Jakarta: Rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan kartu MRT khusus pelajar disambut positif. Para pelajar berharap wacana itu segera terealisasi.
Siti Prasetia Ningsih meminta agar realisasi kartu khusus pelajar diberlakukan secepatnya. Agar pelajar dan mahasiswa tidak merasa terbebani dengan tarif yang dinilainya cukup tinggi.
"Aku baca ada khusus kartu pelajar ya, baiknya harganya dibedakan pelajar dan pekerja. Kan masih belum berpenghasilan, berat harga normal Rp3 ribu-Rp 14 ribu," kata Siti saat ditemui di Stasiun MRT Bunderan Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, Senin, 1 April 2019.
Hal serupa diungkapkan mahasiswa Institut Pertanian Bandung (IPB), Yoga Lesmana, yang menyebut tarif MRT masih tinggi untuk pelajar.
Menurutnya, masyarakat khususnya pelajar dan mahasiswa merasa tarif yang dipatok Pemerintah DKI masih mahal. Yoga menilai tarif tak sebanding dengan jarak tempuh dan jumlah stasiun pemberhentian.
"Kalau segini masih mahal, apalagi buat saya yang belum berpenghasilan. Dan, jaraknya kan juga dekat," ujar Yoga.
Baca: PT MRT Siapkan Tiga Kartu Pembayaran
Yoga mengakui potongan sebesar 50 persen selama sebulan ke depan akan meringankan warga. Namun, dia yakin masyarakat tidak akan meninggalkan kendaraan pribadi jika tarif MRT terlampau mahal.
"Terbantu dengan potongan 50 persen ini. Orang Indonesia mana yang enggak suka gratisan atau potongan," kata Yoga
Sementara itu, bagi pekerja tarif yang dipatok Pemda DKI sudah sesuai dengan ketepatan waktu dan fasilitas yang ditawarkan.
"Masih masuk akal dan terjangkau ya. Karena ketepatan waktu dan durasi perjalanan 30 menit Lebak Bulus-HI masih oke," ujar karyawan swasta, Hutami fitriani.
Mulai hari ini, MRT Jakarta resmi beroperasi secara komersial. Tarif MRT Jakarta Rp10 ribu per 10 kilometer atau Rp14 ribu tarif maksimal. Khusus April 2019, warga masih diberi potongan tarif 50 persen.
Jakarta: Rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan kartu MRT khusus pelajar disambut positif. Para pelajar berharap wacana itu segera terealisasi.
Siti Prasetia Ningsih meminta agar realisasi kartu khusus pelajar diberlakukan secepatnya. Agar pelajar dan mahasiswa tidak merasa terbebani dengan tarif yang dinilainya cukup tinggi.
"Aku baca ada khusus kartu pelajar ya, baiknya harganya dibedakan pelajar dan pekerja. Kan masih belum berpenghasilan, berat harga normal Rp3 ribu-Rp 14 ribu," kata Siti saat ditemui di Stasiun MRT Bunderan Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, Senin, 1 April 2019.
Hal serupa diungkapkan mahasiswa Institut Pertanian Bandung (IPB), Yoga Lesmana, yang menyebut tarif MRT masih tinggi untuk pelajar.
Menurutnya, masyarakat khususnya pelajar dan mahasiswa merasa tarif yang dipatok Pemerintah DKI masih mahal. Yoga menilai tarif tak sebanding dengan jarak tempuh dan jumlah stasiun pemberhentian.
"Kalau segini masih mahal, apalagi buat saya yang belum berpenghasilan. Dan, jaraknya kan juga dekat," ujar Yoga.
Baca: PT MRT Siapkan Tiga Kartu Pembayaran
Yoga mengakui potongan sebesar 50 persen selama sebulan ke depan akan meringankan warga. Namun, dia yakin masyarakat tidak akan meninggalkan kendaraan pribadi jika tarif MRT terlampau mahal.
"Terbantu dengan potongan 50 persen ini. Orang Indonesia mana yang enggak suka gratisan atau potongan," kata Yoga
Sementara itu, bagi pekerja tarif yang dipatok Pemda DKI sudah sesuai dengan ketepatan waktu dan fasilitas yang ditawarkan.
"Masih masuk akal dan terjangkau ya. Karena ketepatan waktu dan durasi perjalanan 30 menit Lebak Bulus-HI masih oke," ujar karyawan swasta, Hutami fitriani.
Mulai hari ini, MRT Jakarta resmi beroperasi secara komersial. Tarif MRT Jakarta Rp10 ribu per 10 kilometer atau Rp14 ribu tarif maksimal. Khusus April 2019, warga masih diberi potongan tarif 50 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)