medcom.id, Jakarta: Seorang ibu, sambil menggendong balita, berniat naik bus TransJakarta menggunakan Kartu Jakarta Pintar (KJP) di Halte Slipi Petamburan. Ibu itu juga membawa serta seorang kerabat perempuannya yang lebih tua.
Awalnya, ia melakukan tap untuk kerabatnya yang berusia sekitar 50 tahun. Kerabatnya itu pun sukses masuk ke halte TransJakarta.
Namun, proses tapping tidak berhasil saat ibu itu hendak masuk halte. Beberapa kali ia mencoba menempelkan kartunya di mesin tap TransJakarta, hasilnya sama saja, pintu bergeming.
Petugas TransJakarta kemudian mendekati si ibu dan mengingatkan, bahwa naik TransJakarta menggunakan KJP hanya bisa untuk satu orang. Seharusnya, KJP hanya digunakan oleh siswa pemegang KJP.
"Itu (KJP) mungkin sudah di-setting dari sananya untuk satu orang, bu. Baru bisa dipakai lagi setelah dua jam," kata petugas TransJakarta di Halte Slipi Petamburan, Jakarta Barat, Selasa (17/1/2017).
Namun, ibu itu menyanggah. Menurutnya, ia biasa menggunakan KJP untuk naik TransJakarta lebih dari seorang.
Petugas TransJakarta pun memilih mengalah. Karena KJP itu masih tidak bisa digunakan, akhirnya si ibu mengeluarkan uang elektronik lainnya untuk membayar tarif bus TransJakarta.
Saat akan dikonfirmasi, apakah ia biasa menggunakan KJP, ibu itu bungkam. Ia buru-buru masuk bus TransJakarta yang sudah berada di depannya.
Sementara itu, Humas PT TransJakarta Wibowo menjelaskan, layanan gratis Transjakarta bagi penerima KJP hanya bisa digunakan untuk pemegang kartu saja. "Tidak boleh digunakan di luar aturan," katanya.
TransJakarta, lanjut Wibowo, sudah menggunakan sistem 'one man one ticket'. Dengan demikian, KJP dapat diatur pemanfaatannya sesuai ketentuan.
Guna mengantisipasi penyalahgunaan KJP terulang lagi, petugas TranJakarta juga perlu mengedukasi warga. "Petugas Transjakarta harus memberikan pemahaman kepada masyarakat," tegas Wibowo.
medcom.id, Jakarta: Seorang ibu, sambil menggendong balita, berniat naik bus TransJakarta menggunakan Kartu Jakarta Pintar (KJP) di Halte Slipi Petamburan. Ibu itu juga membawa serta seorang kerabat perempuannya yang lebih tua.
Awalnya, ia melakukan
tap untuk kerabatnya yang berusia sekitar 50 tahun. Kerabatnya itu pun sukses masuk ke halte TransJakarta.
Namun, proses
tapping tidak berhasil saat ibu itu hendak masuk halte. Beberapa kali ia mencoba menempelkan kartunya di mesin
tap TransJakarta, hasilnya sama saja, pintu bergeming.
Petugas TransJakarta kemudian mendekati si ibu dan mengingatkan, bahwa naik TransJakarta menggunakan KJP hanya bisa untuk satu orang. Seharusnya, KJP hanya digunakan oleh siswa pemegang KJP.
"Itu (KJP) mungkin sudah di-setting dari sananya untuk satu orang, bu. Baru bisa dipakai lagi setelah dua jam," kata petugas TransJakarta di Halte Slipi Petamburan, Jakarta Barat, Selasa (17/1/2017).
Namun, ibu itu menyanggah. Menurutnya, ia biasa menggunakan KJP untuk naik TransJakarta lebih dari seorang.
Petugas TransJakarta pun memilih mengalah. Karena KJP itu masih tidak bisa digunakan, akhirnya si ibu mengeluarkan uang elektronik lainnya untuk membayar tarif bus TransJakarta.
Saat akan dikonfirmasi, apakah ia biasa menggunakan KJP, ibu itu bungkam. Ia buru-buru masuk bus TransJakarta yang sudah berada di depannya.
Sementara itu, Humas PT TransJakarta Wibowo menjelaskan, layanan gratis Transjakarta bagi penerima KJP hanya bisa digunakan untuk pemegang kartu saja. "Tidak boleh digunakan di luar aturan," katanya.
TransJakarta, lanjut Wibowo, sudah menggunakan sistem 'one man one ticket'. Dengan demikian, KJP dapat diatur pemanfaatannya sesuai ketentuan.
Guna mengantisipasi penyalahgunaan KJP terulang lagi, petugas TranJakarta juga perlu mengedukasi warga. "Petugas Transjakarta harus memberikan pemahaman kepada masyarakat," tegas Wibowo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NIN)