas jalan Ibu Kota," ungkap Ahok, Selasa (17/5/2016).
Namun, armada bus yang sedikit, ketepatan waktu, serta kenyamanan menjadi alasan warga enggan beralih menggunakan kendaraan umum.
medcom.id Jakarta: Sterilisasi jalur TransJakarta memasuki hari ketiga. Namun, masih banyak pengendara menerobos jalur TransJakarta.
"Tadi ada bus PO Deborah kami tilang, alasannya (masuk busway) macet dan ngejar setoran. Padahal jalur umum tidak terlalu macet," terang Kanit Patroli Polsek Kebayoran Lama Akp Joko Purnomo di Kebayoran, Jakarta Selatan, Rabu (15/6/2016).
Pantauan
Metrotvnews.com di jalur TransJakarta koridor VIII Lebak Bulus - Harmoni atau tepatnya di Jalan Sultan Iskandar Muda, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, puluhan kendaran roda empat dan dua masih nekat masuk busway. Padahal, di jalur tersebut sudah dipasangi moveable concrete barriere (MCB) yang tingginya mencapai 60 centimeter.
Pemasangan pembatas jalan dan tanda larangan nyatanya tidak membuat pengendara gentar menerobos busway. Bahkan, sanksi tilang biru dengan denda maksimal Rp500 ribu tidak membuat pengendara jera masuk jalur TransJakarta.
Denda diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Pada Pasal 287 ayat 1 dan 2 denda maksimal Rp500 ribu bagi sepeda motor dan Rp 1 juta untuk kendaraan roda empat atau lebih.
Pengendara motor ditilang karena masuk jalur TransJakarta -- MTVN/Riyan Ferdianto
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono mengatakan, sanksi maksimal sebagai upaya sterilisasi jalur TransJakarta belum efektif. Penyebabnya, pembatas jalan di lima koridor belum ditinggikan dan belum ada palang pintunya.
Tingginya volume kendaraan yang lalu lalang di Jakarta turut berpengaruh pada efektifitas jalur TransJakarta. Gubernur DKI Jakarta Basuki `Ahok` Tjahaja Purnama menyatakan akan mengeluarkan kebijakan pembatasan kendaraan dan memaksa warga Jakarta naik kendaraan umum.
Demi menunjang pelaksanaan kebijakan tersebut, Pemerintah Provinsi (Pempron) DKI berjanji mengakuisisi bus dalam kota, menekan tarif bus TransJakarta, dan menambah armada bus TransJakarta. "Selain itu, kita juga akan perlebar trotoar di sejumlah ruas jalan Ibu Kota," ungkap Ahok, Selasa (17/5/2016).
Namun, armada bus yang sedikit, ketepatan waktu, serta kenyamanan menjadi alasan warga enggan beralih menggunakan kendaraan umum.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NIN)