Jakarta: PT MRT Jakarta telah mengantisipasi potensi banjir di musim hujan kali ini. MRT Jakarta telah melakukan sejumlah langkah-langkah.
"Kita pastikan untuk mengantisipasi musim hujan kali ini lebih baik dari sebelumnya," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar dalam diskusi daring Forum Jurnalis MRT Jakarta, Rabu, 30 September 2020.
William menuturkan pihaknya membuat pagar di pintu masuk stasiun. Pagar sudah pernah dinaikkan saat banjir Januari 2020.
"Awalnya ini hanya ada di Stasiun Bundaran HI dan Dukuh Atas. Tapi kini sudah ada di seluruh stasiun bawah tanah," tutur William.
Sementara itu, untuk mencegah genangan di sekitar Stasiun Istora, PT MRT Jakarta membuat tembok pembatas yang lebih tinggi hingga 50 sentimeter (cm) antara jalan dengan trotoar. Sebab, trotoar yang menjadi lokasi pintu masuk Stasiun Istora lebih rendah dibandingkan permukaan Jalan Jenderal Sudirman.
"Lalu kita juga buat sodetan yang akan langsung mengalirkan genangan air dari jalan langsung ke daerah sekitar yang lebih rendah," terang dia.
William menambahkan drainase di sepanjang jalur MRT Jakarta mulai dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI selalu diperbaiki dan dikuras sedimentasinya. Hal ini agar mampu menampung air hujan.
Pihaknya juga membangun ramp di Stasiun Dukuh Atas. Khususnya di jalur pejalan kaki mengarah ke pintu masuk stasiun.
Jakarta: PT
MRT Jakarta telah mengantisipasi potensi banjir di musim hujan kali ini. MRT Jakarta telah melakukan sejumlah langkah-langkah.
"Kita pastikan untuk mengantisipasi musim hujan kali ini lebih baik dari sebelumnya," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar dalam diskusi daring Forum Jurnalis MRT Jakarta, Rabu, 30 September 2020.
William menuturkan pihaknya membuat pagar di pintu masuk stasiun. Pagar sudah pernah dinaikkan saat banjir Januari 2020.
"Awalnya ini hanya ada di Stasiun Bundaran HI dan Dukuh Atas. Tapi kini sudah ada di seluruh stasiun bawah tanah," tutur William.
Sementara itu, untuk mencegah genangan di sekitar Stasiun Istora, PT MRT Jakarta membuat tembok pembatas yang lebih tinggi hingga 50 sentimeter (cm) antara jalan dengan trotoar. Sebab, trotoar yang menjadi lokasi pintu masuk Stasiun Istora lebih rendah dibandingkan permukaan Jalan Jenderal Sudirman.
