medcom.id, Jakarta: Pemerintah dinilai perlu memperbanyak ruang interaksi yang aman dan layak untuk anak. Ruang publik yang ramah dapat menekan tindak kekerasan pada anak.
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Seto Mulyadi mengatakan, Indonesia butuh Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA). Pasalnya, tak sedikit pelaku kekerasan baik fisik maupun seksual masih di bawah umur.
"Taman ramah anak bisa menekan anak-anak berkonflik dengan hukum. Mereka bisa menyalurkan kegiatannya di sana," kata Seto kepada Metrotvnews.com, Selasa (10/5/2016).
Foto: Antara/Widodo S Jusuf
Pria yang akrab dipanggil Kak Seto itu menambahkan, selain anak, remaja juga perlu ruang bermain dan kreativitas. Remaja, lanjut Kak Seto, bisa menuangkan energinya melalui olah raga atau kesenian.
"Remaja identik dengan energi yang meledak-ledak. Maka perlu dibuatkan gelanggang olah raga atau kesenian seperti yang dibangun zaman Gubernur Ali Sadikin," ujarnya.
Pria kelahiran Klaten, Jawa Tengah itu mengatakan, dilampiaskannya energi pada hal yang positif, tingkat kekerasan maupun kejahatan yang dilakukan remaja bisa berkurang. Ia juga meminta agar taman ramah anak tak hanya di DKI Jakarta tapi juga di seluruh kota.
"Perlu dikembangkan itu (RPTRA). Agar yang tadinya suka tawuran, ikut geng motor, atau pakai narkoba bisa jadi olahragawan, pemain teater atau yang lainnya," kata Kak Seto.
Foto: MI/Arya
Menurut Seto, anak-anak yang mendapatkan hak bermain akan tumbuh dengan sehat. "Bermain bisa meningkatkan kecerdasan emosional. Jadi enggak ada lagi anak-anak yang tawuran, seks bebas, narkoba, dan lainnya," jelas Kak Seto.
Ia menambahkan, pendidikan seks pada anak juga sangat dibutuhkan. Anak harus kenal dengan seluruh bangian tubuhnya. "Mana boleh dilihat, mana yang tidak. Mana yang boleh disentuh orang lain mana yang tidak," tandasnya.
RPTRA memiliki kelebihan dibandingkan taman biasa, karena dilengkapi ruang interaksi bagi anak-anak maupun remaja. RPTRA diharapkan dapat menjadi pusat interaksi publik sekaligus sebagai media pembelajaran dan pengembangan minat dan bakat anak-anak.
RPTRA didesain dengan konsep modern yang ramah anak dengan dilengkapi berbagai sarana prasarana pendukung, seperti pendopo untuk tempat belajar/pentas anak-anak, sarana olah raga, sekretariat forum anak, taman bacaan masyarakat, jaringan internet, toilet, dan lainnya.
medcom.id, Jakarta: Pemerintah dinilai perlu memperbanyak ruang interaksi yang aman dan layak untuk anak. Ruang publik yang ramah dapat menekan tindak kekerasan pada anak.
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Seto Mulyadi mengatakan, Indonesia butuh Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA). Pasalnya, tak sedikit pelaku kekerasan baik fisik maupun seksual masih di bawah umur.
"Taman ramah anak bisa menekan anak-anak berkonflik dengan hukum. Mereka bisa menyalurkan kegiatannya di sana," kata Seto kepada
Metrotvnews.com, Selasa (10/5/2016).
Foto: Antara/Widodo S Jusuf
Pria yang akrab dipanggil Kak Seto itu menambahkan, selain anak, remaja juga perlu ruang bermain dan kreativitas. Remaja, lanjut Kak Seto, bisa menuangkan energinya melalui olah raga atau kesenian.
"Remaja identik dengan energi yang meledak-ledak. Maka perlu dibuatkan gelanggang olah raga atau kesenian seperti yang dibangun zaman Gubernur Ali Sadikin," ujarnya.
Pria kelahiran Klaten, Jawa Tengah itu mengatakan, dilampiaskannya energi pada hal yang positif, tingkat kekerasan maupun kejahatan yang dilakukan remaja bisa berkurang. Ia juga meminta agar taman ramah anak tak hanya di DKI Jakarta tapi juga di seluruh kota.
"Perlu dikembangkan itu (RPTRA). Agar yang tadinya suka tawuran, ikut geng motor, atau pakai narkoba bisa jadi olahragawan, pemain teater atau yang lainnya," kata Kak Seto.
Foto: MI/Arya
Menurut Seto, anak-anak yang mendapatkan hak bermain akan tumbuh dengan sehat. "Bermain bisa meningkatkan kecerdasan emosional. Jadi enggak ada lagi anak-anak yang tawuran, seks bebas, narkoba, dan lainnya," jelas Kak Seto.
Ia menambahkan, pendidikan seks pada anak juga sangat dibutuhkan. Anak harus kenal dengan seluruh bangian tubuhnya. "Mana boleh dilihat, mana yang tidak. Mana yang boleh disentuh orang lain mana yang tidak," tandasnya.
RPTRA memiliki kelebihan dibandingkan taman biasa, karena dilengkapi ruang interaksi bagi anak-anak maupun remaja. RPTRA diharapkan dapat menjadi pusat interaksi publik sekaligus sebagai media pembelajaran dan pengembangan minat dan bakat anak-anak.
RPTRA didesain dengan konsep modern yang ramah anak dengan dilengkapi berbagai sarana prasarana pendukung, seperti pendopo untuk tempat belajar/pentas anak-anak, sarana olah raga, sekretariat forum anak, taman bacaan masyarakat, jaringan internet, toilet, dan lainnya
.Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(FZN)