medcom.id, Jakarta: Pemerintah Belanda dipastikan bersedia memberikan hibah (grand) studi proyek pelabuhan Port of Jakarta. Studi proyek raksasa pelabuhan di utara Jakarta ini segera dimulai. Proyek bakal dibangun secara terintegrasi di kawasan reklamasi Pulau O, P dan Q serta N.
Dirut PT Jakarta Propertindo Satya Heragandhi mengatakan, Pemprov DKI Jakarta ingin punya pelabuhan bertaraf internasional. Pihaknya telah bekerja sama dengan PT KEK Marunda, PT BEEM dan PT Ismac untuk pembangunan Reklmasi Pulau O.
“Studi kelayakan segera dimulai. PT Jakpro sebagai pemegang persetujuan prinsip dan Koordinator Pulau O,” kata Satya usai penandatanganan nota kesepahaman antara PT Jakarta Propertindo, PT Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Marunda Jakarta, PT Bhakti Bangun Era Mulia dan PT ISMAC, Jumat (18/11/2016).
Kerja sama ini, kata Satya, merupakan wujud realisasi rencana Pemprov DKI Jakarta membangun Port of Jakarta. Hal ini, sejalan dengan rencana Pemerintah Belanda yang memberikan hibah berupa studi atas Port of Jakarta.
Satya mengungkapkan, PT KEK Marunda telah memiliki izin prinsip pulau P dan Q, sementara izin prinsip pengelolaan Pulau N berada di PT Pelabuhan Indonesia II.
“Jadi studi Belanda tersebut dilakukan secara terintegrasi. Kami melihat pulau O, P dan Q dapat dikembangkan menjadi pelabuhan dan dimungkinkan pula terintegrasi dengan Pulau N milik PT Pelindo II,” ujar Satya.
Berdasarkan data dari persetujuan prinsip yang diterbitkan, reklamasi Pulau O dilakukan oleh PT Jakpro dengan luas 100 hektare, KEK Marunda sendiri memiliki lahan konsesi reklamasi seluas 137 hektare, sedangkan PT Bhakti Bangun Era Mulia memiliki luasa konsesi sekitar 88 hektare, dan PT Ismac memiliki luasan reklamasi sekitar 19 hektare.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menerima kunjungan Wali Kota Rotterdam Ahmed Aboutaleb di Balai Kota, pada 24 Agustus. Dalam pertemuan itu, Ahok mengaku membahas konsep reklamasi serta pembangunan pelabuhan baru di Ibu Kota.
Ahok berencana membangun pelabuhan seluas 100 hektare. Pulau hasil reklamasi itu tidak jauh dari kawasan Marunda dan Tanjung Priok.
Pelabuhan ini nantinya akan jadi pusat logistik, bukan hanya untuk Jakarta, tetapi juga daerah sekitar, seperti Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Selain itu, pembangunan pelabuhan baru itu juga untuk mendukung operasional Pelabuhan Tanjung Priok.
"Jadi, Jakarta kan sudah hampir 60-70 persen keluar masuk barang logistik di Jakarta, tapi kurang. Ini juga akan membantu tol lautnya Presiden Jokowi," kata Ahok.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/GbmAZZob" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
medcom.id, Jakarta: Pemerintah Belanda dipastikan bersedia memberikan hibah (grand) studi proyek pelabuhan Port of Jakarta. Studi proyek raksasa pelabuhan di utara Jakarta ini segera dimulai. Proyek bakal dibangun secara terintegrasi di kawasan reklamasi Pulau O, P dan Q serta N.
Dirut PT Jakarta Propertindo Satya Heragandhi mengatakan, Pemprov DKI Jakarta ingin punya pelabuhan bertaraf internasional. Pihaknya telah bekerja sama dengan PT KEK Marunda, PT BEEM dan PT Ismac untuk pembangunan Reklmasi Pulau O.
“Studi kelayakan segera dimulai. PT Jakpro sebagai pemegang persetujuan prinsip dan Koordinator Pulau O,” kata Satya usai penandatanganan nota kesepahaman antara PT Jakarta Propertindo, PT Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Marunda Jakarta, PT Bhakti Bangun Era Mulia dan PT ISMAC, Jumat (18/11/2016).
Kerja sama ini, kata Satya, merupakan wujud realisasi rencana Pemprov DKI Jakarta membangun Port of Jakarta. Hal ini, sejalan dengan rencana Pemerintah Belanda yang memberikan hibah berupa studi atas Port of Jakarta.
Satya mengungkapkan, PT KEK Marunda telah memiliki izin prinsip pulau P dan Q, sementara izin prinsip pengelolaan Pulau N berada di PT Pelabuhan Indonesia II.
“Jadi studi Belanda tersebut dilakukan secara terintegrasi. Kami melihat pulau O, P dan Q dapat dikembangkan menjadi pelabuhan dan dimungkinkan pula terintegrasi dengan Pulau N milik PT Pelindo II,” ujar Satya.
Berdasarkan data dari persetujuan prinsip yang diterbitkan, reklamasi Pulau O dilakukan oleh PT Jakpro dengan luas 100 hektare, KEK Marunda sendiri memiliki lahan konsesi reklamasi seluas 137 hektare, sedangkan PT Bhakti Bangun Era Mulia memiliki luasa konsesi sekitar 88 hektare, dan PT Ismac memiliki luasan reklamasi sekitar 19 hektare.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menerima kunjungan Wali Kota Rotterdam Ahmed Aboutaleb di Balai Kota, pada 24 Agustus. Dalam pertemuan itu, Ahok mengaku membahas konsep reklamasi serta pembangunan pelabuhan baru di Ibu Kota.
Ahok berencana membangun pelabuhan seluas 100 hektare. Pulau hasil reklamasi itu tidak jauh dari kawasan Marunda dan Tanjung Priok.
Pelabuhan ini nantinya akan jadi pusat logistik, bukan hanya untuk Jakarta, tetapi juga daerah sekitar, seperti Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Selain itu, pembangunan pelabuhan baru itu juga untuk mendukung operasional Pelabuhan Tanjung Priok.
"Jadi, Jakarta kan sudah hampir 60-70 persen keluar masuk barang logistik di Jakarta, tapi kurang. Ini juga akan membantu tol lautnya Presiden Jokowi," kata Ahok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)