medcom.id, Jakarta: Ngeri. Perasaan itu muncul saat kami melintas di kawasan rumah indekos di Jalan Syahdan, Palmerah, Jakarta Barat. Seperti di Gang Keluarga RT 06/RW12, beberapa tiang PLN tampak miring sekitar 15 derajat. Penyebabnya, puluhan kabel menumpang di sana.
Dari tiang-tiang PLN yang ada di sana, kabel-kabel tersebut menuju bangunan-bangunan bertingkat yang dijadikan sebagai tempat indekos. Alur kabel tidak teratur, seenak yang memasangnya.
Bahkan, ada belasan kabel yang menjuntai sekitar 2 meter dari jalan tersebut. Hal itu membahayakan orang yang melintas.
"Sudah lama memang saya khawatir tiang-tiang ini roboh. Apalagi, kabel-kabelnya kusut begini, khawatir bahaya korslet," kata Edward, 21, salah satu penghuni rumah indekos di Gang Keluarga, akhir pekan lalu.
Masalah itu, menurut Humas PLN Pandu, memang merepotkan. Pihaknya sering melakukan penertiban di sana. Tiang PLN sering ditumpangi kabel telematika (internet), telepon, dan TV berbayar.
Pengelola rumah indekos di sana berlomba-lomba menawarkan fasilitas untuk menarik calon penghuni, seperti pendingin ruangan (air conditioner/AC), internet, dan TV berbayar.
"Mereka tidak punya tiang sendiri. Makanya mereka menumpang ke tiang listrik kami (PLN)," kata Pandu kesal.
Baca: Ahok Ancam Potong Kabel Utilitas Semrawut
Saat melakukan penertiban, ungkap Pandu, PLN dalam satu hari bisa mengumpulkan ribuan meter kabel liar. Tak lama, puluhan kabel kembali menumpang di tiang milik PLN. Pihaknya kembali melakukan penertiban dan besoknya kembali lagi kabel-kabel liar menumpang di sana.
Persoalan itu juga membuat Kepala Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta Yuli Hartono pening karena setiap hari selalu saja banyak masalah.
"Saya pun pusing mengurus kabel tersebut. Setiap hari banyak masalah. Pengawasannya ada di Dinas/Sudin Bina Marga. Selama ini kami hanya bantu merapikan kabel saja biar tidak makin ruwet," imbuh Yuli.
Menurut Yuli, selama ini perusahaan multimedia secara bebas menarik kabel untuk pelanggan tanpa ada pengawasan. Ia berharap pengawasan bisa dilakukan secara terus menerus.
Dinas Bina marga berencana mengatur aturan tersebut sehingga kabel tidak akan ada di atas lagi, tetapi di bawah.
Kini kawasan Palmerah telah berubah menjadi kawasan hunian, khususnya bagi mahasiswa Universitas Bina Nusantara. Seiring dengan banyaknya hunian indekos, pembangunan rumah makan dan kafe semakin menjamur.
Sayangnya, pengawasan perkabelan di area tersebut masih kurang. Ada dugaan daerah itu jadi sarana pungutan liar sehingga kabel yang kasatmata berseliweran.
Jangan sampai keruwetan kabel di sana menimbulkan korslet yang memicu kebakaran besar. Lalu pemangku kepentingan saling menyalahkan.
medcom.id, Jakarta: Ngeri. Perasaan itu muncul saat kami melintas di kawasan rumah indekos di Jalan Syahdan, Palmerah, Jakarta Barat. Seperti di Gang Keluarga RT 06/RW12, beberapa tiang PLN tampak miring sekitar 15 derajat. Penyebabnya, puluhan kabel menumpang di sana.
Dari tiang-tiang PLN yang ada di sana, kabel-kabel tersebut menuju bangunan-bangunan bertingkat yang dijadikan sebagai tempat indekos. Alur kabel tidak teratur, seenak yang memasangnya.
Bahkan, ada belasan kabel yang menjuntai sekitar 2 meter dari jalan tersebut. Hal itu membahayakan orang yang melintas.
"Sudah lama memang saya khawatir tiang-tiang ini roboh. Apalagi, kabel-kabelnya kusut begini, khawatir bahaya korslet," kata Edward, 21, salah satu penghuni rumah indekos di Gang Keluarga, akhir pekan lalu.
Masalah itu, menurut Humas PLN Pandu, memang merepotkan. Pihaknya sering melakukan penertiban di sana. Tiang PLN sering ditumpangi kabel telematika (internet), telepon, dan TV berbayar.
Pengelola rumah indekos di sana berlomba-lomba menawarkan fasilitas untuk menarik calon penghuni, seperti pendingin ruangan (air conditioner/AC), internet, dan TV berbayar.
"Mereka tidak punya tiang sendiri. Makanya mereka menumpang ke tiang listrik kami (PLN)," kata Pandu kesal.
Baca:
Ahok Ancam Potong Kabel Utilitas Semrawut
Saat melakukan penertiban, ungkap Pandu, PLN dalam satu hari bisa mengumpulkan ribuan meter kabel liar. Tak lama, puluhan kabel kembali menumpang di tiang milik PLN. Pihaknya kembali melakukan penertiban dan besoknya kembali lagi kabel-kabel liar menumpang di sana.
Persoalan itu juga membuat Kepala Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta Yuli Hartono pening karena setiap hari selalu saja banyak masalah.
"Saya pun pusing mengurus kabel tersebut. Setiap hari banyak masalah. Pengawasannya ada di Dinas/Sudin Bina Marga. Selama ini kami hanya bantu merapikan kabel saja biar tidak makin ruwet," imbuh Yuli.
Menurut Yuli, selama ini perusahaan multimedia secara bebas menarik kabel untuk pelanggan tanpa ada pengawasan. Ia berharap pengawasan bisa dilakukan secara terus menerus.
Dinas Bina marga berencana mengatur aturan tersebut sehingga kabel tidak akan ada di atas lagi, tetapi di bawah.
Kini kawasan Palmerah telah berubah menjadi kawasan hunian, khususnya bagi mahasiswa Universitas Bina Nusantara. Seiring dengan banyaknya hunian indekos, pembangunan rumah makan dan kafe semakin menjamur.
Sayangnya, pengawasan perkabelan di area tersebut masih kurang. Ada dugaan daerah itu jadi sarana pungutan liar sehingga kabel yang kasatmata berseliweran.
Jangan sampai keruwetan kabel di sana menimbulkan korslet yang memicu kebakaran besar. Lalu pemangku kepentingan saling menyalahkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)