medcom.id, Jakarta: Jumlah komputer bukan satu-satunya masalah sekolah tak bisa mengikuti Ujian Nasional (UN) berbasis komputer atau Computer Based Test (CBT). Masalah lain yang dihadapi sekolah tak bisa gelar UN CBT adalah masalah pasokan listrik.
Salah satu sekolah yang mendapat kendala listrik adalah SMA Negeri 12 Jakarta yang terletak di Jalan Pertanian Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur.
"Jadi, kan waktu itu kita diuji coba. Sebenarnya secara jaringan dan anak-anak sudah siap. Tapi, satu hal kita tak bisa penuhi persyaratan yakni antisipasi gangguan listrik. Bukan karena komputer," kata Kepala Sekolah SMA Negeri 12 Jakarta Timur, Nursyamsudin saat ditemui Metrotvnews.com, Kamis (9/4/2015)
Ia juga mengakui, di SMA Negeri 12 Jakarta hanya terdapat 40 komputer dengan jumlah peserta UN sebanyak 228 siswa. Namun, kata Nursyamsudin, komputer bukan masalah yang besar. Sebab, masih ada laptop tambahan yang bisa diusahakan.
"Komputer kita kemarin informasi dari Puspendik memang terbatas. Namun, kita bisa siapkan 76 laptop untuk mengatasinya,"ujarnya
Sehingga, karena keterbatasan itu, Nursyamsudin pun memilih melakukan UN dengan cara manual sambil mempersiapkan CBT untuk ujian tahun depan.
"Daripada mengorbankan siswa, kita jalankan manual aja. Sambil kita sedang menyusun anggaran tahun depan untuk penyediaan genset dan komputernya supaya ditambah," ungkapnya.
Ia pun optimisme, program CBT yang digalangkan pemerintah akan berdampak positif bagi siswa dan sekolahnya. "Harapannya tetap optimis UN CBT berjalan baik. Kan itu diduga tingkat kejujuran lebih tinggi, dan dalam pengerjaannya tinggal klik, klik saja," tutupnya.
medcom.id, Jakarta: Jumlah komputer bukan satu-satunya masalah sekolah tak bisa mengikuti Ujian Nasional (UN) berbasis komputer atau
Computer Based Test (CBT). Masalah lain yang dihadapi sekolah tak bisa gelar UN CBT adalah masalah pasokan listrik.
Salah satu sekolah yang mendapat kendala listrik adalah SMA Negeri 12 Jakarta yang terletak di Jalan Pertanian Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur.
"Jadi, kan waktu itu kita diuji coba. Sebenarnya secara jaringan dan anak-anak sudah siap. Tapi, satu hal kita tak bisa penuhi persyaratan yakni antisipasi gangguan listrik. Bukan karena komputer," kata Kepala Sekolah SMA Negeri 12 Jakarta Timur, Nursyamsudin saat ditemui
Metrotvnews.com, Kamis (9/4/2015)
Ia juga mengakui, di SMA Negeri 12 Jakarta hanya terdapat 40 komputer dengan jumlah peserta UN sebanyak 228 siswa. Namun, kata Nursyamsudin, komputer bukan masalah yang besar. Sebab, masih ada laptop tambahan yang bisa diusahakan.
"Komputer kita kemarin informasi dari Puspendik memang terbatas. Namun, kita bisa siapkan 76 laptop untuk mengatasinya,"ujarnya
Sehingga, karena keterbatasan itu, Nursyamsudin pun memilih melakukan UN dengan cara manual sambil mempersiapkan CBT untuk ujian tahun depan.
"Daripada mengorbankan siswa, kita jalankan manual aja. Sambil kita sedang menyusun anggaran tahun depan untuk penyediaan genset dan komputernya supaya ditambah," ungkapnya.
Ia pun optimisme, program CBT yang digalangkan pemerintah akan berdampak positif bagi siswa dan sekolahnya. "Harapannya tetap optimis UN CBT berjalan baik. Kan itu diduga tingkat kejujuran lebih tinggi, dan dalam pengerjaannya tinggal klik, klik saja," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LOV)