Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Ilustrasi. Foto: Medcom.id

Epidemiolog: Indonesia Dibayangi Potensi Tsunami Long Covid

Media Indonesia.com • 15 Juli 2022 16:35
Jakarta: Epidemiolog dari Universitas Griffith, Dicky Budiman, mengingatkan Indonesia terkait potensi covid-19 yang angkanya kini kembali naik. Dia mengatakan jika Indonesia tidak bisa mengendalikan kenaikan kasus covid-19 pada Juli tahun ini, maka harus bersiap menyambut adanya tsunami long covid.
 
Kenaikan kasus ini, kata Dicky, bukan sesuatu yang mengagetkan di era turunan varian Omicron. Sebab di banyak negara, hal serupa juga terjadi. Bahkan lonjakan kasus di negara lain banyak yang lebih parah dari Indonesia.
 
"Tetapi tetap, BA.4 dan BA.5, khususnya, lebih bisa menginfeksi dua kelompok yang sudah divaksin maupun belum divaksin. Bahkan yang sudah kombinasi (sudah divaksin dan terinfeksi), sehingga orang yang terinfeksi ini menjadi lazim dan banyak ditemukan di tengah abainya protokol kesehatan,” kata Dicky dalam keterangan tertulis, Jumat, 15 Juli 2022.
 

Covid-19 Varian Baru Naik, Masyarakat Diminta Perketat Prokes dan Gencarkan 3T

Dicky mengatakan kasus covid-19 di Indonesia seperti situasi puncak gunung es. Minimnya testing dan tracing membuat banyaknya jumlah kasus tak terbaca.

“Dan ini sudah terbukti dengan gelombang-gelombang sebelumnya. Di mana dalam dua tahun pertama dari pandemi, kita tahu angka kematian Indonesia tujuh kali lebih tinggi dari yang ditemukan dari laporan pemerintah. Ini artinya kita harus waspada dan siap untuk menyambut adanya tsunami long covid,” imbuh Dicky.
 
Hal yang perlu diperhatikan kata Dicky, ialah pencegahan infeksi atau mencegah re-infeksi. Bahkan mencegah co-infeksi.
 
“Reinfeksi itu orang terinfeksi lagi, karena itu yang meningkatkan long-covid, juga termasuk co-infeksi yang juga punya potensi jadi long-covid. Ini yang harus dilakukan,” ujar Dicky.
 
Begitu juga di era varian Omicron atau sub-varian selanjutnya, long covid akan menjadi ancaman besar. “Ancaman serius, bukan hanya di masa akut ya, tetapi di masa kronisnya. Dan ini yang akan jadi beban suatu negara. Karena orang sakit kronis, atau katastropik diseases itu makin banyak. Ini yang harus dilihat ya,” papar dia.
 
(MI/Dinda Shabrina)
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan