Jakarta: Kualitas udara di Jakarta yang memburuk menyebabkan peningkatan penderita infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Salah satu penyebab buruknya kualitas udara adalah emisi gas dan kendaraan bermotor.
Selain itu, partikel-partikel berbahaya juga dapat merusak kesehatan pernafasan dan meningkatkan resiko gangguan penyakit lain.
Berdasarkan data IQAir, kualitas udara Jakarta berada di angka tidak sehat sehingga membuat angka laporan kasus ISPA mengalami peningkatan.
Dikutip dari Primetime News, Jumat, 18 Agustus 2023, Dirjen Pengendalian dan Kerusakan Lingkungan, Sigit Reliantoro, mengusulkan harus ada pembangunan transportasi berkelanjutan dan perubahan hidup masyarakat untuk mengantisipasi tingkat polusi udara Jabodetabek.
"Maka isu transporasi berkelanjutan atau pola gaya hidup itu menjadi penting untuk di daerah perkotaan" kata Sigit.
Menurutnya, salah satu tingkat pencemaran terbesar terletak pada emisi aktivitas transportasi sebesar 44 persen dan disusul aktivitas industri.
| Baca: KLHK Gelar Operasi Inspeksi Lapangan Pengendalian Polusi Udara Jabodetabek |
Masih dikutip dari sumber yang sama, sepanjang tahun 2023 dilaporkan kasus ISPA mengalami peningkatan. Tercatat pada Januari 102.609 laporan, Februari 104.638 laporan, Maret 119.734 laporan, April 109.705 laporan, Mei 99.130 laporan, dan Juni 102.475 laporan.
(Annisa Febyriana)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
