Jakarta: SDN 02 Cikini, Jakarta Pusat, menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen hari ini, Kamis, 7 April 2022. Namun, ada kesalahan teknis pemberitahuan ke murid mengenai seragam sekolah.
Seluruh siswa diwajibkan menggunakan baju muslim selama ramadan. Ketua PTM SDN Cikini 02, Ikin Waskin, membenarkan surat edaran dan kesalahan teknis itu.
"Itu kesalahan dari redaksi kami l, sebenanrya bukan semua murid tapi murid yang muslim saja pakai pakaian muslim," ucap Ikin saat diwawancarai di SDN 02 Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis 7 April 2022.
Baca: SMKN 51 Jakarta Timur Gelar PTM 100% Hari Ini
Ikin menerangkan kesalahan tersebut telah disampaikan kepada pengawas. Dia menyebut kegiatan ramadan hanya diikuti oleh siswa muslim saja.
"Itu sudah disampaikan dan pengawas juga masih dalam arti tidak ada masalah sebenarnya. Karena memang kegiatan di bulan ramadan kita melakukan itu untuk yang muslim, kalau yang muslim ada gurunya, suka ada kegiatan beda lagi, kami pisahkan," katanya.
Ikin mengatakan jajaranya telah memberikan penjelasan kepada orang tua siswa. Dia menyebut kegiatan selama ini tetap berlangsung baik.
"Sempat ada orang tua yang non muslim menanyakan hal tersebut. Tapi kami sudah jelaskan itu ada kesalahan redaksi kami yang menyampaikan kurang tepat," terangnya.
Jakarta: SDN 02 Cikini, Jakarta Pusat, menggelar
pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen hari ini, Kamis, 7 April 2022. Namun, ada kesalahan teknis pemberitahuan ke murid mengenai seragam sekolah.
Seluruh siswa diwajibkan menggunakan baju muslim selama ramadan. Ketua PTM SDN
Cikini 02, Ikin Waskin, membenarkan surat edaran dan kesalahan teknis itu.
"Itu kesalahan dari redaksi kami l, sebenanrya bukan semua murid tapi murid yang muslim saja pakai pakaian muslim," ucap Ikin saat diwawancarai di
SDN 02 Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis 7 April 2022.
Baca:
SMKN 51 Jakarta Timur Gelar PTM 100% Hari Ini
Ikin menerangkan kesalahan tersebut telah disampaikan kepada pengawas. Dia menyebut kegiatan ramadan hanya diikuti oleh siswa muslim saja.
"Itu sudah disampaikan dan pengawas juga masih dalam arti tidak ada masalah sebenarnya. Karena memang kegiatan di bulan ramadan kita melakukan itu untuk yang muslim, kalau yang muslim ada gurunya, suka ada kegiatan beda lagi, kami pisahkan," katanya.
Ikin mengatakan jajaranya telah memberikan penjelasan kepada orang tua siswa. Dia menyebut kegiatan selama ini tetap berlangsung baik.
"Sempat ada orang tua yang non muslim menanyakan hal tersebut. Tapi kami sudah jelaskan itu ada kesalahan redaksi kami yang menyampaikan kurang tepat," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)