Jakarta: Pemkot Jakarta Pusat menggelar sidak sejumlah apotek di kawasan Johar Baru dan Cempaka Putih. Sidak yang dipimpin langsung oleh Wali Kota Jakpus, Dhany Sukma itu menemukan 30 produk obat sirop yang dilarang Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) masih beredar.
"Kurang lebih 30 produk. Sirop semua, 3 atau 5 yang direkomendasikan untuk ditarik," kata Dhany di Johar Baru, Kamis, 27 Oktober 2022.
Berdasarkan penemuan ini, kata dia, pihaknya akan terus memantau bersama BPOM di beberapa titik apotek di wilayah Jakarta Pusat. Ia juga berjanji akan terus melakukan pengawasan secara rutin.
"Sudinkes sudah melakukan pemantauan kerja sama dengan BPOM dan kami juga melibatkan aparat di tingkat wilayah, puskesmas baik di kecamatan maupun kelurahan," kata Dhany.
Selain pengawasan, Dhany menyebut Pemkot Jakarta Pusat telah rutin mengedukasi masyarakat untuk lebih menjaga kesehatan. Masyarakat juga diajak untuk cermat dalam memilih obat.
"Kita juga imbau masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan karena kalau kita sehat, kita tidak butuhkan obat-obatan dan yang berikutnya lebih ke orientasi obat-obatan yang sifatnya herbal," ujar dia.
Sementara itu, meski merugi pihak apotek mengaku mendukung adanya penarikan obat-obatan yang mengandung mengandung Etilen Glikol (EG) atau Dietilen Glukol (DEG) berlebih. "Kerugian pasti ada, tapi memang itu resikonya, agar menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," kata Anggi selaku pemilik apotek.
Data terakhir Kemenkes hingga 26 Oktober 2022, DKI Jakarta menjadi penyumbang kasus terbanyak dengan 57 pasien gagal ginjal akut. Sebanyak 27 pasien di antaranya meninggal dunia.
(Rizki Nur Mohamad)
Jakarta: Pemkot
Jakarta Pusat menggelar sidak sejumlah apotek di kawasan Johar Baru dan Cempaka Putih. Sidak yang dipimpin langsung oleh Wali Kota Jakpus, Dhany Sukma itu menemukan 30 produk
obat sirop yang dilarang Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) masih beredar.
"Kurang lebih 30 produk. Sirop semua, 3 atau 5 yang direkomendasikan untuk ditarik," kata Dhany di Johar Baru, Kamis, 27 Oktober 2022.
Berdasarkan penemuan ini, kata dia, pihaknya akan terus memantau bersama
BPOM di beberapa titik apotek di wilayah Jakarta Pusat. Ia juga berjanji akan terus melakukan pengawasan secara rutin.
"Sudinkes sudah melakukan pemantauan kerja sama dengan BPOM dan kami juga melibatkan aparat di tingkat wilayah, puskesmas baik di kecamatan maupun kelurahan," kata Dhany.
Selain pengawasan, Dhany menyebut Pemkot Jakarta Pusat telah rutin mengedukasi masyarakat untuk lebih menjaga kesehatan. Masyarakat juga diajak untuk cermat dalam memilih
obat.
"Kita juga imbau masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan karena kalau kita sehat, kita tidak butuhkan obat-obatan dan yang berikutnya lebih ke orientasi obat-obatan yang sifatnya herbal," ujar dia.
Sementara itu, meski merugi pihak apotek mengaku mendukung adanya penarikan obat-obatan yang mengandung mengandung Etilen Glikol (EG) atau Dietilen Glukol (DEG) berlebih. "Kerugian pasti ada, tapi memang itu resikonya, agar menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," kata Anggi selaku pemilik apotek.
Data terakhir Kemenkes hingga 26 Oktober 2022, DKI Jakarta menjadi penyumbang kasus terbanyak dengan 57 pasien
gagal ginjal akut. Sebanyak 27 pasien di antaranya meninggal dunia.
(
Rizki Nur Mohamad)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(END)