Presiden Joko Widodo (kanan) mengucapkan selamat kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (kiri) usai pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu 19 November 2014. Antara Foto/Widodo S. Jusuf
Presiden Joko Widodo (kanan) mengucapkan selamat kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (kiri) usai pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu 19 November 2014. Antara Foto/Widodo S. Jusuf

Ahok tak Selalu Ikuti Saran Jokowi

LB Ciputri Hutabarat • 08 Agustus 2016 11:33
medcom.id, Jakarta: Joko Widodo sempat menyampaikan kepada Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bahwa menjadi calon gubernur dari perseorangan berisiko. Ahok pada akhirnya memang ikut Pilkada DKI dengan didukung partai politik, tetapi menurutunya, keputusan itu ia ambil bukan karena Jokowi.
 
"Pak Jokowi ngomong ada risiko kalau lewat independen," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (8/8/2016).
 
Ahok mengaku tak selalu mengikuti saran Jokowi. Jokowi juga tidak memaksanya agar ikut Pilkada lewat jalur partai politik. Sebab, pencalonan Ahok sebagai gubernur tidak ada kaitannya dengan kapasitas Jokowi sebagai Presiden RI.

"Kecuali dia (Jokowi) gubernur memutuskan kebijakan, saya harus ikut, tetapi kalau untuk urusan saya (pribadi), dia hanya kasih bayangan saja," ujar Ahok.
 
Ahok tak Selalu Ikuti Saran Jokowi
Ahok dan perwakilan partai pendukung dan relawan Teman Ahok, Rabu 27 Juli 2016. Antara Foto/Reno Esnir
 
Ahok memutuskan ikut Pilkada didukung partai politik karena beberapa hal, salah satunya verifikasi faktual calon perseorangan menggunakan sistem sensus. Panitia Pemungutan Suara (PPS) menemui langsung setiap pendukung calon. Atau pendukung melapor ke PPS setempat.
 
Aturan mengenai verifikasi faktual tertuang dalam Pasal 48 Undang-Undang tentang Pemilihan Kepala Daerah.
 
"Kalau tidak ditemui berarti verifikasinya cacat hukum. Kalau verifikasi cacat hukum, pencalonannya juga cacat," kata Ahok.
 
Menurut Ahok, pemahaman syarat calon kepala daerah dari jalur independen mungkin berbeda-beda, sehingga langkah calon kepala daerah dari jalur independen rentan dijegal. Ahok menghindari orang atau kelompok yang memanfaatkan perbedaan penafsiran ini agar dirinya tidak ikut Pilkada DKI 2017.
 
Relawan Teman Ahok sudah mengumpulkan satu juta KTP sebagai modal Ahok ikut Pilkada DKI 2017. Namun pada Kamis 27 Juli ia menyatakan ikut Pilkada dengan partai politik sebagai kendaraan.
 
Tiga partai yang berjanji mengusung Ahok, yakni Golkar, NasDem, dan Hanura. Sedangkan relawan Teman Ahok masuk tim pemenangan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TRK)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan