Jembatan penyeberangan orang (JPO) stasiun Tanjung Barat.
Jembatan penyeberangan orang (JPO) stasiun Tanjung Barat.

Solusi Konkret Masalah JPO Stasiun Tanjung Barat

Riyan Ferdianto • 27 Mei 2016 17:18
medcom.id Jakarta: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama Kementerian Perhubungan dan PT KAI sepakat menyambung jembatan penyeberangan orang (JPO). Sebab, sejak PT KAI melakukan sterilisasi Stasiun Tanjung Barat, akses warga yang ingin menyeberang terputus.
 
Selama ini warga yang tinggal di Jalan Tanjung Barat Selatan, tepatnya di depan perumahan Tanjung Mas Raya, harus menyebrang jalan raya dan rel kereta jika ingin ke arah Pasar Minggu. Namun, sejak lima bulan lalu akses itu ditutup PT KAI dengan membangun JPO. Akibatnya, warga harus masuk ke stasiun dan terpaksa beli tiket kereta jika ingin menyeberang.
 
Solusi Konkret Masalah JPO Stasiun Tanjung Barat
 
Kepala Stasiun Tanjung Barat Suardi mengatakan, sudah ada koordinasi antara Kementerian Perhubungan, Pemprov DKI, dan PT KAI. ‎"Dari Kemenhub tadi sudah ke sini melihat JPO ini, kemungkinan besar disambungkan. Sudah ambil gambar juga," kata Suardi, Jumat (27/5/2016).
 
Suardi tidak tahu kenapa akses JPO itu hanya menuju stasiun. Namun, dia memastikan penyambungan JPO bagian timur dan barat itu tidak akan mengganggu commuterline. "Sama sekali tidak mengganggu commuterline," ujar Suardi.
 
Solusi Konkret Masalah JPO Stasiun Tanjung Barat
 
Suardi berharap, komunikasi antara Kementerian Perhubungan dan Pemprov DKI berjalan lancar. Sehingga warga sekitar tidak perlu membeli tiket seharga Rp2 ribu hanya untuk menyebarang.
 
 "Mudah-mudahan berjalan lancar dan segera dibangun," kata Suardi.‎
 
Wakil Kepala Stasiun Tanjung Barat Ahmad mengakui warga yang menyeberang terpaksa beli tiket kereta. Karena mereka harus melintasi gerbang tiketing. "Tidak benar jika warga yang ingin melintasi JPO harus bayar, bayar itu karena masuk ke dalam area stasiun," ujar Ahmad
 
Ahmad mengatakan, Stasiun Tanjung Barat menjadi stasiun percontohan. Frekuensi kereta yang melintas 3-5 menit sekali.  "Kebijakan ini sudah berjalan lima bulan. Awalnya ada beberapa warga yang protes. Tapi kami jelaskan soal melintas di stasiun sebagai bagian sterilisasi," kata Ahmad.

Solusi Konkret Masalah JPO Stasiun Tanjung Barat
 
Ia mengungkapkan, setiap hari ada 11 ribu warga yang naik turun di Stasiun Tanjung Barat. Sedangkan warga yang sekedar menyeberang hanya puluhan. "Warga juga sedikit yang menyebrang, hanya puluhan saja," kata Ahmad.
 
Warga Tanjung Barat, Rahmano ,34, mengaku terpaksa membayar Rp 2 ribu untuk menyeberang.
"Terpaksa mas, dari pada dua kali naik angkot, padahal Cuma mau nyeberang ke sana saja. Karena sepanjang jalur kereta ini sudah di pagar. Kalau mau nyeberang harus di pintu perlintasan kereta depan Kampus IISIP," ujar Rahmano.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FZN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan