Bus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) menunggu penumpang di Terminal Bus Terpadu Pulogebang. (Foto: Antara/Hafidz Mubarak A).
Bus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) menunggu penumpang di Terminal Bus Terpadu Pulogebang. (Foto: Antara/Hafidz Mubarak A).

Terminal Pulogebang, Megah dengan Fasilitas Belum Maksimal

Damar Iradat • 08 April 2017 06:00
medcom.id, Jakarta: Perlahan tapi pasti, Terminal Pulogebang mulai dipenuhi oleh penumpang. Terminal dengan status terbesar se-Asia Tenggara itu kini mulai dijejali oleh penumpang yang akan berangkat ke luar Jakarta.
 
Peningkatan jumlah penumpang sudah tampak sejak mudik libur lebaran tahun lalu, tepatnya pada Juli 2016. Saat itu, jumlah penumpang baru mencapai 68.740 penumpang dalam sebulan.
 
Jumlah tersebut kian meningkat pasca Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melakukan soft launching pada akhir Desember 2016. Jumlah penumpang pada Januari 2017 tercatat sebanyak 151.794 penumpang.

Data terakhir pada bulan Maret, jumlah penumpang yang naik dan turun di Terminal Pulogebang mencapai angka 228.887 penumpang atau tiga kali lipat dari jumlah penumpang pada Juli 2016.
 
Salah satu faktor pelonjakan penumpang di Pulogebang yakni ketegasan pemerintah agar perusahaan otobus (PO) di terminal-terminal bayangan untuk pindah ke Pulogebang. Jika awal tahun 2017 baru ada sekitar 70 PO, kini tercatat sudah ada 116 PO yang bergabung. Faktor lainnya, terminal-terminal bus Antar Kota-Antar Provinsi seperti Pulogadung dan Rawamangun juga sudah tidak melayani keberangkatan dan kedatangan bus.
 
Sayangnya, migrasi penumpang besar-besaran ke terminal yang dibangun di atas lahan seluas 12,6 hektare (ha) itu tak diiringi oleh fasilitas yang belum maksimal. Keluhan-keluhan penumpang soal fasilitas masih saja terdengar.
 
Aris, salah seorang calon penumpang mengeluhkan bagaimana salah satu fasilitas di Terminal Pulogebang belum maksimal. "AC-nya kurang berasa dingin," ungkapnya saat berbincang dengan Metrotvnews.com, Jumat, 7 April 2017.
 
Terminal Pulogebang, Megah dengan Fasilitas Belum Maksimal
(Suasana perusahaan otobus (PO) yang tengah menjajaki tiket kepada para calon penumpang di Terminal Pulogebang. Foto: MTVN/Damar Iradat).
 
Selain fasilitas pendingin ruangan, perihal kebersihan toilet juga mendapat keluhan serupa. Para calon penumpang mengaku, kebersihan toilet di Terminal Pulogebang masih jauh dari kata layak.
 
Noda-noda bekas sepatu dari para calon penumpang masih terlihat di lantai di beberapa toilet. Bau pesing juga sempat tercium meski tidak terlalu sengat.
 
Kepala Unit Pengelola Terminal Pulogebang, Ismanto menyadari hal tersebut. Ia mengaku banyak fasilitas yang belum dioperasikan secara maksimal.
 
Yang menjadi kendala, jelas Ismanto adalah aspek perawatan untuk berbagai fasilitas tersebut. Dibutuhkan dana yang tidak kecil untuk merawat berbagai fasilitas yang ada di terminal tipe A itu.
 
"Aspek maintenance itu costly. Listrik saja kita butuh hampir ratusan juta, posisi sekarang aja sudah di angka Rp300 jutaan lebih. AC untuk mengembalikan ke posisi nol ke para vendor sudah hampir Rp1 miliar lebih," terang Ismanto.
 
Ia mengakui saat ini masalah pembiayaan perawatan operasional Terminal Pulogebang masih menjadi urusan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Pihak pengelola tidak bisa meminta anggaran seenaknya saja.
 
Untuk pembiayaan perawatan berbagai fasilitas di Terminal Pulogebang tentu saat ini masih perlu dibahas dalam APBD. Itu pun anggaran untuk tahun 2018, bukan tahun 2017.
 
Selain itu, masalah pemeliharaan toilet yang belum sepenuhnya bersih, hal tersebut juga disebabkan oleh minimnya jumlah petugas kebersihan. Saat ini, jumlah petugas kebersihan baru ada sekitar 24 orang.
 
"Soal toilet, memang solusinya menambah jumlah cleaning service. Ini terminal kan 24 jam, berarti harus tiga shift," terangnya.
 
Terminal Pulogebang, Megah dengan Fasilitas Belum Maksimal
(Kepala Unit Pengelola Terminal Pulogebang, Ismanto. Foto: MTVN/Damar Iradat).
 
Karenanya, pihak pengelola menargetkan untuk tahun ini setidaknya ada 74 petugas kebersihan yang bekerja di Terminal Pulogebang.
 
Di luar dua fasilitas tadi, pihak pengelola juga menyadari akan adanya ancaman tindak pidana di dalam terminal. Bukan tidak mungkin, jumlah penumpang yang terus meningkat akan mendatangkan pelaku-pelaku kriminal ke terminal.
 
Pihak pengelola beberapa kali mendapat laporan adanya copet di dalam terminal dari calon penumpang. Oleh karena itu, sistem keamanan bakal diperkuat.
 
"Memang yang pasti, kita ada keinginan IT system, salah satunya CCTV. Secara jumlah masih banyak titik-titik yang harus di-cover," kata Ismanto.
 
Selain sistem keamanan, jumlah petugas keamanan pun bakal ditingkatkan, yang tadinya hanya 21 orang, rencananya petugas keamanan bakal ditingkatkan menjadi 84 orang. Selain itu, pihak pengelola juga bakal bekerja sama dengan TNI-Polri untuk membantu menjaga keamanan.
 
"Kalau bisa permanen. Artinya sepanjang hari (terdapat petugas TNI-Polri). Terminal seluas ini dan aktivitas manusianya, bisa aja ada yang kecopetan dan lain-lain. kita akui itu. Kehadiran mereka (TNI-Polri) juga bisa menekan angka kriminalitas," tandasnya.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan