medcom.id Jakarta: Proses pembangunan SMPN 73 Jakarta hingga saat ini belum tuntas. Renovasi terhenti sejak Novenber 2013. Akibatnya, siswa harus menggelar Ujian Nasional di SD Negeri 01 dan 03 Tebet, Jakarta Selatan.
Dari pantauan <i>Metrotvnews.com</i>, tidak ada satupun ruangan yang digunakan untuk UN. Ruang kelas hanya berupa konstruksi rangka beton dan proses pembangunan tak lagi nampak. Beberapa ruangan hanya dijadikan kelas darurat berdinding papan triplek.
Kepala sekolah SMPN 73 Jakarta, Sukirman mengatakan, sudah dua tahun proses kegiatan belajar mengajar dilakukan bergiliran, karena kondisi bangunan sekolah belum 100 persen selesai.
“Pembangunan dilaksanakan sejak tahun 2013. Kami hanya menerima 40 persen dana yang diberikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sisanya menggunakan kas sekolah dan bantuan orang tua siswa,” kata Sukirman saat ditemui <i>Metrotvnews.com</i> di SMPN 73 Jakarta Selatan, Senin (4/5/2015).
Ia mengungkapkan, ruang belajar di SMP 73 hanya enam, sementara untuk memenuhi kebutuhan belajar mengajar dan UN, pihaknya membutuhkan 15 ruangan. "Kami numpang di SDN 01 dan 03 Tebet Timur setelah kegiatan belajar mereka selesai. Kelas IX pagi hari, kelas VIII dan VII siang, selama UN siswa SD diliburkan," ujarnya.
Sukirman mengatakan, walaupun ruang kelas SMPN 73 sangat terbatas, namun siswa dan guru tetap semangat menjalankan kegiatan belajar mengajar. "Dukungan dari guru dan murid sangat baik. Dengan kondisi terbatas, sekolah ini ratingnya tidak pernah jelek, selalu menjadi favorit," klaim Sukirman.
medcom.id Jakarta: Proses pembangunan SMPN 73 Jakarta hingga saat ini belum tuntas. Renovasi terhenti sejak Novenber 2013. Akibatnya, siswa harus menggelar Ujian Nasional di SD Negeri 01 dan 03 Tebet, Jakarta Selatan.
Dari pantauan
Metrotvnews.com, tidak ada satupun ruangan yang digunakan untuk UN. Ruang kelas hanya berupa konstruksi rangka beton dan proses pembangunan tak lagi nampak. Beberapa ruangan hanya dijadikan kelas darurat berdinding papan triplek.
Kepala sekolah SMPN 73 Jakarta, Sukirman mengatakan, sudah dua tahun proses kegiatan belajar mengajar dilakukan bergiliran, karena kondisi bangunan sekolah belum 100 persen selesai.
“Pembangunan dilaksanakan sejak tahun 2013. Kami hanya menerima 40 persen dana yang diberikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sisanya menggunakan kas sekolah dan bantuan orang tua siswa,” kata Sukirman saat ditemui
Metrotvnews.com di SMPN 73 Jakarta Selatan, Senin (4/5/2015).
Ia mengungkapkan, ruang belajar di SMP 73 hanya enam, sementara untuk memenuhi kebutuhan belajar mengajar dan UN, pihaknya membutuhkan 15 ruangan. "Kami numpang di SDN 01 dan 03 Tebet Timur setelah kegiatan belajar mereka selesai. Kelas IX pagi hari, kelas VIII dan VII siang, selama UN siswa SD diliburkan," ujarnya.
Sukirman mengatakan, walaupun ruang kelas SMPN 73 sangat terbatas, namun siswa dan guru tetap semangat menjalankan kegiatan belajar mengajar. "Dukungan dari guru dan murid sangat baik. Dengan kondisi terbatas, sekolah ini ratingnya tidak pernah jelek, selalu menjadi favorit," klaim Sukirman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)