Jakarta: Kepala Ombudsman Perwakilan Jakarta Raya Teguh P Nugroho mendesak Pemprov DKI meniadakan sementara berbagai bentuk penyelenggaraan kegiatan di luar ruang yang berpotensi menyebabkan berkumpulnya warga, seperti hari bebas kendaraan bermotor (HBKB). Penyediaan ruang untuk berolahraga di luar ruang dinilai tidak terlalu dibutuhkan masyarakat.
"Menurut saya aktivitas olahraga baik HBKB di Sudirman-Thamrin, di GBK, maupun yang disebar di 32 lokasi sebaiknya tidak ada untuk sementara waktu," kata Teguh, Kamis, 2 Juli 2020.
Menurut dia, warga lebih baik berolahraga di rumah masing-masing. Hal itu juga lebih aman karena dapat terhindar dari kerumunan masyarakat. Pasalnya, pelaksanaan HBKB di Jalan Jenderal Sudirman-Jalan MH Thamrin pada 21 Juni dan HBKB wilayah dalam bentuk kawasan sepeda di 32 lokasi sama-sama menyedot puluhan ribu pengunjung.
Hal ini dikhawatirkan malah akan menjadi sumber penyebaran baru covid-19 karena protokol kesehatan di acara itu sulit dilakukan. "Ini tidak ada pentingnya menurut saya. Saya lihat kepadatannya luar biasa di sana," ujar dia.
Teguh menyarankan Pemprov DKI mengalihkan tenaga Satpol PP yang diterjunkan ke acara itu untuk mengawasi objek vital, seperti pasar-pasar tradisional dan ruang publik lainnya.
"Dari pada petugasnya di sana mengawasi orang yang santai-santai melanggar protokol kesehatan, lebih baik mengawasi yang jelas-jelas penting seperti pasar yang saat ini memang membutuhkan pengawasan dan pengendalian ketat," tegas dia.
Baca: Alasan CFD Diganti Kawasan Pesepeda
Pada 21 Juni 2020, Pemprov DKI menyelenggarakan HBKB di Jalan Jenderal Sudirman-Jalan MH Thamrin, setelah sejak Maret ditiadakan akibat pandemi covid-19. Kawasan HBKB dipadati sekitar 40 ribu orang.
Setelah itu, Pemprov DKI meniadakan kembali HBKB dan membagi pelaksanaannya dengan konsep penyediaan kawasan pesepeda di 32 titik di lima wilayah. Lagi-lagi pengunjung membeludak hingga mencapai 81 ribu orang.
Jakarta: Kepala Ombudsman Perwakilan Jakarta Raya Teguh P Nugroho mendesak Pemprov DKI meniadakan sementara berbagai bentuk penyelenggaraan kegiatan di luar ruang yang berpotensi menyebabkan berkumpulnya warga, seperti hari bebas kendaraan bermotor (HBKB). Penyediaan ruang untuk berolahraga di luar ruang dinilai tidak terlalu dibutuhkan masyarakat.
"Menurut saya aktivitas olahraga baik HBKB di Sudirman-Thamrin, di GBK, maupun yang disebar di 32 lokasi sebaiknya tidak ada untuk sementara waktu," kata Teguh, Kamis, 2 Juli 2020.
Menurut dia, warga lebih baik berolahraga di rumah masing-masing. Hal itu juga lebih aman karena dapat terhindar dari kerumunan masyarakat. Pasalnya, pelaksanaan HBKB di Jalan Jenderal Sudirman-Jalan MH Thamrin pada 21 Juni dan HBKB wilayah dalam bentuk kawasan sepeda di 32 lokasi sama-sama menyedot puluhan ribu pengunjung.
Hal ini dikhawatirkan malah akan menjadi sumber penyebaran baru covid-19 karena protokol kesehatan di acara itu sulit dilakukan. "Ini tidak ada pentingnya menurut saya. Saya lihat kepadatannya luar biasa di sana," ujar dia.
Teguh menyarankan Pemprov DKI mengalihkan tenaga Satpol PP yang diterjunkan ke acara itu untuk mengawasi objek vital, seperti pasar-pasar tradisional dan ruang publik lainnya.
"Dari pada petugasnya di sana mengawasi orang yang santai-santai melanggar protokol kesehatan, lebih baik mengawasi yang jelas-jelas penting seperti pasar yang saat ini memang membutuhkan pengawasan dan pengendalian ketat," tegas dia.
Baca: Alasan CFD Diganti Kawasan Pesepeda
Pada 21 Juni 2020, Pemprov DKI menyelenggarakan HBKB di Jalan Jenderal Sudirman-Jalan MH Thamrin, setelah sejak Maret ditiadakan akibat pandemi covid-19. Kawasan HBKB dipadati sekitar 40 ribu orang.
Setelah itu, Pemprov DKI meniadakan kembali HBKB dan membagi pelaksanaannya dengan konsep penyediaan kawasan pesepeda di 32 titik di lima wilayah. Lagi-lagi pengunjung membeludak hingga mencapai 81 ribu orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)