Jakarta: Wakil Panitia Khusus Wakil Gubernur (Pansus Wagub) DKI Jakarta, Bestari Barus tak terima disindir lambat bekerja. Dia menyebut lamanya proses pemilihan wakil gubernu DKI karena Partai Gerindra dan PKS selaku partai pengusung lelet dalam bersepakat.
"Di sini pansus baru beberapa hari. Kalau DKI kan (lama) karena ketidakmampuan kedua partai pengusung bersepakat hingga mundurnya empat sampai lima bulan. Jadi lama bukan karena pansusnya," kata Bestari saat dihubungi, Jakarta, Selasa, 28 Mei 2019.
Terkait sindiran cawagub DKI Ahmad Syaikhu, Ketua Fraksi NasDem DKI ini menyebut Syaikhu tidak tahu aturan. Dia bahkan sangsi Syaikhu bisa memimpin Jakarta.
"Makanya saya keberatan sama Syaikhu itu, masa dibilang pansus lambat. Dia enggak mengerti aturan terus bilang pansus lambat. Pansus ini baru kok. Kaya gitu ingin mimpin Jakarta, gagal paham, ya susah," ucap Bestari.
Pansus Wagub saat ini masih mencari formula untuk menyusun tata tertib pemilihan. Mereka juga melakukan studi banding ke Riau dan provinsi lain yang lebih dulu menggelar pansus wagub.
Sebelumnya, Syaikhu mengkritik kinerja pansus. Menurut dia, proses pemilihan wagub DKI terlalu lama.
"Sudah sangat terlalu lama. Sementara persoalan di DKI banyak hal yang harus ditangani," kata Syaikhu.
Mantan Wakil Wali Kota Bekasi ini minta pansus lebih gesit. Sebab, banyak pekerjaan yang harus diselesaikan Pemprov DKI Jakarta. Dia menegaskan siap membantu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan jika terpilih.
"Ya mudah-mudahanlah, itu makanya teman-teman di Dewan bisa cepet menyelesaikan pansus. Kemudian juga panlih-nya segera dibentuk dan sesuai dengan aturan yang dibuat itu segera dipilih wagub yang disepakati," pungkas Syaikhu.
Jakarta: Wakil Panitia Khusus Wakil Gubernur (Pansus Wagub) DKI Jakarta, Bestari Barus tak terima disindir lambat bekerja. Dia menyebut lamanya proses pemilihan wakil gubernu DKI karena Partai Gerindra dan PKS selaku partai pengusung lelet dalam bersepakat.
"Di sini pansus baru beberapa hari. Kalau DKI kan (lama) karena ketidakmampuan kedua partai pengusung bersepakat hingga mundurnya empat sampai lima bulan. Jadi lama bukan karena pansusnya," kata Bestari saat dihubungi, Jakarta, Selasa, 28 Mei 2019.
Terkait sindiran cawagub DKI Ahmad Syaikhu, Ketua Fraksi NasDem DKI ini menyebut Syaikhu tidak tahu aturan. Dia bahkan sangsi Syaikhu bisa memimpin Jakarta.
"Makanya saya keberatan sama Syaikhu itu, masa dibilang pansus lambat. Dia enggak mengerti aturan terus bilang pansus lambat. Pansus ini baru kok. Kaya gitu ingin mimpin Jakarta, gagal paham, ya susah," ucap Bestari.
Pansus Wagub saat ini masih mencari formula untuk menyusun tata tertib pemilihan. Mereka juga melakukan studi banding ke Riau dan provinsi lain yang lebih dulu menggelar pansus wagub.
Sebelumnya, Syaikhu mengkritik kinerja pansus. Menurut dia, proses pemilihan wagub DKI terlalu lama.
"Sudah sangat terlalu lama. Sementara persoalan di DKI banyak hal yang harus ditangani," kata Syaikhu.
Mantan Wakil Wali Kota Bekasi ini minta pansus lebih gesit. Sebab, banyak pekerjaan yang harus diselesaikan Pemprov DKI Jakarta. Dia menegaskan siap membantu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan jika terpilih.
"Ya mudah-mudahanlah, itu makanya teman-teman di Dewan bisa cepet menyelesaikan pansus. Kemudian juga panlih-nya segera dibentuk dan sesuai dengan aturan yang dibuat itu segera dipilih wagub yang disepakati," pungkas Syaikhu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)