medcom.id, Jakarta: Selain petahana Basuki Tjahaja Purnama, calon gubernur yang telah mendeklarasikan diri bertarung di Pilkada DKI 2017 dinilai minim pengalaman dalam mengelola daerah. Fakta ini membuat saingan pria yang akrab disapa Ahok itu menggunakan isu suku, agama, rasa, dan antargolongan (SARA).
"Selain Ahok, sekarang itu minim pasangan calon yang memiliki pengalaman mengelola daerah secara baik," kata Koordinator Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Masykuruddin Hafidz dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis (15/9/2016). 
Pengalaman minim calon lain membuat kans Ahok untuk menang semakin besar. Berbagai upaya dilakukan untuk menjegal Ahok, termasuk dengan melemparkan isu SARA.
(kiri-kanan) Koordinator Nasional JPRR Masykurudin Hafidz,Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang, Direktur Lingkar Madani Indonesia (Lima) Ray Rangkuti , Ketua PP Lakpesdam NU Rumadi dan Juru bicara Aspirasi Indonesia Iryanto Djou, menjadi pembicara dalam diskusi di Jakarta, Kamis (15/9). 
Masykuruddin menambahkan, calon yang bertarung paham dengan aturan kampanye yang melarang penggunaan isu SARA untuk menjatuhkan calon lain. Tapi, mereka tetap menggunakan isu ini karena melihat peluang yang ada.
Jakarta, jelas Masykuruddin, punya tiga kubu politik, nasionalis, religius, dan kekaryaan. Kelompok religius diwakili beberapa partai politik, seperti PKS, PKB, PAN, dan PPP.
"Total kursi mereka 29. Kalau direpresentasikan ke pemilih, berarti sebenernya kelompok pemilih di Jakarta yang mempunyai basis keagamaan relatif kuat," ungkapnya. 
Sementara itu, Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti menilai, isu SARA dilemparkan ke publik agar masyarakat melupakan isu utama dalam pilkada, seperti program kerja yang bakal diusung seorang calon.
"Orang jadi lupa mengkritisi yang akan menjadi calon apakah memiliki program yang cukup dan memadai dalam membangun daerah," pungkas Ray. 
  
  
  
    medcom.id, Jakarta: Selain petahana Basuki Tjahaja Purnama, calon gubernur yang telah mendeklarasikan diri bertarung di Pilkada DKI 2017 dinilai minim pengalaman dalam mengelola daerah. Fakta ini membuat saingan pria yang akrab disapa Ahok itu menggunakan isu suku, agama, rasa, dan antargolongan (SARA). 
"Selain Ahok, sekarang itu minim pasangan calon yang memiliki pengalaman mengelola daerah secara baik," kata Koordinator Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Masykuruddin Hafidz dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis (15/9/2016).  
Pengalaman minim calon lain membuat kans Ahok untuk menang semakin besar. Berbagai upaya dilakukan untuk menjegal Ahok, termasuk dengan melemparkan isu SARA.
(kiri-kanan) Koordinator Nasional JPRR Masykurudin Hafidz,Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang, Direktur Lingkar Madani Indonesia (Lima) Ray Rangkuti , Ketua PP Lakpesdam NU Rumadi dan Juru bicara Aspirasi Indonesia Iryanto Djou, menjadi pembicara dalam diskusi di Jakarta, Kamis (15/9).  
Masykuruddin menambahkan, calon yang bertarung paham dengan aturan kampanye yang melarang penggunaan isu SARA untuk menjatuhkan calon lain. Tapi, mereka tetap menggunakan isu ini karena melihat peluang yang ada. 
Jakarta, jelas Masykuruddin, punya tiga kubu politik, nasionalis, religius, dan kekaryaan. Kelompok religius diwakili beberapa partai politik, seperti PKS, PKB, PAN, dan PPP. 
"Total kursi mereka 29. Kalau direpresentasikan ke pemilih, berarti sebenernya kelompok pemilih di Jakarta yang mempunyai basis keagamaan relatif kuat," ungkapnya.  
Sementara itu, Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti menilai, isu SARA dilemparkan ke publik agar masyarakat melupakan isu utama dalam pilkada, seperti program kerja yang bakal diusung seorang calon. 
"Orang jadi lupa mengkritisi yang akan menjadi calon apakah memiliki program yang cukup dan memadai dalam membangun daerah," pungkas Ray. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di 
            
                
                
                    Google News
                
            Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(DRI)