Depok: Wacana Kota Depok, Jawa Barat, ingin bergabung ke DKI Jakarta sebagai Jakarta Raya kembali mencuat. Wacana ini muncul lagi dikarenakan fenomena remaja pinggir kota yang menguasai daerah elite Jakarta.
Wali Kota Kota Depok, Mohammad Idris, mengatakan tidak bersatunya pemerintahan Depok dan DKI Jakarta membawa dampak besar. Dua di antaranya adalah penanganan banjir dan kemacetan.
"Selama 15 tahun di Pemerintahan Kota Depok saya merasakan sekali. Sangat sulit dalam hal pembangunan dan penyelesaian persoalan-persoalan jakarta yang terkait dengan Kota Depok. Banjir, macet, apalagi masalah demografi dan permasalahan-permasalahan sosial lainnya,” ujar Idris dalam tayangan Metro Siang di Metro TV, pada Senin, 18 Juli 2022.
Pengamat tata kota Yayat Supriyatna mengatakan, walaupun terdapat keuntungan, ada juga kerugian yang didapat. Kerugian ini antara lain Depok tidak lagi memiliki kekuasaan otonom.
"Status Depok akan terdegradasi menjadi hanya administratif kewilayahan," kata dia.
Selain itu, Depok diperkirakan akan bergantung ke DKI Jakarta dari sisi pendapat asli daerah. Dengan kata lain, Depok akan menjadi benalu bagi Jakarta.
"Tentu kalau digabung dengan Jakarta, APBD-nya akan meningkat, tapi administratif kewilayahan terdegradasi," kata dia.
Baca: Wakil Wali Kota Beberkan Alasan Depok Pantas Gabung ke Jakarta
Yayat menambahkan, Jakarta juga mendapatkan kerugian. Pertambahan jumlah penduduk serta persoalan Kota Depok akan berpindah menjadi persoalan Jakarta
"Beban DKI juga bertambah besar," ujar dia. (Gabriella Carissa Maharani Prahyta)
Depok: Wacana
Kota Depok, Jawa Barat, ingin bergabung ke DKI Jakarta sebagai Jakarta Raya kembali mencuat. Wacana ini muncul lagi dikarenakan fenomena remaja pinggir kota yang menguasai daerah elite Jakarta.
Wali Kota Kota Depok, Mohammad Idris, mengatakan tidak bersatunya pemerintahan Depok dan DKI Jakarta membawa dampak besar. Dua di antaranya adalah penanganan banjir dan kemacetan.
"Selama 15 tahun di Pemerintahan Kota Depok saya merasakan sekali. Sangat sulit dalam hal pembangunan dan penyelesaian persoalan-persoalan jakarta yang terkait dengan Kota Depok. Banjir, macet, apalagi masalah demografi dan permasalahan-permasalahan sosial lainnya,” ujar Idris dalam tayangan Metro Siang di
Metro TV, pada Senin, 18 Juli 2022.
Pengamat tata kota Yayat Supriyatna mengatakan, walaupun terdapat keuntungan, ada juga kerugian yang didapat. Kerugian ini antara lain Depok tidak lagi memiliki kekuasaan otonom.
"Status Depok akan terdegradasi menjadi hanya administratif kewilayahan," kata dia.
Selain itu, Depok diperkirakan akan bergantung ke DKI Jakarta dari sisi pendapat asli daerah. Dengan kata lain, Depok akan menjadi benalu bagi Jakarta.
"Tentu kalau digabung dengan Jakarta, APBD-nya akan meningkat, tapi administratif kewilayahan terdegradasi," kata dia.
Baca:
Wakil Wali Kota Beberkan Alasan Depok Pantas Gabung ke Jakarta
Yayat menambahkan, Jakarta juga mendapatkan kerugian. Pertambahan jumlah penduduk serta persoalan Kota Depok akan berpindah menjadi persoalan Jakarta
"Beban DKI juga bertambah besar," ujar dia.
(Gabriella Carissa Maharani Prahyta) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(UWA)