medcom.id, Jakarta: Terminal Terpadu Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur, untuk kali pertama dioperasikan melayani mudik dan balik tahun ini. Sedikitnya ada 19 perusahaan otobus (PO) sudah beroperasi di terminal yang mulai dibangun tahun 2010 itu.
Sejumlah fasilitas terminal telah disiapkan. Di antaranya 71 unit CCTV dan 54 unit TV LED. Perangkat itu dipasang di sejumlah titik yang dianggap strategis.
"Untuk LED TV saat ini hanya untuk informasi jurusan PO bus. Ke depan bukan tidak mungkin jadwal keberangkatan bus akan ada juga," Kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terminal Pulo Gebang, Nurhayati Sinaga, Rabu (22/6/2016).
Beberapa posko disiapkan untuk pemudik, di antaranya posko kesehatan dan ruang laktasi yang terletak di area kedatangan. Khusus untuk pengamanan, selain petugas dari Terminal Pulo Gebang, anggota TNI Polri juga diperbantukan.
Suasana Terminal Pulo Gebang--Metrotvnews.com/Damar Iradat.
Terminal ini memiliki sarana lift, eskalator, pintu otomatis, dan pendingin (AC) di ruang tunggu penumpang. Terminal terdiri dari empat gedung dengan fungsi berbeda. Terminal yang menghabiskan anggaran sebesar Rp448,6 miliar itu tergolong cukup megah.
Pada gedung A difungsikan untuk tempat istirahat awak bus Antar Kota Antar Propinsi (AKAP). Sementara gedung B, difungsikan sebagai ruang tunggu penumpang. Di sini juga merupakan area keberangkatan bus AKAP. Gedung ini memiliki sembilan pintu dengan jumlah jalur 28 unit bus, dan memiliki luas 1.824 meter persegi.
Gedung C diperuntukkan bagi area kedatangan bus AKAP dan bus dalam kota. Luasnya 2.880 meter persegi, memiliki 14 pintu, dan 16 jalur bus dalam kota. Gedung ini dapat menampung 58 bus dalam kota.
Gedung ini memiliki empat lantai dan satu lantai mezzanine. Lantai satu untuk area komersil dengan kios-kios. Namun belum sepenuhnya beroperasi.
Di atasnya adalah lantai mezzanine. Lantai itu digunakan untuk loket tiket bus AKAP, bus TransJakarta, ruang pengumuman, dan fasilitas umum lainnya.
Sedangkan di lantai dua merupakan ruang tunggu penumpang dengan fasilitas yang dilengkapi fasilitas mengisi ulang daya ponsel.
Lantai tiga, nantinya merupakan lokasi bagi foodcourt dan tempat 54 kios, ruangan toilet, dan lainnya. Lantai empat jadi kantor pengelola terminal, bersamaan dengan ruang perwakilan untuk PO bus dan control room.
Gedung D merupakan gedung bagi area bus TransJakarta dengan dua jalur. Gedung itu merupakan tempat beroperasinya TransJakarta koridor 11 yang melayani rute Kampung Melayu - Pulo Gebang.
Belum banyak aktifitas di dalam terminal. Penumpang, baik bus AKAP maupun TransJakarta, masih bisa dihitung jari. Penumpang mengeluhkan rambu penunjuk arah di dalam maupun luar terminal kurang.
Penumpang harus banyak bertanya untuk mencapai ke Terminal Pemberangkatan di Gedung B lantaran rambu penunjuk kurang. Di terminal pemberangkatan angkot pada sisi selatan tidak terlihat rambu sama sekali. Hanya terdapat rambu nomor line angkot, tanpa disebut tujuan masing-masing trayek.
Di luar terminal, sejumlah titik masih tidak terlihat rambu petunjuk arah ke Terminal Pulo Gebang. Terutama di Jl Bekasi Raya, Jl I Gusti Ngurah Rai, Jl Soemarno dan sejumlah titik lainnya.
"Ini saya muter dua kali nyari di mana ini naik busnya. Kurang petunjuk jadi ribet," kata Septradi, 34, penumpang yang ingin ke Jawa Tengah.
medcom.id, Jakarta: Terminal Terpadu Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur, untuk kali pertama dioperasikan melayani mudik dan balik tahun ini. Sedikitnya ada 19 perusahaan otobus (PO) sudah beroperasi di terminal yang mulai dibangun tahun 2010 itu.
Sejumlah fasilitas terminal telah disiapkan. Di antaranya 71 unit CCTV dan 54 unit TV LED. Perangkat itu dipasang di sejumlah titik yang dianggap strategis.
"Untuk LED TV saat ini hanya untuk informasi jurusan PO bus. Ke depan bukan tidak mungkin jadwal keberangkatan bus akan ada juga," Kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terminal Pulo Gebang, Nurhayati Sinaga, Rabu (22/6/2016).
Beberapa posko disiapkan untuk pemudik, di antaranya posko kesehatan dan ruang laktasi yang terletak di area kedatangan. Khusus untuk pengamanan, selain petugas dari Terminal Pulo Gebang, anggota TNI Polri juga diperbantukan.
Suasana Terminal Pulo Gebang--Metrotvnews.com/Damar Iradat.
Terminal ini memiliki sarana lift, eskalator, pintu otomatis, dan pendingin (AC) di ruang tunggu penumpang. Terminal terdiri dari empat gedung dengan fungsi berbeda. Terminal yang menghabiskan anggaran sebesar Rp448,6 miliar itu tergolong cukup megah.
Pada gedung A difungsikan untuk tempat istirahat awak bus Antar Kota Antar Propinsi (AKAP). Sementara gedung B, difungsikan sebagai ruang tunggu penumpang. Di sini juga merupakan area keberangkatan bus AKAP. Gedung ini memiliki sembilan pintu dengan jumlah jalur 28 unit bus, dan memiliki luas 1.824 meter persegi.
Gedung C diperuntukkan bagi area kedatangan bus AKAP dan bus dalam kota. Luasnya 2.880 meter persegi, memiliki 14 pintu, dan 16 jalur bus dalam kota. Gedung ini dapat menampung 58 bus dalam kota.
Gedung ini memiliki empat lantai dan satu lantai mezzanine. Lantai satu untuk area komersil dengan kios-kios. Namun belum sepenuhnya beroperasi.
Di atasnya adalah lantai mezzanine. Lantai itu digunakan untuk loket tiket bus AKAP, bus TransJakarta, ruang pengumuman, dan fasilitas umum lainnya.
Sedangkan di lantai dua merupakan ruang tunggu penumpang dengan fasilitas yang dilengkapi fasilitas mengisi ulang daya ponsel.
Lantai tiga, nantinya merupakan lokasi bagi foodcourt dan tempat 54 kios, ruangan toilet, dan lainnya. Lantai empat jadi kantor pengelola terminal, bersamaan dengan ruang perwakilan untuk PO bus dan control room.
Gedung D merupakan gedung bagi area bus TransJakarta dengan dua jalur. Gedung itu merupakan tempat beroperasinya TransJakarta koridor 11 yang melayani rute Kampung Melayu - Pulo Gebang.
Belum banyak aktifitas di dalam terminal. Penumpang, baik bus AKAP maupun TransJakarta, masih bisa dihitung jari. Penumpang mengeluhkan rambu penunjuk arah di dalam maupun luar terminal kurang.
Penumpang harus banyak bertanya untuk mencapai ke Terminal Pemberangkatan di Gedung B lantaran rambu penunjuk kurang. Di terminal pemberangkatan angkot pada sisi selatan tidak terlihat rambu sama sekali. Hanya terdapat rambu nomor line angkot, tanpa disebut tujuan masing-masing trayek.
Di luar terminal, sejumlah titik masih tidak terlihat rambu petunjuk arah ke Terminal Pulo Gebang. Terutama di Jl Bekasi Raya, Jl I Gusti Ngurah Rai, Jl Soemarno dan sejumlah titik lainnya.
"Ini saya muter dua kali nyari di mana ini naik busnya. Kurang petunjuk jadi ribet," kata Septradi, 34, penumpang yang ingin ke Jawa Tengah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)