Jakarta: Sejak digusur Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, warga Kampung Akuarium kini tinggal di bedeng-bendeng yang tidak layak. Mereka berharap shelter yang menjadi tempat penampungan sementara segera rampung.
"Kami di sini hidup di bedeng, tidak layak. Apalagi satu keluarga hidup dalam satu bedeng," kata warga Kampung Akuarium, Dharmadiani, di kawasan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis, 25 Januari 2018.
Dia mengungkapkan saat ini terdapat 107 bedeng yang dihuni oleh ratusan kepala keluarga. Tidak hanya bedeng, mereka juga menempati empat tenda besar. "Sebelumnya ada delapan tenda besar untuk tampung tapi rusak, sisa empat," ujarnya.
Baca: Asa Baru di Kampung Akuarium
Ibu tiga anak ini mengaku telah hidup sejak kecil di Kampung Akuarium. "Harapan kami, tempat ini dijadikan kampung lagi, tidak hanya hunian sementara dan dibangun shelter," ujarnya.
Dia berharap ada komunikasi antara pemerintah dan warga. Sehingga pemerintah tahu apa yang dibutuhkan warga.
"Kami harap pemerintah mau berkolaborasi dengan warga. Jadi ketahuan arah pemerintah ke mana, jangan cuma ke pihak bank, pengusaha saja," kata wanita yang akrab disapa Yani ini.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/akWyZxBN" allowfullscreen></iframe>
Jakarta: Sejak digusur Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, warga Kampung Akuarium kini tinggal di bedeng-bendeng yang tidak layak. Mereka berharap shelter yang menjadi tempat penampungan sementara segera rampung.
"Kami di sini hidup di bedeng, tidak layak. Apalagi satu keluarga hidup dalam satu bedeng," kata warga Kampung Akuarium, Dharmadiani, di kawasan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis, 25 Januari 2018.
Dia mengungkapkan saat ini terdapat 107 bedeng yang dihuni oleh ratusan kepala keluarga. Tidak hanya bedeng, mereka juga menempati empat tenda besar. "Sebelumnya ada delapan tenda besar untuk tampung tapi rusak, sisa empat," ujarnya.
Baca: Asa Baru di Kampung Akuarium
Ibu tiga anak ini mengaku telah hidup sejak kecil di Kampung Akuarium. "Harapan kami, tempat ini dijadikan kampung lagi, tidak hanya hunian sementara dan dibangun shelter," ujarnya.
Dia berharap ada komunikasi antara pemerintah dan warga. Sehingga pemerintah tahu apa yang dibutuhkan warga.
"Kami harap pemerintah mau berkolaborasi dengan warga. Jadi ketahuan arah pemerintah ke mana, jangan cuma ke pihak bank, pengusaha saja," kata wanita yang akrab disapa Yani ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)
