medcom.id, Jakarta: Warga Kelurahan Bukit Duri, Jakarta Selatan diminta membongkar sendiri bangunan rumahnya yang masuk ke dalam trase penertiban untuk normalisasi Kali Ciliwung.
Walikota Jakarta Selatan, Tri Kurniadi mengatakan, imbauan pembongkaran itu disosialisasikan agar masyarakat masih bisa memanfaatkan bahan bangunan untul dijual.
"Yang masih bisa dijual kan lumayan. Daripada kita yang bongkar nanti hancur semua," kata Kurniadi ketika dihubungi, Senin (12/9/2016).
Menurut Kurniadi, sudah beberapa warga yang menjalankan sosialisasi tersebut dengan membongkar sendiri bangunannya untuk dijual kembali ke tengkulak barang bekas.
Kurniadi menyatakan, penertiban bangunan liar di bibir Kali Ciliwung akan jalan terus meskipun ada imbauan dari Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk menunda sementara penertiban karena gugatan warga akan diproses.
Menurutnya, selama tak ada perintah resmi untuk dihentikan, ia menyebut Surat Peringatan ketiga atau SP3 penertiban akan tetap ditertibkan Selasa 13 September serta disusul terbitnya Surat Perintah Bongkar (SPB) sehari setelahnya atau pada Rabu 14 September.
"Kan itu cuma imbauan. Lagi pula ini proyek pemerintah pusat dalam rangka pengendalian banjir. Kami hanya menjalankan," jelas Kurniadi.
Rumah Susun Rawa Bebek di Jakarta Timur--Metrotvnews.com/Riyan Ferdianto
Dari pantauan di lokasi, ratusan bangunan masih berdiri di pinggir Kali Ciliwung, tepatnya di Jalan Bukit Duri Raya. Jalan yang sebagian besar dihuni toko matrial itu seakan tak terusik dengan berita penertiban.
Namun, ada pula sedikit bangunan yang dibongkar pemiliknya sehingga terlihat hanya tinggal rangka dinding yang berdiri.
Baca: Sebagian Warga Bukit Duri Terancam tak Bisa Huni Rusun Rawa Bebek
Salah satu warga yang terlihat membongkar sendiri bangunannya yakni Sobirin, 60. Warga RT05/12 Kelurahan Bukit Duri ini sebenarnya baru memperbaiki rumah kontrakannya, namun, mengetahui info penertiban, ia pun sukarela membongkar bangunannya dan menjual beberapa bahan bangunan seperti genteng asbes, kayu balok, jendela, ubin, dan daun pintu
Tukang ojek yang masih memiliki seorang anak dan seorang istri untuk dinafkahi ini menyatakan sudah sejak lima hari lalu pindah ke Rusunawa Rawabebek, Jakarta Timur. Namun ia mengeluhkan susahnya berusaha disana.
"Jadinya masih mengojek di sekitar Manggarai karena enggak tahu di sana (Rusunawa Rawabebek) mau usaha apa," ungkap Sobirin.
Baca: Ahok Rancang Sendiri Fasilitas Rusun Rawa Bebek
Sobirin menyebut, sebagian warga di RT06/12 masih cukup banyak yang menentang penggusuran. Sobirin pun tak menampik masih menaruh harapan penggusuran bisa dihentikan.
"Biarin deh yang nolak. Mungkin juga yang sedikit nolak itu bisa mewakili kami dan berhasil berhentiin penggusuran," harap Sobirin.
Sobirin mengaku keberatan tinggal di rusun karena harus mengeluarkan biaya ratusan ribu Rupiah untuk pemeliharaan. Padahal ia hanya berprofesi sebagai tukang ojek.
Baca: Mengintip Rusun Rasa Apartemen di Rawa Bebek
medcom.id, Jakarta: Warga Kelurahan Bukit Duri, Jakarta Selatan diminta membongkar sendiri bangunan rumahnya yang masuk ke dalam trase penertiban untuk normalisasi Kali Ciliwung.
Walikota Jakarta Selatan, Tri Kurniadi mengatakan, imbauan pembongkaran itu disosialisasikan agar masyarakat masih bisa memanfaatkan bahan bangunan untul dijual.
"Yang masih bisa dijual kan lumayan. Daripada kita yang bongkar nanti hancur semua," kata Kurniadi ketika dihubungi, Senin (12/9/2016).
Menurut Kurniadi, sudah beberapa warga yang menjalankan sosialisasi tersebut dengan membongkar sendiri bangunannya untuk dijual kembali ke tengkulak barang bekas.
Kurniadi menyatakan, penertiban bangunan liar di bibir Kali Ciliwung akan jalan terus meskipun ada imbauan dari Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk menunda sementara penertiban karena gugatan warga akan diproses.
Menurutnya, selama tak ada perintah resmi untuk dihentikan, ia menyebut Surat Peringatan ketiga atau SP3 penertiban akan tetap ditertibkan Selasa 13 September serta disusul terbitnya Surat Perintah Bongkar (SPB) sehari setelahnya atau pada Rabu 14 September.
"Kan itu cuma imbauan. Lagi pula ini proyek pemerintah pusat dalam rangka pengendalian banjir. Kami hanya menjalankan," jelas Kurniadi.
Rumah Susun Rawa Bebek di Jakarta Timur--Metrotvnews.com/Riyan Ferdianto
Dari pantauan di lokasi, ratusan bangunan masih berdiri di pinggir Kali Ciliwung, tepatnya di Jalan Bukit Duri Raya. Jalan yang sebagian besar dihuni toko matrial itu seakan tak terusik dengan berita penertiban.
Namun, ada pula sedikit bangunan yang dibongkar pemiliknya sehingga terlihat hanya tinggal rangka dinding yang berdiri.
Baca:
Sebagian Warga Bukit Duri Terancam tak Bisa Huni Rusun Rawa Bebek
Salah satu warga yang terlihat membongkar sendiri bangunannya yakni Sobirin, 60. Warga RT05/12 Kelurahan Bukit Duri ini sebenarnya baru memperbaiki rumah kontrakannya, namun, mengetahui info penertiban, ia pun sukarela membongkar bangunannya dan menjual beberapa bahan bangunan seperti genteng asbes, kayu balok, jendela, ubin, dan daun pintu
Tukang ojek yang masih memiliki seorang anak dan seorang istri untuk dinafkahi ini menyatakan sudah sejak lima hari lalu pindah ke Rusunawa Rawabebek, Jakarta Timur. Namun ia mengeluhkan susahnya berusaha disana.
"Jadinya masih mengojek di sekitar Manggarai karena enggak tahu di sana (Rusunawa Rawabebek) mau usaha apa," ungkap Sobirin.
Baca:
Ahok Rancang Sendiri Fasilitas Rusun Rawa Bebek
Sobirin menyebut, sebagian warga di RT06/12 masih cukup banyak yang menentang penggusuran. Sobirin pun tak menampik masih menaruh harapan penggusuran bisa dihentikan.
"
Biarin deh yang nolak. Mungkin juga yang sedikit nolak itu bisa mewakili kami dan berhasil berhentiin penggusuran," harap Sobirin.
Sobirin mengaku keberatan tinggal di rusun karena harus mengeluarkan biaya ratusan ribu Rupiah untuk pemeliharaan. Padahal ia hanya berprofesi sebagai tukang ojek.
Baca:
Mengintip Rusun Rasa Apartemen di Rawa Bebek Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)