medcom.id, Jakarta: Sanggar Saung Merdeka Ciliwung menggelar aksi di Hari H penertiban kawasan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan. Tokoh pendiri Museum Rekor Indoneaia (MURI) Jaya Suprana tampak hadir mengikuti aksi tersebut.
Pantauan Metrotvnews.com, aksi dimulai dari kantor sanggar di RT 06/12 Bukit Duri, Tebet, Jakarta Salatan. Peserta aksi mengenakan pakaian serba putih. Aksi dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Orasi dipimpin langsung pendiri sanggar Romo Sandiawan.
Aksi diikuti puluhan orang dengan membawa spanduk penolakan penggusuran. Beberapa di antaranya tampak menitikan air mata sambil menyanyikan yel-yel penolakan.
Warga kasawasan Bukit Duri, Tebet, Jaksel melakukan aksi penolakan penertiban untuk normalisasi Kali Ciliwung. Foto: Metrotvnews.com/Whisnu Mardiansyah
Tokoh Pendiri MURI, Jaya Suprana dengan menggunakan kursi roda dipapah menuju Jalan Tongtek Jatinegara mengikuti aksi dengan warga. Menurut Jaya, tujuan ia mengukuti aksi karena bersahabat dengan pendiri sanggar dan simpati terhadap warga Bukit Duri.
"Bukit Duri sedang dalam proses di PN Pusat dan PTUN. Saya tanya ke Mahfud MD ia nyatakan tidak boleh disentuh ketika sidang berjalan," kata Jaya Suprana di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (28/9/2016).
Pendiri Sanggar Saung Merdeka Ciliwung Romo Sandiawan berorasi menolak penertiban kawasan Bukit Duri untuk normalisasi Kali Ciliwung. Foto: Metrotvnews.com/Whisnu Mardiansyah
Pemprov DKI merelokasi warga yang tinggal di 400 bidang bangunan di Bukit Duri. Tepatnya di RW 09, 10, 11, dan 12. Kawasan tersebut terkena dampak pembangunan proyek normalisasi Kali Ciliwung. Dari data terakhir sudah 313 bidang bangunan yang dibongkar dan penghuninya bersedia pindah ke rusun Rawa Bebek, Jakarta Timur.
Pemerintah menyediakan 400 unit Rumah Susun Rawa Bebek untuk warga yang kena penertiban. Sebanyak 313 unit sudah ditempati. Masih ada 70 unit Rusun Rawa Bebek belum diambil warga yang kena penertiban.
medcom.id, Jakarta: Sanggar Saung Merdeka Ciliwung menggelar aksi di Hari H penertiban kawasan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan. Tokoh pendiri Museum Rekor Indoneaia (MURI) Jaya Suprana tampak hadir mengikuti aksi tersebut.
Pantauan
Metrotvnews.com, aksi dimulai dari kantor sanggar di RT 06/12 Bukit Duri, Tebet, Jakarta Salatan. Peserta aksi mengenakan pakaian serba putih. Aksi dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Orasi dipimpin langsung pendiri sanggar Romo Sandiawan.
Aksi diikuti puluhan orang dengan membawa spanduk penolakan penggusuran. Beberapa di antaranya tampak menitikan air mata sambil menyanyikan yel-yel penolakan.
Warga kasawasan Bukit Duri, Tebet, Jaksel melakukan aksi penolakan penertiban untuk normalisasi Kali Ciliwung. Foto: Metrotvnews.com/Whisnu Mardiansyah
Tokoh Pendiri MURI, Jaya Suprana dengan menggunakan kursi roda dipapah menuju Jalan Tongtek Jatinegara mengikuti aksi dengan warga. Menurut Jaya, tujuan ia mengukuti aksi karena bersahabat dengan pendiri sanggar dan simpati terhadap warga Bukit Duri.
"Bukit Duri sedang dalam proses di PN Pusat dan PTUN. Saya tanya ke Mahfud MD ia nyatakan tidak boleh disentuh ketika sidang berjalan," kata Jaya Suprana di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (28/9/2016).
Pendiri Sanggar Saung Merdeka Ciliwung Romo Sandiawan berorasi menolak penertiban kawasan Bukit Duri untuk normalisasi Kali Ciliwung. Foto: Metrotvnews.com/Whisnu Mardiansyah
Pemprov DKI merelokasi warga yang tinggal di 400 bidang bangunan di Bukit Duri. Tepatnya di RW 09, 10, 11, dan 12. Kawasan tersebut terkena dampak pembangunan proyek normalisasi Kali Ciliwung. Dari data terakhir sudah 313 bidang bangunan yang dibongkar dan penghuninya bersedia pindah ke rusun Rawa Bebek, Jakarta Timur.
Pemerintah menyediakan 400 unit Rumah Susun Rawa Bebek untuk warga yang kena penertiban. Sebanyak 313 unit sudah ditempati. Masih ada 70 unit Rusun Rawa Bebek belum diambil warga yang kena penertiban.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)