medcom.id, Jakarta: Martin, Ketua RT 12, Jati Bunder Dalam, Tanah Abang, Jakarta Pusat, mengakui banyaknya tumpukan sampah lingkungan tempat tinggalnya disebabkan warga belum sadar akan kebersihan. Alhasil, kali di lingkungan itu penuh sampah.
"Saya tidak bisa menyalahkan pemerintah ya, karena memang harus saya akui, warga sini memang belum paham tentang kebersihan. Buang sampah ke kali itu sudah jadi kebiasaan warga," ujar Martin saat ditemui Metrotvnews.com, Jumat 8 September 2017.
Martin mengatakan, warga yang mayoritas berpofesi sebagai pedagang di Pasar Tanah Abang itu enggan menangkut sampahnya ke tempat pembuangan sampah. Padahal, tempat sampah terdekat berada di pasar inpres yang berjarak tidak jauh dari pemukiman mereka.
"Warga sebetulnya bisa menumpuk sampahnya di dalam karung, lalu buang ke tempat sampah di pasar ketika mereka hendak berangkat ke Pasar Tanah Abang," lanjut Martin.
Berbeda dengan Martin, Jarwo, salah seorang warga RT 14 mengaku memang lebih memilih untuk membuang sampahnya ke kali. Menurut dia, jarak tempat sampah di pasar inpres terlalu jauh.
"Kalau mau buang sampah pilihannya harus ke pasar atau ke kali. Tapi, kalau ke pasar itu agak jauh. Jadi warga tidak ada pilihan lain," ujar Jarwo.
Rutin dibersihkan
Meskipun sampah-sampah di kali terlihat menumpuk, Martin mengatakan petugas pekerja penanganan sarana dan prasarana umum (PPSU) selalu rutin mengangkut sampah warga setiap dua hari sekali. "Ini baru dibersihkan kemarin, tapi lihat sudah sebanyak ini," ujar Martin sambil menunjuk karung-karung berisi sampah yang menyumbat aliran kali berair hitam itu.
Martin mengatakan, ketika petugas PPSU datang pada siang hari, warga membuang karung-karung sampahnya pada malam hari agar tidak diketahui petugas. Pria yang sudah empat kali menjabat sebagai ketua RT 12 itu mengaku sering memarahi warga yang kepergok membuang sampah ke kali.
"Kadang warga melempar begitu saja sampahnya dari lantai dua ke kali, kalau saya pergoki, saya lempar lagi sampahnya ke atas," pungkas Martin.
Meskipun tinggal di lingkungan yang kotor, Martin mengaku warganya tidak terlalu memusingkan hal itu. Pasalnya, warga tidak punya pilihan tempat tinggal lain.
"Bagaimana ya, kalau di bilang nyaman ya tidak juga. Tapi, kami mau tinggal di mana lagi? Mau tidak mau dibuat nyaman saja," tutur Martin.
medcom.id, Jakarta: Martin, Ketua RT 12, Jati Bunder Dalam, Tanah Abang, Jakarta Pusat, mengakui banyaknya tumpukan sampah lingkungan tempat tinggalnya disebabkan warga belum sadar akan kebersihan. Alhasil, kali di lingkungan itu penuh sampah.
"Saya tidak bisa menyalahkan pemerintah ya, karena memang harus saya akui, warga sini memang belum paham tentang kebersihan. Buang sampah ke kali itu sudah jadi kebiasaan warga," ujar Martin saat ditemui
Metrotvnews.com, Jumat 8 September 2017.
Martin mengatakan, warga yang mayoritas berpofesi sebagai pedagang di Pasar Tanah Abang itu enggan menangkut sampahnya ke tempat pembuangan sampah. Padahal, tempat sampah terdekat berada di pasar inpres yang berjarak tidak jauh dari pemukiman mereka.
"Warga sebetulnya bisa menumpuk sampahnya di dalam karung, lalu buang ke tempat sampah di pasar ketika mereka hendak berangkat ke Pasar Tanah Abang," lanjut Martin.
Berbeda dengan Martin, Jarwo, salah seorang warga RT 14 mengaku memang lebih memilih untuk membuang sampahnya ke kali. Menurut dia, jarak tempat sampah di pasar inpres terlalu jauh.
"Kalau mau buang sampah pilihannya harus ke pasar atau ke kali. Tapi, kalau ke pasar itu agak jauh. Jadi warga tidak ada pilihan lain," ujar Jarwo.
Rutin dibersihkan
Meskipun sampah-sampah di kali terlihat menumpuk, Martin mengatakan petugas pekerja penanganan sarana dan prasarana umum (PPSU) selalu rutin mengangkut sampah warga setiap dua hari sekali. "Ini baru dibersihkan kemarin, tapi lihat sudah sebanyak ini," ujar Martin sambil menunjuk karung-karung berisi sampah yang menyumbat aliran kali berair hitam itu.
Martin mengatakan, ketika petugas PPSU datang pada siang hari, warga membuang karung-karung sampahnya pada malam hari agar tidak diketahui petugas. Pria yang sudah empat kali menjabat sebagai ketua RT 12 itu mengaku sering memarahi warga yang kepergok membuang sampah ke kali.
"Kadang warga melempar begitu saja sampahnya dari lantai dua ke kali, kalau saya pergoki, saya lempar lagi sampahnya ke atas," pungkas Martin.
Meskipun tinggal di lingkungan yang kotor, Martin mengaku warganya tidak terlalu memusingkan hal itu. Pasalnya, warga tidak punya pilihan tempat tinggal lain.
"Bagaimana ya, kalau di bilang nyaman ya tidak juga. Tapi, kami mau tinggal di mana lagi? Mau tidak mau dibuat nyaman saja," tutur Martin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)