medcom.id, Bogor: Rencana kerja penanganan banjir Jakarta yang dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) melalui Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) terus berlanjut.
Selain rencana besar pembangunan dua waduk yakni Waduk Ciawi (Cipayung) dan Waduk Sukamahi di Megamendung dan Cisarua pada 2017 ini juga, program multiyears normalisasi sungai baik Ciliwung maupun Cisadane terus dilakukan.
Selain itu, revitalisasi situ-situ, baik yang ada di hulu (Bogor) maupun di tengah (Depok) dan di hilir (Jakarta dan Tanggerang) pun akan dikebut.
"Rencana kerja kita di tahun ini adalah normalisasi Kali Ciliwung. Terus mulai pembangunan Waduk Ciawi (Cipayung) dan Waduk Sukamahi di Megamendung dan Cisarua. Kemudian revitalisasi situ-situ," kata Kepala BBWSCC Iskandar, di Bogor, kemarin.
Di 2017, ada tujuh situ di Kabupaten Bogor yang akan direvitalisasi. Secara keseluruhan, di Kabupaten Bogor ada 23 situ yang perlu dinormalisasi. "Dari jumlah itu, hingga tahun ini sudah 16 situ yang dinormalisasi oleh BBWSCC. Ke-16 situ itu berada di wilayah tengah. Jadi, ada tujuh yang tersisa," kata Iskandar.
Hal sama juga akan dilakukan di sejumlah situ yang ada di Tangerang Selatan, Kota Tangerang, dan Kabupaten Tangerang.
"Anggaran untuk normalisasi, karena ini program multiyears, sudah kita mulai sejak dua tahun lalu. Contoh Sungai Cisadane yang memakan anggaran Rp180 miliar. Kalau Ciliwung sudah dari 2013, dan kita perpanjang pada 2017 ini, kurang lebih Rp1,18 triliun. Waduk Ciawi (Cipayung) Rp792 miliar dan Waduk Sukamahi Rp490 miliar," paparnya.
Untuk Sungai Ciliwung, normalisasinya baru berjalan 43% yang pengerjaannya di mulai dari arah hulu, yakni dari kawasan Condet.
"Saat ini kita masuk persiapan untuk merelokasi masyarakat Bukit Duri, dekat SMAN 48. Rencananya akan dilakukan segera," kata Iskandar.
Untuk menyosialisasikan rencana itu, Iskandar mengatakan, pihaknya sudah melakukan pertemuan dengan pemerintah terkait yakni Pemerintah Kota Jakarta Selatan.
"Termasuk dengan masyarakat sekitar. Ada sekitar 346 jiwa yang harus direlokasi dengan luas lahan 700 meter persegi," kata Iskandar.
medcom.id, Bogor: Rencana kerja penanganan banjir Jakarta yang dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) melalui Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) terus berlanjut.
Selain rencana besar pembangunan dua waduk yakni Waduk Ciawi (Cipayung) dan Waduk Sukamahi di Megamendung dan Cisarua pada 2017 ini juga, program multiyears normalisasi sungai baik Ciliwung maupun Cisadane terus dilakukan.
Selain itu, revitalisasi situ-situ, baik yang ada di hulu (Bogor) maupun di tengah (Depok) dan di hilir (Jakarta dan Tanggerang) pun akan dikebut.
"Rencana kerja kita di tahun ini adalah normalisasi Kali Ciliwung. Terus mulai pembangunan Waduk Ciawi (Cipayung) dan Waduk Sukamahi di Megamendung dan Cisarua. Kemudian revitalisasi situ-situ," kata Kepala BBWSCC Iskandar, di Bogor, kemarin.
Di 2017, ada tujuh situ di Kabupaten Bogor yang akan direvitalisasi. Secara keseluruhan, di Kabupaten Bogor ada 23 situ yang perlu dinormalisasi. "Dari jumlah itu, hingga tahun ini sudah 16 situ yang dinormalisasi oleh BBWSCC. Ke-16 situ itu berada di wilayah tengah. Jadi, ada tujuh yang tersisa," kata Iskandar.
Hal sama juga akan dilakukan di sejumlah situ yang ada di Tangerang Selatan, Kota Tangerang, dan Kabupaten Tangerang.
"Anggaran untuk normalisasi, karena ini program multiyears, sudah kita mulai sejak dua tahun lalu. Contoh Sungai Cisadane yang memakan anggaran Rp180 miliar. Kalau Ciliwung sudah dari 2013, dan kita perpanjang pada 2017 ini, kurang lebih Rp1,18 triliun. Waduk Ciawi (Cipayung) Rp792 miliar dan Waduk Sukamahi Rp490 miliar," paparnya.
Untuk Sungai Ciliwung, normalisasinya baru berjalan 43% yang pengerjaannya di mulai dari arah hulu, yakni dari kawasan Condet.
"Saat ini kita masuk persiapan untuk merelokasi masyarakat Bukit Duri, dekat SMAN 48. Rencananya akan dilakukan segera," kata Iskandar.
Untuk menyosialisasikan rencana itu, Iskandar mengatakan, pihaknya sudah melakukan pertemuan dengan pemerintah terkait yakni Pemerintah Kota Jakarta Selatan.
"Termasuk dengan masyarakat sekitar. Ada sekitar 346 jiwa yang harus direlokasi dengan luas lahan 700 meter persegi," kata Iskandar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)