KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)/MTVN
KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)/MTVN

Jokowi Yakin Gus Dur Gemas Ada yang Remehkan Konstitusi

Intan fauzi • 24 Desember 2016 06:05
medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo menilai, sosok Presiden ke-4 Indonesia Abdurrahman Wahid mengingatkan bahwa Indonesia bukan milik satu golongan maupun perseorangan. Oleh karena itu Indonesia harus diatur dengan konstitusi.
 
Konstitusi di Indonesia, kata Jokowi, dibangun oleh nilai-nilai kemajemukan bangsa. Menilik fenomena saat ini, Jokowi mengungkapkan, adanya pihak-pihak yang ingin mengubah konstitusi tersebut.
 
"Saya percaya Gus Dur pasti gemes, gregetan, ada sekelompok orang yang meremehkan konstitusi yang mengabaikan kemajemukan, yang memaksakan kehendak dengan kekerasan, radikalisme, dan terorisme," ungkap Jokowi di kediaman Gus Dur, Jalan Warung Sila, Ciganjur, Jakarta Selatan, Jumat (23/12/2016).

Hal itu dapat tercermin di kehidupan media sosial maupun di dunia nyata belakangan ini. Mantan Wali Kota Solo itu mengungkapkan, di media sosial, orang tak lagi dapat membedakan antara mengkritik dan menghina.
 
"Mana yang kritik mana yang menghasut, mana yang kritik mana yang menghujat, mana yang kritik mana yang ujaran kebencian, mana yang kritik mana yang makar. Enggak bisa bedakan sekarang ini," ungkap Jokowi.
 
Jika hal itu terus dilanjutkan, kata Jokowi, Indonesia akan kehabisan energi untuk hal-hal yang tidak membangun negeri. Padahal, banyak masalah lebih penting yang perlu dituntaskan supaya Indonesia lebih maju.
 
"Bisa jadi kita lupa strategi besar negara kita, lupa bagaimana sejahterakan negara, lupa bagaimana bangun strategi ekonomi negara, strategi ke depan bangun lapangan pekerjaan karena kita ribut, ribut dan ribut," tukas Jokowi.
 
Jika Gus Dur masih ada, Jokowi yakin Gus Dur pasti menertawakan kondisi sosial masyarakat Indonesia saat ini yang cenderung minus toleransi.
 
"Kalau almarhum Gus Dur masih ada, ada yang beri tahu kita, kita ini masih kaya anak TK. Pasti digitukan oleh Gus Dur," ungkapnya.
 
Padahal, lanjut Presiden Indonesia ke-7 itu, Indonesia semestinya bersyukur ketika banyak negara masih goyah mencari pedoman hidup. Sementara Indonesia sudah memiliki Pancasila.
 
"Kita seharusnya bisa bangun lebih cepat, gotong royong lebih cepat sehingga jadi negara yang memenangkan persaingan," tegas Jokowi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan